Sebelumnya ia tidak pernah berharap jika pagi agar tidak datang seperti saat ini. Ia bangun di kamar lamanya lantas terdiam sejenak kemudian memasang wajah sedih setelahnya. Bagaimana bisa ia menemui Ryan setelah ia menolaknya semalam.
Haruskah marah atau pura-pura kesal? Ia tidak tahu ekspresi seperti apa yang harus di tunjukan saat bertemu Ryan nanti.
Ia mengacak-acak rambut dan berdiri, pasti para pelayan mencarinya. Pagi ini mungkin akan di awali dengan sebuah kehebohan."Yang mulia" Giedre datang sambil membuka pintu, dia terlihat panik dan khawatir.
Itu seperti yang ia bayangkan, tentu itu akan terjadi.
"Aku tidak kabur aku hanya ingin sendiri tadi malam"
Ciera menjelaskan agar wanita itu menghentikan sikap dramatisnya."Apa raja sudah bangun?"
Giedre mendekati Ciera dengan mulut mengulum.
"Apakah ada sesuatu yang terjadi antara kalian berdua?"
"Tidak!" pungkasnya cepat, jangan sampai ia mengingat hal itu lagi jika tidak saat itu juga hatinya akan terasa meledak.
"Yang mulia raja sepertinya tidak tidur. Apa anda akan kembali ke kamar?"
Ciera menghela nafas dan membuang wajahnya ke samping, ia tidak bisa kembali ke kamar Ryan sekarang. Ia tidak mampu, ia akan kikuk dan salah tingkah. Tapi ia tidak perlu merasa bersalah bukan. Ryan sendiri yang melakukan itu tanpa persetujuannya.
"Tidak aku akan bersiap-siap di sini"
Giedre menatapnya intens.
"Sudah ku duga ada yang terjadi pada kalian"Ia merona, dan setengah hampir gila. Bibir pria itu benar-benar membom jiwanya.
"Sudah ku katakan tidak, cepat bawa pakaian ku!" Ia tidak sengaja marah.
"Ba baik" Giedre berjalan menuju pintu tapi dia tetap menoleh sesekali.
Ciera menggerang kesal, ia kemudian membenamkan wajahnya pada bantal
"Aku bisa jadi tidak waras jika terus begini"Ia tetap harus menemui Ryan untuk makan malam. Jikalau tidak semua orang pasti akan tau jika sesuatu telah terjadi pada hubungannya. Dan ia tidak membiarkan seorangpun tahu jika ia lari hanya karena sebuah ciuman penuh bergairah yang ia dapatkan dari suaminya sendiri Betapa malunya ia jika sampai ada satu orang pun yang tau. Karena itu konyol dan terdengar aneh.
Ryan sudah mengalihkan pandangan padanya sejak kehadirannya terdeteksi saat masuk ke dalam ruang makan. Dan sampai ia duduk di hadapan pria itu dia tetap menatapnya.
Para pelayan sibuk mempersiapkan makanan. Dan di saat itu ia tidak membalas tatapan Ryan. Tangannya sudah terasa dingin karena perasaan hatinya yang bocor. Detak jantung yang mulai meningkat makin memperburuk semuanya.
Mau seperti apapun yang ia pikirkan, kejadian semalam benar-benar tidak dapat di alihkan.
Mereka berdua kemudian memulai acara makan tanpa aba-aba. Ryan sudah menggenggam sendok dan garpu tapi ia tak kunjung menyentuh makanannya.
"Tolong tinggalkan kami"
Tangan Ciera yang memegang roti kering berhenti di saat mendengar ucapan itu. Matanya juga membelalak, menatap ke arah para pelayan yang mulai keluar dengan barisan yang rapih. Ia tidak berharap Ryan akan membahas yang telah terjadi di antara mereka semalam.
Singkat para pelayan itu berjalan seperti hantu dan menghilang dengan cepat. Baik, tamatlah sudah dirinya dengan perasaan malu yang bercampur aduk.
"Aku mengkhawatirkan mu semalam, aku perlu minta maaf untuk itu. Aku tahu tindakan ku mungkin sudah keterlaluan. Tapi kau tak perlu pergi seperti tadi malam"
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Escape [ Completed ]
FantasyGadis pilihan harus menikah dengan hantu untuk menjaga kalung safir keluarga Evrard. Ciera seorang wanita biasa yang berusaha belajar dengan sungguh-sungguh di bawa oleh seorang pria ke dunia lain untuk di nikahi secara paksa... Kabur? Ia sudah mela...