42. My Heart

757 21 0
                                    

        ALKANA tidak pernah mengira jika hatinya mampu berkata jujur, semua yang terjadi di luar kendalinya. Ia tidak pernah bermimpi memiliki pacar dan bergantung pada satu wanita, meskipun itu wajar mengingat usianya yang masih remaja.

Alkana yang tidak pernah tertarik untuk bermain hati kini secara terus terang mengaku bahwa ia jatuh cinta dan otomatis memudarkan seluruh kepercayaan yang selama ini ia yakini.

Namun di balik semua yang terjadi, ada hal baru yang ia mengerti yaitu tentang hati yang tidak bisa ia kendalikan. Alkana tidak tau kapan tepatnya ia benar-benar jatuh cinta dan tidak tau bagaimana semua bermula, semua yang ia rasakan datang secara tiba-tiba dan siap tidak siap ia harus menerimanya.

Bohong jika ia berkata tidak bahagia karena kenyataannya ia bersyukur dengan karunia itu bahkan Alkana merasa hidupnya lebih berarti ketika bersama Sandra.

Pagi ini, matahari bersinar cerah dan senyuman Alkana tak kalah menyilaukan mata seolah menggambarkan suasana hatinya yang sedang berbahagia.

Beberapa hari terahir ini memang sudah menjadi hal biasa melihat Sandra dan Alkana berangkat sekolah bersama tapi ada yang berbeda dengan hari ini.

Jika biasanya setiap Sandra berjalan melewati koridor selalu menggandeng lengan Alkana atau lebih tepatnya nempel seperti lintah tapi tidak kali ini, karena saat ini keduanya hanya berjalan bersisian sambil bercengkrama.

Bukan hal yang istimewa, namun karena itu Alkana bagi Sandra lebih dari luar biasa. Bukan hanya saat ini bahkan sejak dalam mobil Alkana menceritakan banyak hal dan Sandra merasa beruntung bisa mendapatkan posisi sebagai pendengar cerita dari kekasihnya karena selama ini hanya Jery yang menempatinya.

Sandra pikir hanya dirinya yang terheran melihat perubahan drastis dari Alkana namun tidak, siswa-siswi yang melintasinya juga merasa aneh ketika melihat Alkana dengan santainya berbincang dengan gadis itu. Tidak seperti yang sering mereka lihat, biasanya Alkana hanya memutar bola matanya jengah pada Sandra. Jauh berbeda dengan saat ini, entah apa yang merasukinya.

Sedang disisi lain Alkana tidak memperdulikan tatapan orang-orang di sepanjang koridor, Whatever. Apapun pendapat mereka Alkana tidak perduli, ia hanya ingin bercerita dan memanfaatkan waktunya sebaik mungkin.

"Nanti deh kalau ada waktu gue kasih tau dimana restoran seafood yang enak. Pokoknya recommend dari gue, sebagai pecinta seafood lo wajib coba" ucap gadis itu di sela langkahnya.

"Yakin beneran enak?"

Sandra mengangguk, "Yakin dong, di banding tempat yang sering lo datangin sama Jery tempat gue lebih Ok. Selain enak dan banyak pilihannya di sana kita juga bisa milih langsung Kepiting atau Ikan yang mau dimasak soalnya semuanya masih fresh."

Alkana manggut-manggut, "Ok. Kayaknya boleh juga."

Sandra tersenyum kegirangan. "Serius, jadi kapan dong?"

Keduanya berhenti ketika sampai di depan kelas Alkana.

"Lain kali ya" Alkana seraya mengusap pucuk rambut pacarnya.

Sandra langsung cembetut, padahal ia sudah sangat berharap agar bisa dinner atau ng-date bersama Alkana. Tapi sayang Alkana sepertinya belum terpikir akan hal itu.

"Soalnya nanti malam gue ada acara?" lanjutnya yang berhasil membuat bibir Sandra semakin mengerucut.

"Kemana?" Sandra menatap Alkana penuh selidik.

Alkana nampak berpikir, "Em...."

"Sama siapa? lama nggak? aku ikut?"

"Serius mau ikut?"

NEVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang