MATA pelajaran Sosiologi sedang berlangsung. Pak Dadang selaku guru mata pelajaran tengah mencatat materi di whiteboard. Sedangkan siswa siswinya tampak sibuk dengan urusannya masing masing.
Dari tiga puluh lima siswa yang ada di ruangan itu mungkin hanya sepuluh orang yang benar-benar memperhatikan dan menyalin apa yang di tulis oleh pak Dadang. Sisanya ada yang tidur, bermain ponsel, mencoret-coret kertas dengan entah tulisan apa, ngerumpi atau melakukan kegiatan absurd lain yang tidak seharusnya di lakukan dalam kelas, termasuk Sandra dan Kanaya.
Sandra sibuk membersihkan kukunya sedangkan Kanaya sibuk dengan cermin dan sisir mungil di tangannya.
"Ra. Lo nggak balikan sama cupu kan?" bisik Kanaya seraya merapikan rambut ikalnya.
"Ya kali gue balikan sama cowok yang modelnya kayak dia. Stok cowok ganteng di dunia ini masih banyak" jawab Sandra tanpa menoleh.
Audi yang duduk di kursi depan langsung menoleh, "Terus ngapain lo tadi baik baikin si cupu? Pake di traktir segala lagi."
"Karena gue mau nyuruh dia ngerjain PR."
"Emang masih mau? Kan kalian udah putus" Audi tidak sekedar menoleh ia langsung membalikkan badannya.
"Masih, tapi ya itu harus di baik baikin."
"Si Haris lo kasih apa sampe masih mau jadi kacung lo?" tanya Kanaya.
"Gue cuma harus traktir dia tiap kali dia ngerjain tugas gue."
"Enak bener."
"Enak dari Hongkong, seharusnya kalau gue masih pacaran sama dia gue nggak harus keluarin duit buat dia jajan. Ini semua gara gara Alkana sialan itu" Sandra jadi sebal jika mengingat lelaki itu.
"Lo tau kan selama ini gue sengsara pacaran sama Alkana, nggak bisa di untungin sama sekali. Nyesel seumur hidup gue pernah ngepoin dia," Lanjut Sandra.
"Lo kayaknya kena Senjata makan tuan deh Ra?"
"Maksudnya?" Sandra menatap Kanaya tidak mengerti.
"Iya. Kan awalnya lo yang mau mainin dia, eh malah elo-nya yang di mainin."
Sandra diam, menelaah ucapan temannya. Sedikit banyaknya apa kata Kanaya ada benarnya.
"Tapi Nay aneh tau nggak sih, Alkana tuh?"
"Anehnya?"
"Ya aneh. Udah grepe grepein orang. Di pacarin, udah gitu di anggurin. Apa coba maksudnya?"
"Ya itu namanya di mainin Audi!!!"
"Ekhem... ekhem..." Suara pak Dadang terdengar nyaring yang membuat Audi, Sandra dan Kanaya merendahkan nada bicaranya.
"Iya tau. Tapi yang gue tanya apa niat Alkana sebenarnya, kalau emang niatnya buat mainin kenapa setelah jadian nggak di urusin?"
"Kalau menurut gue, Alkana punya niat lain" Lanjut Audi.
"Niat lain. apa?"
"Nah itu dia yang gue nggak tau?"
Krrring...
Bel tanda berakhirnya jam pelajaran berbunyi. Pak Dadang yang mendengar itu kemudian berkemas lalu pamit meninggalkan ruangan.
Sandra bangkit dari kursi seraya menggunakan tas selempangnya.
"Mau kemana Ra?" tanya Kanaya.
"Cari angin," ucapnya lalu bergeming.
"Ra jam terahir pelajaran pak Yosef, lo udah dua minggu jadi inceran dia. Sekarang lo mau bolos lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER
أدب المراهقينSetelah menciumnya secara tidak sopan Alkana juga memaksa Sandra menjalin hubungan denganya. Sebuah kegilaan yang tak mungkin di lakukan oleh gadis itu. Namun siapa sangka waktu dapat mengubah segalanya. Scandal yang menimpa gadis itu membuatnya te...