Satu bulan kemudian
SANDRA meliuk-liuk kan tubuhnya mengikuti alunan musik yang memenuhi sudut ruangan sambil sesekali meneguk air di gelas yang ia bawa.
"Ra, udah deh mendingan kita pulang aja?" Kanaya seraya menuntun Sandra yang sudah mabuk berat kearah kursi bar.
Sandra hanya menurut lalu duduk di sebuah kursi, "Gimana?" tanya Kanaya pada Audi.
"Michael sama Bimo belum mau pulang gimana kalau kita antar Sandra pulang dulu?"
"Gue nggak mau pulang..." Sandra seraya meneguk minumannya, namun Audi langsung merebut gelas itu yang membuat Sandra berdecak sebal.
"Audi nggak usah resek deh lo" rancau Sandra dengan suara seadanya.
"Lo udah kebanyakan minum tau nggak?"
"Satu gelas lagi ya, please..." Sandra tampak memohon.
"Nggak!" bantah Audi.
Tak lama kemudian Kanaya melihat seseorang yang ia kenali sedang duduk di sebuah sofa, lelaki itu di kelilingi oleh beberapa wanita penghibur namun lelaki itu hanya sibuk dengan ponselnya. Tanpa pikir panjang Kanaya langsung mendekati lelaki yang menggunakan jaket kulit itu.
"Alkana!" panggil Kanaya.
Sang pemilik nama langsung menoleh "Dia siapa?" tanya salah satu wanita yang ada di samping Alkana.
"Teman gue, sebentar" Alkana bangkit lalu mendekati Kanaya "kenapa?" tanyanya datar.
"Jadi bener apa kata Sandra selama ini kalau lo emang sering ke tempat beginian, baru tau gue."
Alkana menatap malas pada gadis berpakaian kurang bahan di depannya, ia tidak tau mengapa wanita selalu gemar membuang waktunya.
"Jadi lo cuma mau ngomong itu ke gue?" tatapan Alkana berubah dingin.
"Ya elah gitu doang sewot" Kanaya kemudian menyempitkan jarak wajahnya lalu mengendus lelaki itu mencari bau yang ia kenali.
"Lo ngapain?"
"Lo nggak mabuk, kan?"
"Nggak."
"Sebenarnya gue mau minta tolong sama lo?"
"Apa?"
"Noh, lo lihat kan pacar lo" Kanaya menunjuk kearah Sandra yang sedang duduk lemas di kursi, "Dia mabuk, anterin pulang gih."
"Kenapa gue?"
"Lo harus tanggung jawab, dia mabuk gara-gara lo."
Alkana mengerutkan kening, "Jangan nanya salah lo dimana? yang jelas Sandra mabuk gara-gara dia bete sama lo yang seenaknya jadiin dia pacar tapi selama sebulan ini lo nggak memenuhi tanggung jawab lo sebagai pacar, mau lo apa sih sebenernya?"
Alkana terdiam, semenjak Alkana memposting videonya bersama Sandra dia memang tidak pernah mendekati gadis itu lagi begitu juga sebaliknya. Alkana menjadikan Sandra pacarnya karena ingin mengalihkan rasa penasaran gadis itu agar tidak lagi mengikutinya, baginya Sandra terlalu berani untuk sekedar ia ancam. Namun siapa sangka Alkana berhasil membuat Sandra berhenti menguntitnya, tapi sayang kini ia malah di repotkan dengan gadis pemabuk itu.
"Gue lagi sibuk" kata Alkana malas.
"Sibuk apaan? Dari tadi kan lo duduk duduk doang, kasian tau dia sampai kayak gitu, lo tu nggak tanggung jawab banget jadi cowok!"
Alkana menghela napas, mengalah. karena tidak ada gunanya menentang spesies berjenis kelamin perempuan, sampai kapan pun ia tidak akan menang.
"Ya udah iya" Alkana memasukkan ponselnya dalam saku lalu melangkah mendekati Sandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER
Teen FictionSetelah menciumnya secara tidak sopan Alkana juga memaksa Sandra menjalin hubungan denganya. Sebuah kegilaan yang tak mungkin di lakukan oleh gadis itu. Namun siapa sangka waktu dapat mengubah segalanya. Scandal yang menimpa gadis itu membuatnya te...