41. I Love You

801 33 1
                                    

     CALVIN beranjak dari kursi begitu juga dengan Sandra. Tidak hanya itu Calvin juga merangkul pundak gadis di sampingnya, dan nampaknya Sandra tidak keberatan dengan keberadaan lengan kekar Calvin.

Alkana yang masih berdiri di sana jelas tidak bisa membiarkan itu terjadi dan tanpa basa basi Alkana langsung menarik lengan kekasihnya.

"Pulang sekarang!" bentak Alkana dan hanya dalam sekejap mampu membuat Sandra berpindah di pelukannya.

Memangnya siapa di dunia ini yang rela melihat gadis yang kita cintai tidur dengan Pria lain? jika ada, perlu di periksa kesehatan jiwanya.

"Al, lepas nggak?" Sandra tidak sudi ikut dengan lelaki itu.

"Emang lo siapa!" tanya Calvin, ia tidak tau apa yang membuat lelaki itu sangat marah.

"Gue pacarnya" jawab Alkana lantang. "Lo siapa!!!"

"Pacar?" ralat Calvin dengan satu alis terangkat seolah tidak percaya.

"Berani lo nyentuh dia gue jamin lo nggak bisa lihat matahari besok!" balas Alkana tanpa perduli jika sejak tadi ia tengah di perhatikan oleh orang-orang di sekitarnya.

"Pulang sekarang!" Alkana menarik paksa pergelangan Sandra dan membawanya keluar dari tempat itu.

Plakk...

Baru saja Alkana sampai di depan mobilnya tapi tamparan panas itu yang ia dapatkan.

"Gampang banget ya lo ngaku-ngaku kalau kita pacaran. Lo pikir lo siapa!!!" ucap Sandra geram.

Kini Alkana yang di buat bingung. Cowok itu sangat yakin jika selama ini yang ia jalani dengan Sandra sama layaknya sepasang kekasih tapi mengapa Sandra berkata ia mengaku-ngaku.

"Maksud lo apa, bukannya selama ini kita emang pacaran?"

"Gue nggak sudi pacaran sama cowok murahan kayak lo!" ketus gadis itu lalu melangkah pergi.

"Sandra!" Alkana mengikuti langkah gadisnya.

"Sandra, salah gue apa?" Alkana berhasil mencekal lengan gadis itu.

"Lepas...." Sandra merintih, pergelangannya terasa sakit gara-gara Alkana.

"Harusnya gue yang marah karena lo nggak hubungin gue dan lo malah berduaan sama orang asing itu!" Alkana seraya membawa Sandra menuju mobilnya.

Sandra berhenti lalu berkata. "Terus gimana sama gue yang dari awal lihat lo peluk-pelukan sama perempuan itu. Dan di saat ada yang deketin gue, dengan gampangnya lo bilang gue pacar lo. Waktu lo pelukan sama cewek itu apa lo nggak sadar kalau lo punya pacar. Hahh!!!"

Alkana diam beberapa saat, ia baru sadar dimana letak kesalahannya. Pantas Sandra sangat marah, ia pasti sudah berpikir macam-macam padanya.

"Ra, So-sorry gue...."

"Selama ini lo jadiin gue pacar buat kepentingan lo sendiri kan. Dan lo nggak pernah mikirin gimana perasaan gue!"

"Ra... bukan gitu maksud gue."

Alkana tidak tau jika akan seperti ini jadinya, ia sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti Sandra. Ia hanya terlalu cemburu melihat gadis itu bersama lelaki lain.

"Gue capek Al...." Sandra menunduk sambil menangis dengan tubuh yang bersandar pada mobil Alkana.

"Gue capek sama permainan lo, gue mau kita putus" lanjutnya, entah ia sadar atau tidak.

Alkana menggeleng cepat. Gadis itu sudah berhasil membuatnya jatuh cinta, tapi sekarang dengan mudahnya ia meminta berpisah. Itu tidak mungkin terjadi, Sandra sudah masuk dalam hidupnya dan Alkana tidak akan membiarkan Sandra pergi tidak akan pernah.

NEVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang