mimpi buruk

321 40 0
                                    

Dalam keadaan bahagia Ciera berada di suasananya saat kecil. Suara lonceng tukang susu terdengar menyenangkan.
Saat-saat dimana udara di sekitarnya masih terasa hangat.

Suara tawanya yang menggema, ia menari bahagia dengan pita biru di rambutnya yang indah. Senyumnya yang tidak bisa selebar itu saat dewasa.
Kebahagiaan kecil itu, yang tak pernah di rindukan.

Hal itu hancur, suara decitan yang membuat telinga hampir tuli.
Darah di kedua tangannya, kepalanya yang terasa berdenyut sakit tak kunjung hilang.
Suara berisik orang-orang membuat dirinya ketakutan. Dan ia melihat satu-satunya orang yang ia cintai dibawa pergi.

Teriaknya telah terabaikan, gadis yang menangis terisak memanggil ibunya makin menjerit ketakutan.

"Jangan bawa ibuku!! Jangan!"
Ia tak bisa berhenti berkata demikian dengan seluruh perih didadanya.

"JANGAN!!"

Ciera membuka lebar matanya yang gelap. Seketika itu juga ia langsung terjatuh.

Di lantai karpet itu suara deru nafas terdengar bersahut dinamis.
"Itu mimpi buruk ternyata"

Ia masih kesulitan bernapas, ia mengucek matanya yang terasa pedih. Pipinya basah, dan saat melihat batalnya, tak jauh berbeda. Seluruh tubuhnya bergetar. Ia ketakutan tapi ia menahannya.

Ia mengintip langit dari balik jendela yang masih tertutup. Cela gorden mengatakan bahwa masih gelap di luar sana.

Ia lantas menatap ke arah tempat tidur. Di sana masih kosong, tak ada siapapun.
Ia mulai bertanya-tanya kemana sang raja pergi.

Ciera berdiri, efek mimpi buruk masih bisa ia rasakan. Kakinya masih bergetar saat berdiri.

Jam menunjukkan pukul 5 lewat, ia tidak akan bisa tidur lagi karena semua kantuknya lenyap.
Ia membuka jendela dan udara dingin langsung menghampirinya. Cuacanya makin mendingin, musim semi sudah berada di depan mata.

Pada akhirnya Ciera menunggu dengan bosan sampai pagi datang.
Ia kembali membaca buku sejarah kerajaan, melihat-lihat sesuatu di sana.

Dan pada puku 6 Giedre dan pelayanan lain di kejutkan karena melihat sang ratu terlihat sudah membuka lebar matanya.

"Aku sudah mandi, apa kalian tidak bisa mengantarkan ku untuk sarapan saja?"
Ujar Ciera, ia bahkan memilih gaunya sendiri.

Itu salah satu gaun untuk musim panas tapi Ciera menggunakan jaket berbahan woll agar tetap hangat.

"Ba baik yang mulia"
Mereka takut, berfikir telah lalai dalam tugasnya. Padahal Ciera memang tidak sengaja saja mendapatkan hari yang terlihat buruk.

Ciera sedikit terlihat murung karena paginya sudah di awali oleh mimpi buruk. itu seakan membuat harinya jadi kacau.

"Ngomong-ngomong di mana Raja? Aku tidak melihatnya sejak kemarin"

"Maaf yang mulia kami pun tidak tahu"
Jawab Giedre.

'Raja? Huh sejak kapan aku jadi sopan begitu? Menggelikan'
Andaikan bukan karena nyonya Heva yang akan menghukumnya jika tidak sopan ia tidak mau berkata begitu.

Baru teringat, jika ia bahkan tidak tahu ini tanggal berapa dan hari apa.

"Ngomong ini hari apa?"

"Senin yang mulia, tanggal 21 April"

Ciera terdiam, ini hari peringatan kematian ibunya.
Pantas saja ia mimpi buruk, firasat yang aneh.

Ia mendesah lelah, tidak pernah ia menjadi sesedih ini jika tidak teringat tentang ibu.

Queen Escape [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang