JIKA semua orang menganggap tempat tinggal adalah surga, tapi tidak bagi Sandra. Rumah yang ia tinggali beberapa tahun ini terasa seperti neraka. Penyebabnya bukan karena Rena yang sering mengomel atau karena ketidak hadirannya tapi juga karena Reza kakak iparnya.
Reza diam diam sering mendekati Sandra kala istrinya keluar kota dan itulah mengapa Sandra tidak betah di rumah dan lebih memilih menginap di rumah Kanaya atau Audi.
Reza memang memiliki pesona yang tak terbantahkan, di usianya yang menginjak Tiga puluh tujuh tahun tapi perawakannya masih terlihat sepuluh tahun lebih muda. Tapi Sandra tidak buta ia sadar bahwa wajah tampan seorang lelaki hanyalah pajangan dan mulutnya tidak bisa di percaya, sedangkan apa yang di lakukan Reza selama ini seolah menegaskan bahwa tidak ada lelaki baik di dunia ini.
Sandra hanya berharap suatu saat Rena mengabulkan permintaannya untuk pergi dari rumah itu, meskipun sampai saat ini Rena masih menganggap permintaan adiknya tak masuk akal.
Malam itu Sandra terpaksa makan malam bersama Rena, Reza dan keponakannya. biasanya ia lebih memilih kelaparan dari pada berada satu meja dengan Reza. Tapi sialnya tadi Pika menangis dan sangat ingin agar Sandra makan malam bersamanya alhasil Sandra menurutinya.
"Pika, mama besok mau keluar kota Pika jalan jalannya sama tante Sandra ya?" Rena seraya mengusap pucuk kepala gadis kecilnya.
Pika melirik pada Sandra yang masih fokus pada nasi dan lauknya. "Emang tante mau?"
"Nggak!" Sandra seraya menyuapkan nasi kedalam mulutnya, Pika langsung cemberut melihat itu.
Rena melotot pada adiknya, namun Sandra tidak perduli. Bukan karena ia tidak menyayangi keponakannya tapi karena Sandra sudah tau jika ia pergi bersama Pika ayahnya pasti ikut, Sandra berani jamin.
"Sama Ayah aja, siapa tau tante Sandra mau jalan sama teman-temanya?" Reza menyahut sambil melirik adik iparnya, tapi Sandra menatap kearah lain jijik melihat lelaki munafik itu.
"Sama temen temen tante terus sama Pika nggak pernah," Pika memasang wajah melasnya dengan sorot mata berkaca kaca.
Lagi lagi Pika menampakkan ekspresi sialan andalannya dan itu membuat Sandra harus berpikir seribu kali untuk menolak.
"Tante mau kok, iya kan tante?" tanya Rena.
"Hm," jawab Sandra malas.
"Yeay..." gadis kecil berumur tujuh tahun itu tersenyum kegirangan. "Pika besok mau nonton ya yah, mau ke toko buku juga, terus mau makan makanan kesukaan Pika."
"Iya," Reza tersenyum lalu mengelus pipi chubby milik putrinya.
Sandra hanya menatap malas kearah Reza, selain pandai merayu lelaki di depannya itu juga pandai menggunakan topeng.
Reza melirik pada gadis cantik di depannya, kemudian satu kakinya terangkat mengusap betis halus milik adik iparnya, Sandra terperanjat ketika merasakan usapan halus dari Reza ia lalu bangkit dari kursi dan melangkah pergi.
"Tante udahan ya?" tanya Pika saat melihat Sandra tampak terburu-buru.
"Udah nggak nafsu" jawabnya tanpa menoleh.
Sandra tidak tau lelaki seperti apa yang di nikahi kakaknya, semakin hari Reza semakin berani mendekatinya sampai membuat Sandra takut tidur di rumah ketika tidak ada kakaknya.
Setibanya di kamar Sandra membanting pintu lalu duduk di pinggiran kasur, Sandra menghela nafasnya berkali-kali seolah meloloskan rasa sesak di hatinya. Setelah merasa lebih tenang Sandra merebahkan tubuhnya di kasur, namun kemudian ia kembali bangkit saat merasakan ada sesuatu yang mengganjal di punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER
Teen FictionSetelah menciumnya secara tidak sopan Alkana juga memaksa Sandra menjalin hubungan denganya. Sebuah kegilaan yang tak mungkin di lakukan oleh gadis itu. Namun siapa sangka waktu dapat mengubah segalanya. Scandal yang menimpa gadis itu membuatnya te...