18. Hilaf

5.1K 78 1
                                    

BLAMM

Satria menutup daun pintu dan segera melangkah pergi.

Huek...
Sandra berhenti ketika merasa ada yang mengaduk isi perutnya, terlebih saat ia melihat adegan Alkana dan perempuan itu, sangat menjijikkan.

"Ra lo nggak papa?" tanya Satria dengan nada cemas.

Sandra menggeleng cepat "Gue nggak papa."

"Kita harus cepat pergi dari sini?"

Sandra menurunkan lengannya dari leher Satria "Iya, lo bener Sat, sebelum Alkana mergokin kita."

"Ayo." Satria dan Sandra langsung berlari meninggalkan hotel itu.

Persekongkolan mereka berlangsung saat Satria secara tidak sengaja memergoki Sandra yang tengah mengendap-endap membuntuti Alkana kearah kamar penginapan, dan dengan mudahnya Satria mau saja di suruh Sandra untuk berpura-pura membawanya masuk ke kamar yang di maksud wanita itu.

Sandra dan Satria berlari tungang langgang melewati orang-orang yang ada di sana lalu berhenti di sebuah parkiran.

Satria berteriak saat melihat Sandra kebingungan harus berlari kearah mana. "Ra di sana mobil gue!"

Sandra mengangguk lalu mengikuti langkah Satria. Setelah sampai di mobilnya Satria menyempatkan diri membukakan pintu mobil untuk Sandra.

"Thanks Sat" ucap Sandra seraya tersenyum singkat.

Satria mengangguk, ketika Sandra sudah duduk mantap di dalam sana Satria berputar kearah pintu kursi kemudi. Bersamaan dengan itu sebuah pukulan melesat di wajahnya dan seketika membuat Satria tumbang.

Sandra terbelalak, terkejut bukan main saat melihat kedatangan Alkana yang tiba-tiba menyerang Satria.

Bugh

Bugh

Bugh

Satria terbujur lemas di depan mobilnya, ia tidak di beri kesempatan sedikitpun untuk menyerang balik dan hanya bisa pasrah menghadapi kemarahan Alkana. Seluruh tubuhnya terasa remuk di hantam pukulan bertubi-tubi tanpa jeda.

Alkana menarik kerah jaket Satria kasar, dengan sorot mata tajam dan mengerikan. "MAU LO APAIN SANDRA HAH!!!"

Ukhuk.. ukhuk.. ukhuk..
Satria terbatuk batuk, jangankan menjawab untuk bernafaspun ia kesulitan.

"KALAU LO MAU NYENTUH DIA LANGKAHI DULU MAYAT KU!!!"

Satria mengangkat satu alisnya, ia pikir Alkana marah karena ia mengetahui kelakuan bejatnya bersama wanita bayaran itu, namun nyatanya bukan. Alkana khawatir Satria berbuat hal tak senonoh pada pacarnya, diluar dugaan.

Alkana menghempas tubuh lemas tak berguna itu lalu beralih mendekati Sandra. Sandra yang sedari tadi ketakutan dengan kemarahan Alkana ahirnya berpura-pura pingsan, mencari aman.

Tanpa babibu Alkana lalu memboyong tubuh pacarnya meninggalkan mobil Satria.

***

 
Di kamar Alkana. Seusai melepas hayhils milik Sandra, Alkana menyelimuti gadis itu. Ada rasa tenang ketika melihat Sandra baik-baik saja.

Alkana duduk di samping gadis itu dengan sorot mata tak lepas dari Sandra mengamati setiap inci dari gadis itu. Tak lupa sorot matanya mencari jejak yang tertinggal di leher pacarnya tapi Alkana tidak menemukan apa-apa setelah itu barulah ia percaya bahwa Satria tidak melakukan apa pun pada kekasihnya.

"Dasar badung," bisik Alkana lirih seraya mengangkat sudut bibirnya.

Sandra menggeliat lalu memiringkan wajahnya, ia tidak mungkin membiarkan Alkana terlalu lama menatapnya, Sandra bisa mati kaku.

NEVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang