"Ngapain coba tadi gue pake ngobatin Alkana segala, kurang kerjaan" Sandra ngedumel seraya melepas sepatunya. Punya cowok nggak bisa nguntungin malah nyusahin."
Sandra meletakkan sepatunya pada rak di belakang pintu kamar lalu melempar tasnya di kasur.
"Tante...!" suara melingking itu memenuhi seluruh sudut ruangan.
Sandra menghela nafas lalu membuka daun pintu, "Kenapa?" tanya Sandra malas.
"Ayo makan mama udah nungguin dari tadi?"
Kening Sandra berkerut "Mama kamu udah pulang?"
Pika mengangguk, "Ayo makan Pika laper" Pika seraya menarik lengan Sandra.
"Iya iya..." Sandra menurut mengikuti keponakannya.
Sandra melangkah melewati ruang tamu, di sana ada Reza yang tengah duduk sambil menonton televisi. Jika ada Rena, Reza menjelma menjadi suami patuh dan penurut.
"Munafik" ucap Sandra lirih. Reza melirik Sandra acuh lalu memfokuskan diri lagi pada layar televisi.
"Mama, tante udah pulang!"
Rena tersenyum melihat kedatangan putrinya. "Akhirnya yang di tunggu pulang juga ya?"
"Ngapain nungguin Tante?" Sandra sembari duduk di meja makan di ikuti Pika.
"Buat makan makan" jawab Pika.
Rena tampak memindahkan makanan yang semula berada di plastik ke dalam piring.
"Mama beli makanan kesukaan tante loh, iya kan ma?" Pika berdiri di kursinya dengan kedua tangan memegang sendok. "Tuh kan ada udang galau kesukaan tante" Pika menunjuk piring berisi udang saus pedas dengan gapunya.
"Udang gala sayang bukan bukan udang galau" Reza membenarkan lalu duduk di depan Sandra.
Pika nyengir, "Eh iya, lupa..."
"Harusnya kak Rena nggak usah repot repot beli makan, pake jasa kurir aja. Atau kalau nggak kakak manfaatin aja orang rumah dari pada kerjaannya cuma rebahan" sindirnya.
Rena melirik suaminya kemudian beralih pada Sandra, "Kamu ngomongin siapa?"
"Ng-nggak, aku lupa kalau hari ini mbak Irma libur" Sandra mengalihkan pembicaraan, padahal mustahil kakaknya tidak tau siapa yang ia maksud. Mungkin Rena menjaga perasaan suaminya.
Reza hanya bekerja sebagai guru olahraga di salah satu sekolah dasar, ia memiliki banyak waktu luang untuk melakukan pekerjaan lain, tapi Reza lebih memilih berdiam diri di rumah Reza menghabiskan waktunya untuk menonton televisi atau bermain futsal bersama teman-temannya, dan itu yang membuat Sandra geram dengan Reza.
"S**uami tak berguna" begitu kata yang tepat untuk kakak iparnya.
Berbeda dengan Rena yang bekerja sebagai desainer dan harus mengurus beberapa butiknya di luar kota. Jauh dari keluarga sebenarnya bukan keinginan Rena tapi karena banyaknya pesaing membuat Rena mau tidak mau harus menjalani pekerjaannya demi mencukupi kebutuhan.
Ditengah hikmatnya mereka menikmati makan siang, ponsel Rena berdering. Rena meletakkan sendoknya lalu meraih ponsel yang tergeletak di meja.
"Halo selamat siang?" sapa Rena.
"Iya saya sendiri?" Rena menatap layar ponselnya mencoba mengingat siapa pemilik nomor baru itu.
"Oh... iya, bagaimana bu?" Rena beranjak dari kursi berjalan menuju pintu dapur.
Sandra, Pika dan Reza masih menikmati makanannya sambil sesekali melirik Rena yang tampak sangat serius menanggapi sang penelpon.
Setelah menutup panggilan Rena menghela nafas berkali-kali seakan baru saja kehabisan oksigen. Ia harus tenang kali ini, ia tidak mau merusak jam makan siangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER
Teen FictionSetelah menciumnya secara tidak sopan Alkana juga memaksa Sandra menjalin hubungan denganya. Sebuah kegilaan yang tak mungkin di lakukan oleh gadis itu. Namun siapa sangka waktu dapat mengubah segalanya. Scandal yang menimpa gadis itu membuatnya te...