Queen Escape [ Completed ]

...

Mereka sudah berhenti menangis, entah mengapa Ciera rasa mereka memiliki sisi yang lemah pada cerita sedih.

Ciera sampai geleng-geleng kepala.

"Yang mulia aku tau, kau bisa minta tolong pada raja untuk menggunakan kekuatannya. Raja pasti bisa membantu"

Ciera seperti mengingat sesuatu.
Cahaya kunang-kunang yang bisa menyusun diri dan menggambarkan bentuk manusia. Ia melihat Ryan melakukan itu saat mereka ada di rumah kaca. Ralat, Ciera yang mengendap-endap.

Benar, Ryan pasti bisa membantu.
Ciera memang tersenyum tapi senyuman itu langsung berubah dengan wajah menyiyir kesal.

"Minta bantuan pada tua bangka itu? Aku tak pernah percaya padanya"
Mengingat lagi dia begitu tega dan egois.

"Anda hanya harus mencobanya yang mulia. Raja tidak sejahat yang Anda kira"

Ciera mendengus kesal.
"Giedre dia bukan jahat, dia sycopath. Kau tau berapa kali dia berusaha membuat ku mati ha?"

Sekarang ia lebih kesal ketimbang tadi.

Giedre dan Luis saling bertatapan. Mereka sangat mengharapkan kedua orang itu bisa berdamai.

"Yang mulia--"

"Giedre sudah berkali-kali aku bilang panggil saja aku Ciera, kau bisa memakai embel-embel ketika ada orang oke"
Terkadang ia merasa tidak cukup pantas pada gelar setinggi itu.

Ia ingin namanya, cukup namanya.

"Benar, aku akan lakukan itu. Sekarang waktunya makan siang. Ayo, akan ku minta koki membuatkan yogurt dingin"

"Apa aku akan dapat juga?"
Tanya Luis.

Ciera tersenyum.
"Tentu ayo"

Dengan senang hati mereka menuju ruang makan. 
Dan apa yang tidak ia sangka, atau sudah ia duga. Itu dua hal yang berbeda.

Antara dua di atas ia sedikit merasa tidak senang melihat ada Ryan yang sudah duduk manis menikmati apatizer.

Tuan Luis memberikan kode agar Ciera bisa mengungkapkan niatnya untuk minta bantuan.

Ciera menggeleng, mana bisa ia semudah itu bicara sedangkan ia kesal pada orang yang ingin ia mintai tolong.

"Em, apakah tuan Luis bisa makan bersama?"
Malah itu pertanyaan yang diajukan l olehnya.

Ryan mengangguk, ia hanya mengangguk. Tak ada sepatah katapun yang keluar. Ia sepertinya memang tidak mau di ajak berdamai.
Karena jika Ciera pikir lagi, meminta tolong adalah salah satu cara agar mereka memiliki hubungan yang lebih baik dari permusuhan.

Seperti biasanya, tidak ada hal lain selain keheningan ketika menyantap makanan. Tuan Luis sendiri merasa tak nyaman ketika makan. Ia merasakan aura perang di sekelilingnya.

Tuan Luis menatap Ciera lagi, ia berharap gadis itu mau berfikir ulang.
Tapi gadis itu malah menggeleng.

Hingga makan siang selesai, sampai pada akhirnya Ryan meninggalkan ruangan terlebih dahulu tak ada obrolan lain di antara mereka.

"Yang mulia tadi kesempatan yang bagus"
Kata Luis menyayangkan hal tersebut.

"Tidak Luis, dia pasti tidak mau membantu"
Elak Ciera, jika menebak orang jahat seperti Ryan adalah hal paling mudah. Tak mungkin ada jawaban lain selain penolakan.

•••

"Anggur di pulau ship telah siap di panen yang mulia. Para petani memberi kabar jika buahnya selalu segar seperti tahun lalu"