Raja punya rahasia

369 47 7
                                    


"Aaaaa!!!"

Ciera tak sengaja bereaksi berlebihan. Ia berteriak kencang dengan durasi yang sangat pendek.

Serigala itu yang notabenenya adalah Ryan menoleh. Ryan juga terkejut dan menatap tajam.

Ryan langsung berlari dan melompat, ia mendorong Ciera agar jatuh dan sekarang gadis itu berada di bawah tahanannya.
Ryan mengeluarkan gigi taringnya yang tajam dan mengerikan tepat di depan wajah Ciera dengan sangat dekat.

Dada Ciera naik turun ia terkejut juga ketakutan. Tapi ia lebih mementingkan rasa keterkejutannya.

"Kau, yang mulia?"
Tanya Ciera, hanya untuk memastikan saja.

Ryan masih menatap ganas, jika Ciera bisa menjadi ancaman ia tidak segan untuk menggigit lehernya.

"Tapi, bukankah kau sudah terbebas dari kutukan?!"

"Pergi dari sini"
Perintahnya tegas.

"Hah?! Ya ampun kau bisa bicara"

Ryan spontan mengenyahkan wajah garangnya. Ternyata Ciera bereaksi jauh dari yang ia bayangkan.

Mereka saling bertatapan.
Tapi Ciera kini berusaha memegang wajah Ryan, ia penasaran dengan wajah serigala itu.
Apakah itu terasa seperti serigala sungguhan? Ia hanya ingin tahu.
Ryan menolak untuk di sentuh langsung mundur.

"Aku janji tidak akan mengatakannya pada siapapun"
Kata Ciera kemudian meletakkan satu jadi di depan mulutnya.

"Jika kau tak tutup mulut pun aku akan menerkam mu"

Ia masih memperhatikan Ryan.

"Berati kisah itu nyata? Dongeng itu benar?"
Tanyanya.
"Hahaha, hohoho. Ternyata aku sangat pandai. Wow Ciera, kau luar biasa"
Ia malah memuji diri sendiri.
Ciera mengusap kedua lengannya, udara ternyata cukup dingin hingga jaket wol ini tidak bisa menahannya.

"Pergilah"

Perintah Ryan kemudian berjalan ke paviliun.

"Oke, aku akan diam"
Ciera berjalan ke belakang, ia masih ingin tahu lebih banyak.

"Berati besok kau baru bisa berubah menjadi manusia lagi?"

"Peeergiiilah!!"
Ryan lama kelamaan makin kesal pada Ciera.

"Oke oke, tidak ada pertanyaan lain"
Ciera tersenyum lebar kemudian berjalan pergi.

Nampaknya Ryan harus menghapus ingatan gadis itu besok. Itu lebih baik.

Ryan mengambil tempat yang nyaman dan bersiap untuk tidur. Pada kenyataannya, tak ada satupun dari mereka yang tahu jika Ryan adalah hewan istimewa.
Termasuk Odette.
Ia tidak terlalu lama memejamkan mata, sampai akhirnya terusik pada suara yang sama.

"Yang mulia, Hoy. Raja"

Ryan membuka mata, hal pertama yang ia lihat adalah Ciera yang membawa nampan berisi makanan dan hal kedua adalah sesuatu yang paling mengejutkan.
Ada tuan Luis si rakun di sana.

Ciera memberikan senyuman yang begitu membuatnya kesal.

"Tuan Luis berjanji akan merahasiakan ini"
Kata Ciera.

Andaikan saja ia bisa menepuk dahinya. Ciera malah sudah mulai memberitahu orang-orang.

"Oh yang mulia, aku akan siap menyimpan rahasia ini. Sungguh kehormatan ku"
Katanya.

Ryan menghela nafas.

"Tuan Nicolas tadi khawatir karena kau melewatkan makan malammu. Jadi aku membawakan mu ini"

Ciera meletakkan nampan itu perlahan.

"Oke selamat malam, jangan khawatir kami bisa di percaya"

Dia dan Luis saling bertatapan. Mereka malah nampak senang, aneh sekali. Ada apa dengan mereka berdua, kini Ryan yang takut sesuatu terjadi.

•••

Setelah cukup lama berusaha tidur, pria itu akhirnya bisa tidur juga.

Ryan terlalu lelah harus memikirkan ciera yang benar-benar terbukti sebagai ancaman. Bisa-bisanya ia tidak bisa tenang karena hal ini.

Matahari muncul dengan ramah masih di ujung sana.
Paginya terasa hangat, sedikit mengherankan karena ia merasa ada sesuatu yang menahan perutnya.

Ryan membuka matanya lebar. Ia melihat selimut yang terbentang lebar dan ada Ciera tidur di sampingnya. Ia menjadikan tubuh Ryan untuk bantal dan wanita itu merasa sangat nyaman.

Dan lagi, tuan Luis dan juga Red ada di dekat wanita itu. Mereka saling berpelukan.

Oh,  satu lagi orang yang tau.
Tapi Luis dan red bukan manusia.
Ciera tetap membawa masalah, ia masih terdiam menatap Ciera.
Manusia macam apa yang tidak takut pada serigala.

"Aku bangun!"
Ciera terduduk dengan mata yang masih terpejam.
Ia kemudian membuka matanya perlahan dan menguap. Wanita itu setengah mengigau.

"Hai selamat pagi, aku pikir kau akan kedinginan jadi aku membawakan selimut dan bantal agar nyaman tapi saat aku ingin kembali semua lampu lorong tiba-tiba mati jadi aku tidak berani kembali. Maaf soal itu"
Kata Ciera sebenarnya terkejut, kemudian berdiri dan mengambil jarak. Ia masih berwaspada takut Ryan mengamuk dan tiba-tiba mengoyak lehernya.

"Katakan kau mau apa sebenarnya"

Ciera menggeleng, ia tidak menginginkan apapun. Ia cuma penasaran. Ia harap bisa melihat Ryan berubah menjadi manusia lagi.
Karena itu terasa ajaib untuk dirinya.

"Aku tidak menginginkan apa-apa"

Ryan menatap penuh ke arah manik hitam milik Ciera.

'sial, dia tidak bohong'
Makinya dalam hati.

"Singkirkan mereka dariku. Dan pergilah ke kamarmu. Jika kau di sini, kau sama saja sedang membocorkan rahasia ku!"
Marah Ryan.

"Ohh, maaf-maaf. Aku akan segera pergi"
Kata Ciera kemudian membawa Red dan Luis.

"Dan jangan membawa sarapan ke sini, dalam ke adaan apapun jangan kemari!"

Ciera menghela nafas, ia tak sangka Ryan bisa membaca pikirannya.
Tapi setidaknya ia senang bisa menyaksikan sejarah di buku secara nyata.

Oh itu mengasyikkan.

Queen Escape [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang