51. Bad Liar

692 23 4
                                    

"Satria!"

Sapa Audi saat tidak sengaja bertemu ketua osisnya di sebuah club.

"Hai... " balas cowok itu, "Lo dari tadi di sini, Sandra mana?"

"Sandra katanya mau dinner jadi nggak bisa ikut," Audi seraya duduk di sebuah kursi tak jauh dari Satria sementara Kanaya berdiri di sampingnya.

Ini pertama kali Audi dan Kanaya bertemu Satria di tempat itu, meski sebelumnya mereka pernah dengar dari Sandra jika Satria memang pernah ke tempat hiburan.

Penampilan lelaki itupun berbeda drastis, Satria yang biasanya selalu rapi dan klimis di sekolah kini terlihat lebih bebas. Celana jeans sobek dan jaket hitam yang ia kenakan membuatnya terlihat lebih dewasa, belum lagi rambut panjang yang mulai melewati telinga itu malam ini di biarkan berantakan, membuat kesan bad boy di wajahnya semakin terlihat.

Satria pandai menempatkan diri rupanya, dan Audi suka itu. Ralat lebih tepatnya Audi lebih suka Satria yang bersama Sandra.

Satria meneguk minuman keduanya, "Oh," jawabnya singkat dengan sorot mata kecewa.

"Lo sendirian dari tadi?"

"Iya, gue sengaja nunggu kalian, gue fikir Sandra ikut...."

Audi dan Kanaya beradu pandang.

"Jadi lo udah dari tadi?"

"Tapi lo nggak nungguin kita di tempat ini tiap malamkan?" Kanaya menimpali, namun Audi menyikut lengannya.

"Apaan sih lo Nay, ya nggak mungkin lah...." bisiknya.

"Ya, kali aja," Kanaya menjawab sambil mengibaskan rambutnya.

Satria yang mendengar perdebatan singkat itu berdeham pelan, "Sebenarnya... udah beberapa hari ini gue selalu kesini."

"OMG," Kanaya menepuk jidat "jadi lo selama ini nungguin Sandra?"

Satria tersenyum tipis, ia merasa kasihan pada dirinya yang nampaknya terlalu terobsesi dengan gadis itu.

"Sat, gue kasih tau ya Sandra tu udah lama banget nggak pernah clubbing, jangankan ke club gabung sama kita aja sekarang jarang, cuma di sekolah doang. Hari-harinya itu penuh sama Alkana, Alkana dan Alkana, sampai mau muntah gue lihatnya.

"Iya, gue suka heran deh sama dia, apa coba hebatnya Alkana sampai dia bisa cinta mati gitu...."

Satria menatap gelas kosong di depannya, "Gue, juga tau itu. Mungkin seharusnya gue yang tau diri."

"Sat, kalau gue boleh jujur sebenarnya gue lebih dukung lo dari pada Alkana, tapi ya mau gimana lagi Sandra jatuh cintanya sama Alkana," sambung Audi.

"Iya Sat, lo yang sabar ya," Kanaya seraya menepuk pelan pundak Satria.

Satria mengangguk, di satu sisi ia prihatin pada nasibnya tapi di sisi lain ia senang saat mengetahui ternyata ada yang mendukungnya.

Akhir-akhir ini Satria memang merasa iri sekaligus risih melihat kedekatan Sandra dan Alkana yang semakin lama semakin terlihat harmonis. Kedekatan keduanya membuat Satria kehilangan kesempatan untuk mendekati Sandra.

Satria fikir hubungan mereka tidak berlangsung lama, hanya bertahan beberapa minggu sama seperti ketika Sandra menjalin hubungan dengan mantan mantannya yang lain tapi ternyata kali ini berbeda, bahkan sudah Tiga bulan berlalu dan Satria tidak melihat tanda tanda keduanya akan putus, malah keduanya semakin lengket yang membuat Satria terkadang jengah melihatnya.

Saat ketiganya tengah asik berbincang, Audi melihat lelaki yang ia kenali melintas di depannya. Lelaki itu nampak tergesa sampai tidak menyadari keberadaannya.

NEVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang