43. Love Or Family

729 29 0
                                    

        ACARA makan malam dan mengobrol sudah selesai tapi Fany masih ingin berlama-lama bersama Sandra dan Alkana, akhirnya sebelum pulang Fany mengajak Sandra dan putranya singgah terlebih dahulu di sebuah pusat perbelanjaan yang tidak jauh dari Cafe, mengingat waktu masih menunjukan pukul 21.00.

Fany akan pulang sekitar pukul sepuluh, sesuai dengan batasan waktu yang di berikan oleh suaminya.

"Tante sering lihat baju-baju bagus seusia kamu disini. Tante pengen beli tapi tante malu karna Tante udah nggak pantas lagi, jadi Sandra mau ya tante pilihin baju sesuai kemauan tante?"

Sandra menatap Fany bingung. Ia fikir tadi Fany hanya butuh teman untuk belanja, tapi ternyata malah Fany yang ingin membelanjakannya, ini tidak benar.

Baiklah ini memang tidak terdengar buruk lagipula meskipun ia menjadi bahan percobaan yang penting Sandra dapat pakaian bagus, dan yang perlu di ingat ini gratis.

Sandra mendekati wanita yang tengah antusias memilih pakaian, lengan kirinya sudah dipenuhi lembar kain tapi tangan lainnya masih memilah milah sebuah dress. Nampak sekali Fany sedang bingung menentukan pilihan selanjutnya karena semuanya terlihat bagus.

"Tante nggak usah repot-repot, punya Sandra udah banyak kok" Sandra seraya menahan legan Fany yang akan menarik satu dress lagi.

Fany menghela napas lalu memutar badan dan melanjutkan kegiatannya memilih pakaian yang ada di bagian belakang.

"Iya, tante tau. Dulu juga waktu tante seusia kamu baju-baju tante banyak" jawabnya santai Sandra hanya mengekorinya.

"Tapi anehnya meskipun Tante punya banyak baju tante tetap bingung kalau mau bepergian, kalau kamu gitu nggak?"

Sandra tersenyum, ia ingin mengangguk tapi tidak mungkin. Fany sudah terlalu baik karena mau menerimanya sebagai kekasih putranya dan itu lebih dari cukup. Fany tidak perlu melakukan apapun karena baginya kehadiran Fany sudah termasuk anugrah dan apa yang di lakukan Fany saat ini sepertinya berlebihan.

"Iya sih Tan, tapi Sandra nggak mau ngerepotin Tan...." Belum sempat Sandra menyelesaikan kalimatnya Alkana tiba-tiba datang dan langsung menyahut.

"Terima aja, bukannya kemarin minta uang Lima Puluh juta cuma buat shopping!"

Fany menoleh kearah sumber suara begitu juga dengan Sandra, keduanya tidak tau sejak kapan Alkana membuntutinya karena tadi Alkana bilang tidak mau menemani ibunya berbelanja dan memilih untuk menunggu di lantai dasar.

Sandra melotot tidak terima aibnya di umbar, tapi Alkana malah nyengir seakan tidak berdosa.

"Ember banget sih!" Sandra sebal dan akan mencubit Alkana namun belum sampai keinginannya tercapai Alkana menghindar.

"Sudah, sudah" Fany pusing karena lama-kelamaan keduanya malah berlari-larian memutarinya membuat Fany tidak leluasa bergerak dan menganggu kegiatannya.

Alkana berhenti di belakang ibunya lalu menjulurkan lidah, mengejek.

Sandra cemberut, sebal karena Alkana berlindung di belakang ibunya. Tapi di sisi lain ia senang karena Fany tak mengindahkan yang di bahas Alkana tentang Lima puluh juta.

"Sandra sini" panggil Fany.

Sandra mendekat dengan bibir yang masih monyong beberapa centi.

Fany menempelkan baju pilihannya pada Sandra. "Nah ini bagus, ini juga" Fany nampak puas dengan beberapa gaun pilihannya.

"Apalagi ini, wah kayaknya semua pilihan tante memang cocok ya? atau emang kamunya yang cantik pakai baju apa aja."

Sandra tersenyum, "Tante bisa aja."

NEVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang