Ciera mengintip-intip dan mengawasi sekelilingnya dengan begitu hati-hati. Tentu ini bukan perilaku yang biasa wanita itu lakukan. Giedre yang ada di dekatnya sampai ikut memperhatikan sekitar berpikir ada sesuatu yang sedang Ciera hindari. Gadis itu terlalu polos membuat mereka berdua lebih terlihat seperti kakak adik, sekilas saja.
"Apa yang kau lakukan?" Ciera bertanya demikian karena melihat Giedre mengikuti dirinya. Ia bertanya dengan sedikit berbisik semakin membuat Giedre percaya Ciera sedang bersembunyi dari sesuatu.
"Itu yang hendak aku tanyakan your highness apa yang anda lakukan?" Giedre membalas pertanyaan Ciera dengan nada suara yang amat kecil juga, bahkan tangannya di dekatkan ke arah bibir agar suara kecilnya bisa di dengar Ciera.
Sungguh lucu, ia tidak bermaksud bermain petak umpet. Ciera hanya sekedar mengamankan suasana, karena ia punya pertanyaan yang sedikit terasa memalukan.
Dan ia menemukan tempat dan keadaan yang tepat. Sungguh beruntung dirinya hari ini."Apakah kau punya kekasih?"
"Kenapa Anda menanyakan hal aneh itu?"
Ciera melirikkan mata, jelas di saat itu ia sedang berpikir jawaban apa yang perlu ia berikan.
"Aku hanya penasaran, jadi?"
Giedre menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak memiliki kesempatan karena selalu sibuk, lagipula umurku masih terlalu muda. Namun, ibuku mengatakan akan menjodohkan ku dengan anak kepala penjaga istana""Apa? Itu malah hal yang salah. Kau masih terlalu muda untuk menikah" Dia berkerut-kerut keningnya saat membalas ucapan Giedre.
"Hehehe, tenang saja ibuku hanya bercanda" Melihat ekspresi khawatir Ciera membuat Giedre tak tahan untuk bicara yang sejujurnya.
"Bagus pertahankan itu, jangan mau menikah di saat usia mu masih muda" Dia mengacu pada dirinya sendiri, menikah dengan keterpaksaan, meskipun begitu setidaknya ada titik terang kalau dirinya mulai menyadari perasaan pada Ryan. Sesuatu yang sedikit melegakan tapi tidak benar-benar membuat dirinya tenang. Menahan perasaan begitu menyiksa batin dan raganya.
"Aku setuju, banyak pria brengsek berkeliaran jadi berhati-hati lah" Nora berbisik ikut dalam obrolan mereka entah sejak kapan ikut mendengarkan komunikasi itu membuat Ciera dan Giedre sedikit terkejut.
Mereka melihat ke arah sebrang pot bunga dan mendapati Nora sedang menatap ke arah mereka berdua sambil tersenyum dan melayangkan ibu jari ke udara.
Ciera menghela nafas, ia beruntung karena tidak jadi melanjutkan pertanyaannya akibat ucapan Giedre yang mengalihkan dirinya.
Percayalah ia hanya ingin bertanya pada Giedre apakah gadis itu pernah berciuman dengan seorang pria. Ciera tahu ini gila, bertanya pada anak kecil tentang sesuatu yang bersifat dewasa. Tapi ia hanya penasaran apakah efek ciuman selalu sama ke setiap orang atau hanya dirinya saja yang sedikit berlebihan.
"Anda benar-benar sedang menghadapi masalah yang mulia?"
"Hm? Tidak"
"Tapi Anda sering melamun, aku merasa khawatir" Dari ekspresi wajah saja Giedre tidak perlu menjelaskannya.
Ciera tersenyum tipis, sebuah senyuman geli. Ya dia berandai jika bisa menanyakan hal tersebut tapi, keputusan terbaiknya saat ini adalah memendamnya sendiri tak perduli bagaimana luluh lantak hatinya.
Ciera membawa sebuah keranjang kecil berisikan beberapa jenis kacang. Luis si rakun sempat mengambil kacang itu, tentu banyak yang telah masuk ke dalam perut Luis. Ciera hanya tersenyum ketika rakun itu meminta maaf sambil terus mengunyah. Itu sebabnya ia hanya berpura-pura kesal. Bagaimana mungkin ia bisa marah pada hewan menggemaskan itu bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Escape [ Completed ]
FantasyGadis pilihan harus menikah dengan hantu untuk menjaga kalung safir keluarga Evrard. Ciera seorang wanita biasa yang berusaha belajar dengan sungguh-sungguh di bawa oleh seorang pria ke dunia lain untuk di nikahi secara paksa... Kabur? Ia sudah mela...