BELUM sempat Alkana membuka pintu rumahnya tapi daun pintu itu sudah bergerak seakan tau jika ada yang datang. Alkana dan Jery mengerutkan dahi ketika melihat gadis kecil berpakaian sekolah dasar keluar dari balik pintu seraya menyilangkan tangannya di dada.
"Siapa ya?" tanya gadis mungil itu, seraya mendongak mengamati kedua tamunya.
Seharusnya Alkana yang bertanya siapa bocah itu, tapi gadis mungil itu berlagak seolah ia adalah tuan rumah.
"Anak siapa Al?" tanya Jery.
Alkana menggeleng seraya menoleh pada temannya, "Nggak tau."
Jery tambah bingung, bagaimana bisa Alkana membiarkan anak kecil memasuki rumahnya tanpa tau dari mana dia berasal, aneh?
Alkana menatap ke sekeliling halaman rumahnya mencari kendaraan atau orang yang mungkin ia kenali tapi ia tidak menemukan siapa siapa.
Tak lama kemudian gadis kecil itu mengeja nametag yang tertera di seragam kedua lelaki di depannya.
"Oh.. aku tau, kakak pasti pacarnya tantekan?" Pika seraya berdiri di depan Alkana.
"Tante siapa Al?" tanya Jery lagi.
"Nggak tau juga?"
Jery lalu menunduk dan berjongkok di depan gadis mungil itu "Emang nama tante kamu siapa?"
"Tante cantik, pacarnya kakak Al" Pika sambil menunjuk Alkana.
"Iya nama tante cantiknya siapa?"
"Tante Sandra."
Jery mendongak menatap Alkana, sedangkan Alkana tampak menepuk jidatnya. Ia menyesal karena tadi sibuk menguntit akun Sandra sampai lupa menayakan hal sepenting itu.
"Terus kamu kesininya sama siapa?"
"Di jemput sama tante, kan semalem tante nginep di sini" jawab Pika jujur.
"buset, ember banget ni bocah" batin Alkana.
"Oh... jadi gara-gara ini kenapa tadi gue nggak boleh mampir?" Jery berdiri seraya mendelik pada temannya.
Alkana nyengir, membenarkan sekaligus malu. Astaga, hal sekecil inipun tidak bisa ia sembunyikan.
"Kak..." Pika berdiri di depan Alkana sambil mengangkat kedua tangannya.
"Kenapa?" Alkana bingung.
"Gendong," pinta Pika di iringi senyuman termanisnya.
Alkana hanya bengong, ia baru melihat gadis kecil itu hari ini tapi anak itu sudah bertingkah sok akrab dengannya.
"Ayo..." Pika merengek seraya mengulurkan tangannya.
"Gendong tuh, ntar juga tu anak jadi keponakan lo" kata Jery.
Terpaksa akhirnya Alkana menggendong gadis kecil tak di undang itu lalu melangkah memasuki rumah, begitu juga dengan jery.
"Tante!..." teriak Pika, "Om Al sudah pulang!"
"Dimana Sandra?" tanya Alkana.
"Di dapur, lagi masak buat Pika sama Om Al..." Pika seraya tersenyum semringah.
Alkana kemudian membelokkan langkahnya menuju dapur.
"Sandra bisa masak?" tanya Jery kurang yakin.
"Bisalah," jawab Pika percaya diri.
"Hebat juga cewek lo Al, gue pikir si Sandra bisanya cuma makan doang."
Alkana menghentikan langkahnya lalu menurunkan Pika di samping meja makan. Sandra yang melihat kedatangan Pika dan Alkana lalu menoleh sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER
Teen FictionSetelah menciumnya secara tidak sopan Alkana juga memaksa Sandra menjalin hubungan denganya. Sebuah kegilaan yang tak mungkin di lakukan oleh gadis itu. Namun siapa sangka waktu dapat mengubah segalanya. Scandal yang menimpa gadis itu membuatnya te...