64. Ketika Kita Bertemu Lagi

593 21 2
                                    

Never UP!
Huuuuuuu...

Akan ada kejutan sebelum ENDING
Semoga kalian terkejut ya....
😄😄😄😄

Happy Reading

***

Alkana langsung bergegas menghampiri wanita itu sebelum keduanya masuk kedalam mobil.

Sandra kembali...

Kenyataan yang membuat Alkana senang bukan main. Setelah sekian lama ia tersiksa dengan rasa sakit dan penyesalan yang luar biasa kini semua terlepas sudah. Alkana berjanji setelah ini ia tidak akan pernah melepaskan gadis itu, tidak akan pernah.

"Sandra!" Alkana memanggil saat Sandra akan memasuki mobil diiringi tatapan penuh binar dan harapan menggebu-gebu sampai Alkana yakin mungkin Sandra bisa melihat ia nampak gemetar.

Alkana tidak tau harus bagaimana mengekspresikan diri. Mungkin ia terlalu bahagia, detak jantungnya berpacu lebih cepat sama antusias dengan dirinya.

Sandra menoleh bersamaan dengan lelaki yang tengah merangkul pundaknya. Tatapannya menyorot datar seolah tidak pernah terjadi apa-apa diantara mereka.

Baru sampai di situ, Alkana merasa tubuhnya melemas. Ia kecewa, mengapa Sandra menatapnya seperti itu. Alkana merasa tidak ada lagi dirinya dalam hati wanita itu.

"Dia siapa?" tanya lelaki yang nampak lebih dewasa dari Alkana. Dia lumayan tampan, dilihat dari wajahnya seperti bukan berdarah asli Indonesia.

Sandra mendongak, menatap lelaki di sampingnya dan sebelum ia menjawab seorang wanita berpakaian perawat menghampirinya.

"Ibu Sandra?" panggilnya.

Semua yang ada di sana menoleh.

"Suamimu meninggalkan ini," wanita itu menyodorkan kantong plastik pada Sandra.

'Suami? apa maksudnya?' Alkana membatin.

Setelah mendapat ucapan terimakasih perawat itu berlalu.

"Kamu beli susu ibu hamil?" tanya Sandra ketika mengetahui isi kantong plastik yang ia bawa.

Lelaki itu tersenyum, "Iya. Untuk anak kita."

'Anak kita' ralat Alkana yang semakin tidak mengerti. 'Tidak, itu anakku bukan anak lelaki itu.'

Bibir Sandra melengkung sempurna, menampilkan senyum manis yang ia punya. Sayangnya dia tersenyum untuk lelaki di sebelahnya.

"Kamu selalu perhatian," tuturnya.

"Sudah kewajibanku," jawab lelaki itu yang kemudian mendaratkan kecupan singkat pada pucuk kepala wanitanya. Sandra tidak menolak ia seolah sudah terbiasa akan hal itu.

What the hell, Alkana tidak terima melihat itu. Baru beberapa minggu ia tidak bertemu dengan Sandra tapi mengapa secepat itu Sandra melupakannya.

"Oh iya, aku sampai lupa" Sandra berkata sambil melirik Alkana, "Perkenalkan Nick dia Alkana."

Lelaki itu terhenyak beberapa saat, lalu menatap Alkana dari atas sampai bawah.

"Dia... lelaki itu?" tanyanya.

Sandra mengangguk, dan lelaki itu masih mengamati Alkana dengan tatapan tidak percaya. Sebenarnya ia mengakui Alkana memang tampan, tapi jika melihat penampilannya Nichol ragu.

Rambutnya terlihat panjang, hingga ia yakin bisa kucir. Jaket kulit, kaos serta celana jeans yang ia gunakan sangat terlihat tidak cocok. Alkana terlihat amburadul, bahkan Sandra sendiri miris melihatnya.

NEVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang