SETELAH menonton perdebatan singkat antara Alkana dan Rena, Riska memutuskan untuk mencari Jery. Menurutnya Jery berhak mengetahui masalah yang menimpa sahabatnya.
Riska melangkah tergesa menuju parkiran, namun setelah mencari kesana kemari ia tidak menemukan pacarnya. Sebenarnya ia tidak tau kendaraan apa yang sering di gunakan Jery untuk kesekolah, dulu sebelum Sandra dekat dengan Alkana Riska sering melihat Jery satu mobil bersama Alkana tapi sekarang tidak pernah lagi sebab Sandra yang saat ini lebih sering bersama Alkana dan itu membuat Riska bingung harus mencari Jery kemana.
Plak
Riska tersentak saat sebuah tepukan mendarat di pundaknya.
"Nyariin gue ya?" ucap suara itu diiringi cengiran di wajahnya.
"Iseng banget sih, di cariin dari tadi malah ngagetin!" katanya seraya mendengus sebal. Untungnya lelaki itu Jery, jika bukan mungkin sudah ia telan hidup hidup.
Cowok yang sempat mengaggetkan Riska itu tersenyum, "Serius nyariin gue? kenapa? mau ngajakin pulang bareng ya, ayo..." Jery dengan penuh percaya diri langsung menggandeng lengan pacarnya.
"Apa-apain sih," Riska melepas pegangannya, "Siapa juga yang mau ngajakin pulang bareng, kePD-an!"
"Terus ngapain nyari gue kalau bukan karena mau pulang bareng?"
"Itu... emm," Riska tidak tau apa yang membuatnya gugup tapi saat akan mengatakan masalah Alkana pada Jery membuatnya merasa terkesan ikut campur, padahal sebelumnya ia tidak perduli dengan lelaki itu. Lalu untuk apa ia memusingkan masalah sahabatnya?
Sadarlah Riska, rutuknya dalam hati.
"Ini... soal... teman lo," akhirnya kalimat itu meluncur dengan gemilang.
Jery menyipitkan matanya, "Teman. Siapa?"
"Jadi gini," Riska menyelipkan anak rambut lalu memfokuskan diri pada lelaki di depannya, "Tadi gue nggak sengaja dengar Alkana debat sama wali murid di ruangan bu Septi, dan wali murid itu bilang kalau Sandra itu hamil sama Alkana... tapi...."
Lagi. Riska tidak melanjutkan ceritanya, dan tentu saja itu membuat Jery menunggu. 'Lanjut tidak lanjut tidak,' sungguh Riska ragu untuk mengatakannya.
"Tapi apa?"
"Alkana bilang Sandra nggak hamil sama dia tapi sama Reza," terlanjur basah mandi sekalian, itulah yang Riska lakukan saat itu.
"Alkana bilang gitu?" tanya Jery dengan sorot mata menajam.
Hal yang tidak pernah ia inginkan benar-benar di lakukan oleh temannya, Alkana lempar batu sembunyi tangan. Dan ini lebih buruk dari dugaannya.
Riska menunduk takut, ia tidak pernah melihat Jery menatapnya sesangar itu.
"Emang Reza siapa sih? Ups" Riska membekap mulutnya sendiri, "Maaf, maksud gue kayaknya nggak mungkin kan Alkana gitu. Soalnya dia, kan teman lo dan pergaulan lo selama ini sama dia kayaknya... kayaknya...."
Kayaknya apa??? Oh my gosh, Riska blank. Ia tadinya berniat memberi informasi tapi malah serasa menggurui. Dan mengenai Alkana dan pergaulannya, sebenarnya ia tidak tau apa-apa, lalu untuk apa ia mengatakan itu? sial, ia salah bicara.
"Gue tinggal dulu," Jery seketika beranjak pergi.
Riska sudah menduga, dan ia menyesal karena tidak becus menyampaikan masalahnya.
"Beg0, beg0, beg0..." Riska mengetuk kepalanya berulang, "Ngapain coba pake ngomong gitu segala. Jadi pergikan dianya, huhh..." rutuknya kesal sendiri.
Setelah melihat Jery menghilang dari pandangan Riska melanjutkan langkahnya menuju gerbang. Namun belum sempat kakinya melangkah Riska mendengar suara keributan di koridor, belum lagi orang orang yang semula berlalu lalang menuju parkiran malah berlari dan berkerumun di sana membuatnya menjadi penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER
Teen FictionSetelah menciumnya secara tidak sopan Alkana juga memaksa Sandra menjalin hubungan denganya. Sebuah kegilaan yang tak mungkin di lakukan oleh gadis itu. Namun siapa sangka waktu dapat mengubah segalanya. Scandal yang menimpa gadis itu membuatnya te...