tentang hadiah sang Agung

282 38 8
                                    


...

Ciera harus menyapa pagi ini dengan keadaan rambut pendek, meskipun ia tak suka. Padahal Ciera sendiri yang bertanggung jawab atas rambutnya yang terlalu pendek. Ia terus meyakinkan diri dengan berkata rambut pasti akan cepat tumbuh. Nampaknya itu tak terlalu berhasil tapi cukup menenangkan dirinya.

Seekor kepik entah dari mana muncul dan hinggap tempat di atas hidung Ryan. Salah satu pemandangan favoritnya seakan di berikan berkah oleh hewan kecil. Ciera terkikik menahan suara tawa.

Mata pria itu yang kala tertutup terbuka perlahan, meskipun Ciera telah menahan tawa pria itu tetap bisa mendengarnya dan merasa terganggu.

"Sampai bisa tertawa seperti itu artinya malam mu berakhir baik" Katanya sambil bangkit sambil membenahi penampilan juga pakaiannya.

"Perlukan aku berterimakasih?" Ciera berusaha mengumpulkan rambutnya sebelum menyanggulnya.

Ryan menatap wanita itu, saat rambutnya mulai rapih leher yang telanjang akan terlihat begitu mencolok. Ceruk leher yang amat jenjang, membuat matanya menatap dengan teduh. Apa yang merasuki pikirannya? Keadaan mereka hanya berdua seharusnya tidak mudah mempengaruhinya. Tapi, godaan untuk menyentuh kulit wanita itu begitu besar.

"Lebih baik kau berusaha untuk tidak mengangguku saat tidur"

"Aku sudah berhenti menganggu mu, lagipula mana aku tau kalau aku mengganggumu saat tidur, sedangkan aku juga tidur"

Ryan sedang malas menjelaskan kenapa ia sulit tidur lantas menggeleng dan bergerak turun dari ranjang.

Cahaya matahari nampaknya muncul sedikit terhambat, biasanya mereka akan mengintip dibalik gorden itu. Mereka berharap ini hari yang cerah.

Ciera turun dari kasur lewat sisi lainnya kemudian menghampiri Ryan. Ia sadar keinginannya semenjak tau rahasia Ryan.

"Jadi, ini harinya bukan?" Ciera menghalangi Ryan yang hendak pergi ke kamar mandi.

"Hmm" Jawaban singkat di iringi dengan tangan Ryan yang menggeser tubuh Ciera dengan mudah dan melewati wanita itu.

Pria itu menghampiri wastafel dan meraih sikat gigi.

"Peraturan pertama, jangan pernah ceritakan pada siapapun"

Benar, Ryan memiliki peraturan yang harus ia tepati agar bisa melihat pria itu berubah lagi.

"Siap, aku bisa melakukannya"

"Peraturan ke dua, kau akan terus berada di ruangan yang sama dengan ku sampai aku berubah kembali"

"Kenapa?" Ia amat penasaran apakah itu berhubungan dengan mantra atau kutukan.

"Agar tidak ada orang yang tau apa yang terjadi, mereka pasti akan bertanya-tanya mengapa kau terus mondar-mandir mengerti?"

Ciera mengangguk sambil tersenyum lebar.

Ryan mulai menggosok giginya, dan Ciera tetap di sana untuk mendengarkan peraturan lainnya. Ryan melirik Ciera yang intens menatapnya dari jarak yang dekat.

Setelah mendapatkan lirikan mata sebagai peringatan Ciera akhirnya mengambil sikat gigi dan ikut menggosok giginya.

"Selanjutnya, berhentilah berusaha menjodohkan aku dengan Odatte lagi"

"Okey" Jawabnya dengan mulut yang sedikit berbusa.

Mereka akhirnya sama-sama selesai mengikat gigi.

"Lalu?"

"Aku akan mandi" Ryan meletakkan sikat gigi dan meraih ujung kain bajunya. Ia hendak melepaskan pakaian tapi berhenti saat melihat Ciera tetap ada di sana menatapnya.

Queen Escape [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang