17. Scandal

2.9K 68 0
                                    

             ALKANA menyapukan ibu jarinya mengusap air liur yang menempel di bibir kekasihnya. Sandra hanya terdiam menatap mata biru yang masih menyorot kearahnya, membiarkan jemari Alkana menyentuhnya meskipun kini nafasnya tengah terengah-engah, tubuhnya bergetar dan jantungnya berdebar tak beraturan. Butuh waktu bagi Sandra untuk memulihkan detak jantungnya seperti semula.

Malam ini Sandra telah melakukan kesalahan karena berani menyentuh bagian sensitif dari Alkana yang membuat lelaki itu menyerangnya dan tidak bisa ia dihentikan.

Ketika tatapan keduanya masih terkunci menyorot satu sama lain keduanya di kejutkan dengan kedatangan seseorang yang membuat keduanya terperanjat dan seketika saling memberi jarak.

"Al...!" panggil seorang wanita yang berpakaian tak kalah sexy dengan Sandra. "Lo ngapain?"

Alkana menoleh lalu buru buru mengusap bibirnya "Nggak ngapa-ngapain" katanya gelagapan, kemudian Alkana beranjak dari tempat itu.

Seusai kepergian Alkana wanita bertubuh tinggi langsing itu mendekati Sandra sambil melipat tangannya.

"Lo siapanya Al?" tanyanya dengan nada menginterogasi.

"Bukan urusan lo" ketus Sandra lalu melangkah pergi.

"Lo cewek bokingan kan?"

Ucapan wanita itu berhasil membuat Sandra menghentikan langkahnya. "Apa Alkana sering memesan wanita semacam itu?"  Batinnya.

Sandra berbalik arah, "Gue pacarnya" jawabnya penuh percaya diri.

Wanita berpakaian minim itu tergelak, meremehkan "Pacar?"

Kening Sandra mengeryit, bingung.

"Lo pikir Alkana mau pacaran sama cewek rata kayak lo?" wanita itu mengamati bentuk tubuh lawan bicaranya dari ujung kaki hingga ujung rambut, "Lo nggak ada rasanya" imbuhnya penuh kesombongan.

Wanita itu memang lebih berisi daripada Sandra tapi bukan berarti Sandra mau di remehkan, Sandra tidak terima penghinaan ini.

"Heh! urusan lo ya mau percaya apa nggak!" Sandra nyolot dengan kedua tangan berkacak pinggang, "Kenyataan Alkana emang pacar gue, apa lo nggak liat gue sama dia tadi ngapain?" Sandra mendelik menatap sinis wanita itu.

Lagi, Wanita bermake-up tebal itu tergelak, "Lo cuma ciuman. Sedangkan gue pernah lebih dari itu?"

Sandra terdiam mengartikan maksud ucapan Wanita itu, namun tak lama kemudian ia berkata "Maksud lo?"

"Ups, kayaknya gue salah ngomong. Gue lupa kalau lo masih bau kencur" wanita itu melangkah melewati Sandra seraya mengibaskan rambutnya.

Namun Sandra tidak membiarkan wanita itu pergi sebelum rasa penasarannya terpenuhi, "Maksud lo apa?"

Wanita sombong itu berhenti "Kamar 013" ucap wanita itu tanpa menoleh, "Dan kalau lo udah tau milik siapa Alkana, lo jangan nangis" ejeknya kemudian berlalu.

Sandra terpaku menatap kepergian wanita itu, semua kemungkinan buruk tentang Alkana terlintas di benaknya "Apa Alkana sering bermain dengan wanita itu?"

***

            Alkana menunduk menatap gelas di tangannya dengan tatapan kosong. Otaknya terus berputar memikirkan apa yang tengah terjadi padanya. Semakin hari ia semakin tidak bisa mengontrol dirinya jika bersama Sandra, gadis itu seperti sebuah candu yang bisa membuatnya terus menginginkannya lagi dan lagi.

"Arghhh..." Alkana mengacak rambutnya frustasi.

Gadis yang seharusnya ia hindari malah selalu melekat di ingatan, dan itu sangat mengganggu. Alkana tidak bisa hidup jika terus seperti ini, ia harus segera membebaskan dirinya seperti dulu.

NEVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang