ada apa dengan dirinya

530 72 7
                                    

"Apakah kau mendengar sesuatu tadi Giedre?"
Masih menuju ke ruang makan Ciera menanyakan itu. Mungkin Giedre mengetahui apa dan dari mana suara itu berasal.

"Suara? Suara seperti apa yang Anda maksud chère?"

Ciera menghela nafas, sayang sekali ia tak bisa mencontohkan bagaimana bentuk suara itu dan seperti apa menjelaskannya.

"Tidak lupakan"

Ia sampai di sana. Lilin di ruang makan sudah di hidupkan menjadikan ruang itu terasa lebih gelap.

Rene terlihat belum datang, hanya ada Ryan di meja makan.
Ciera tidak perduli padanya, ia hanya perlu mengisi bahan bakar dan kembali menyusun rencana. Tentu saja berpikir butuh tenaga, ia sangat berharap bisa segera keluar dari sini.

"Dimana ibu suri?"
Tanya Ciera pada Giedre yang meletakkan piring berisi makanan pembuka di depan Ciera.

"Beliau sedang sakit chère"

Ciera membuka mulutnya sebagai ungkapan bahwa ia baru tahu akan hal ini.

Ryan sudah memulai acara makannya tanpa menunggu Ciera. Bahkan tak ada perbincangan apapun di antara mereka.

Lebih baik begini. Karena jika Ryan sudah membuka mulutnya maka emosi Ciera bisa naik.
Pria tua itu mengerti betul bagaimana caranya membuat dirinya marah.

Ryan selesai pada acara makanya langsung bangkit dan meninggalkan Ciera sendirian.

Ciera paling membenci hal ini. Ryan mengingatkan dirinya pada kakeknya, Rolan Deruche. Kakek dari sang ayah itu selalu mengabaikan dirinya seperti Ryan.

"Dia tidak berarti Ciera, maka cepatlah pergi dari sini"
Gumam Ciera pada dirinya sendiri.

Ia kembali ke kamarnya setelah makan malam.
Sejenak ia menoleh ke arah pagar besar istana. Suara tadi masih menggenang di kepalanya.
Tempat yang penuh misteri.

"SIAPA YANG MEMETIKNYA!"

Suara keras terdengar dari dalam kamarnya.
Ciera yang penasaran segera masuk dan menemukan Ryan dengan wajah memerah sedang menggenggam vas bunga dengan kedua tangannya.

Ryan sedang membentak para pelayannya.

"Aku"
Kata Ciera, dia yang melakukan hal ini jadi dia yang seharusnya di marahi atas segala sesuatu yang membuat Ryan terlihat marah.

Yang terjadi, keluar asap biru dan segala percikannya dari tubuh Ryan. Seluruh pelayan yang ada di ruangan itu tiba tiba terbang ke luar bersama dengan pintu yang tertutup rapat dengan suara bantingan yang keras.

Ciera terkejut bukan main di saat itu terjadi. Hanya ada dirinya dan Ryan yang sedang marah dalam ruangan tersebut.

Vas yang ada di tangan Ryan jatuh dan pecah menjadi berpuing-puing menyebar di lantai.

Ciera terangkat dengan lehernya yang terasa tercekik kencang.
Ia sampai tidak bernafas memberontak tanpa daya.

"Jangan pernah berani melakukan hal itu lagi"
Seluruh kata dalam kalimat itu diucapkan dengan penuh penekanan.

Suara pintu yang di gedor seakan sudah terabaikan.

"Aghh... A..aku.."
Ciera tersiksa pada cengkraman sihir di lehernya.

Ryan mengertakkan giginya dan setelahnya Ciera terjatuh ke lantai menimbulkan suara benturan yang keras.

Ciera terbatuk keras sambil berusaha menghirup udara dengan tak sabar. Ia tersengal-sengal seakan hampir mati.

Ryan keluar dari ruangan sambil membanting pintu masih menggunakan kekuatannya.

Di saat itu sudah terjadi air mata Ciera mengalir deras. Ia ketakutan setengah mati, di tambah lagi merasakan rasa sakit di tubuhnya.

Queen Escape [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang