RAMBUT panjang yang biasanya tergerai hari ini tampak di ikat sanggul, tapi tidak mengurangi pesona pemiliknya. Mustahil jika yang di lakukan Sandra saat itu tidak pamer, sebab dengan ia mengikat rambutnya membuat area di sekitar lehernya terpampang jelas. Ia tengah memamerkan leher jenjangnya.
Leher putih nan mulus dengan rambut nakal yang masih menjuntai beberapa helai itu menambah ayu tampilan wajahnya dan tak mungkin bisa abaikan oleh kaum adam yang melihatnya.
Tebar pesona adalah kebiasaan Sandra setiap hari, ia tidak pernah puas melakukannya sekalipun sudah mempunyai banyak barisan mantan. Ada kepuasaan tersendiri ketika ia bisa menarik ulur dan mempermainkan lelaki sesuka hatinya.
Sandra melangkah menuju lapangan Futsal dengan botol minuman isotonik di tangannya melewati puluhan lelaki yang menggonggong, melempar rayuan serta tatapan menjijikkan. Sandra hanya melengos jengah menghadapinya.
Riuh sorak suara suporter beserta tim cheerleader memenuhi lapangan memberi semangat pada jagoannya masing-masing. Sedangkan Sandra hanya duduk diam di antara orang-orang itu seraya mengamati seseorang yang ia incar. Ia berharap minuman di tangannya dapat membawa keuntungan besar baginya.
Peluit panjang terdengar nyaring di iringi tepuk tangan tanda permainan telah berahir. Sandra bangkit mencari seseorang yang ia tunggu sejak tadi. belum sempat ia melangkah Sandra sudah di hadang oleh Satria.
"Hai Ra..." cowok itu sambil mengibaskan rambut panjangnya yang di basahi oleh keringat. "Nyari siapa?"
Sandra menyembunyikan botol minuman itu di belakang tubuhnya, "Minggir" katanya.
"Minuman itu buat siapa?" Satria menatap Sandra penuh selidik. "Beruntung banget kayaknya cowok yang dapetin itu dari lo."
Sandra mengalihkan pandangannya malas menanggapi ketua osisnya.
"Oh gue tau, buat Alkana ya?" tebak Satria seraya melirik Alkana yang masih berdiri di tengah lapangan bersama dengan Jery.
Sandra tidak menjawab malah berputar arah mencari jalan lain. Satria berniat mengejar Sandra tapi kemudian ia melihat Riska bersama dayang dayangnya.
"Ris udah deh jangan di liatin terus, lo kan udah putus sama Satria" salah satu teman Riska menasehati.
"Tapi kenapa harus tu cewek sih yang dia suka?" dengus Riska.
"Mungkin yang Satria lihat fisiknya doang."
Riska membalik badannya "Gue tetap nggak terima apa pun alasannya!" Riska kemudian berlalu pergi.
Setelah kepergian Riska Satria beralih memperhatikan Sandra yang tengah berjalan menghampiri Alkana. Sesuai dugaannya, siapa lagi lelaki beruntung yang bisa mendapatkan perhatian dari Sandra kalau bukan Alkana.
Satria berdecak sebal lalu menyeka keringatnya dengan sorot mata terus mengamati gadis incarannya.
"What!" bola matanya membulat sempurna saat Sandra ternyata melewati Alkana, padahal Alkana tampaknya sudah bersiap menyambut kedatangan pacarnya.
"Sandra mau nyamperin siapa tuh?" Bimo tiba-tiba datang. Satria hanya menggeleng tidak mengerti.
Sandra masih mengayunkan langkahnya dan membiarkan orang orang penasaran dengan siapa sebenarnya lelaki yang ia cari.
Plak...
Sandra menepuk pundak cowok yang tengah mengusap keringat dengan handuk mungil. Cowok itu terkejut lalu menoleh."Sayang..."
Sandra tersenyum tipis mendengar panggilan menggelikan itu.
"Eh maaf maaf, Sandra maksudnya. Aku belum terbiasa" sesal cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER
Teen FictionSetelah menciumnya secara tidak sopan Alkana juga memaksa Sandra menjalin hubungan denganya. Sebuah kegilaan yang tak mungkin di lakukan oleh gadis itu. Namun siapa sangka waktu dapat mengubah segalanya. Scandal yang menimpa gadis itu membuatnya te...