16. Yang Sebenarnya

2.4K 76 1
                                    

"Ra kalau kalian sama sama nggak cinta kenapa pacaran???"

"Yang pacaran dia kenapa lo yang sewot" Jery menyahut dari belakang lalu meletakkan minumannya dimeja, "Lo nggak punya hak buat ikut campur."

Haris seketika menunduk menyesali ucapannya.

"Itu dia yang bikin gue bingung Ris?"

Haris langsung menoleh menatap Sandra yang memasang wajah tak mengerti.

"Kalau Alkana nggak cinta ya nggak mungkinlah dia mau pacaran sama lo" tatapan Jery beralih pada Haris, "Lo nggak usah ngomong macem-macem, lo mau hasut dia?" kecam Jery sambil melotot.

"Tapi gue nggak ngrasa Alkana cinta sama gue."

"Ya mungkin dia belum mau nunjukin aja kalau dia cinta sama lo."

"Kenapa?" Sandra menatap cowok berhidung bangir itu dengan tatapan mengintimidasi.

"Gue-gue nggak tau, tapi gue yakin kok Alkana suka sama lo." Kalimatnya terdengar pasti tapi Jery mengucapkannya penuh keragu-raguan.

"Gue nggak percaya. Pasti Alkana punya maksud lain kenapa dia maksa gue jadi pacarnya?"

Jery menggaruk tengkuknya, "Umm.. gimana kalau lo sendiri aja yang nanya" Jery menyerah dengan pertanyaan itu, ia takut salah bicara.

"Lo tau sesuatu kan?" Sandra menatap Jery dengan keingin tahuan tak terbendung.

Merasa terpojok ahirnya Jery mengalah, ia lalu bangkit dari kursi "Gue tau semuanya, tapi gue nggak bisa cerita sama lo. Yang jelas siapa pun dia kita nggak berhak menghakimi hidupnya karena kita nggak pernah tau gimana rasanya ada di posisi dia."

"Maksud lo?"

Sandra hanya bertanya tentang apa niat Alkana menjadikannya pacar tapi mengapa Jery malah membahas mengenai kehidupan Alkana, aneh.

"Kalau lo mau tau siapa dia buat lo pamerin ke semua orang lebih baik lo nggak usah tau maksud gue" setelah mengatakan itu Jery melangkah pergi.

Berahir dengan teka-teki, Sandra membenci itu. Beberapa hari yang lalu Sandra juga mendengar Alkana berkata "Berhenti atau menyesal"  kalimat itu terdengar seperti sebuah peringatan sama halnya dengan yang barusan ia dengar dari Jery.

Lantas siapa sebenarnya lelaki itu? Apa kehidupannya terlalu gelap sampai membuatnya sangat tertutup? Apakah dia pembunuhan bayaran? buronan, atau narapidana? Pertanyaan pertanyaan itu terlintas begitu saja dalam benaknya membuat Sandra semakin penasaran dengan apa yang di sembunyikan oleh Alkana.

***

           Ruangan remang-remang di penuhi lampu disko dengan alunan musik dance yang menggema itu menjadi tempat pilhan Alkana untuk melepas penat. Ia duduk di salah satu kursi bar dengan satu tangan memegang gelas dan tangan satunya memainkan ponsel seperti kebiasaannya.

Tak lama kemudian datang seorang wanita penghibur dan langsung mengalungkan kedua lengannya di leher Alkana. Namun tatapan Alkana masih terpaku pada layar ponselnya, ia tidak mungkin mengabaikan pesan dari Jery yang tengah menceritakan tentang Sandra.

"Lo harus lebih hati-hati lagi" tulis Jery di sebuah chat.

"Dia nanya apa aja?" balas Alkana.

Wanita penghibur itu mengeratkan lengannya seakan memaksa Alkana menatap kedalam matanya, "Temen temen gue nggak ada yang datang. Lo maukan nemenin gue?" bisik wanita itu manja.

Alkana menganguk, kemudian tangan yang semula memegang gelas kini ia letakan pada pinggang wanita itu tanda bahwa ia menerima tawarannya. Wanita itu tersenyum girang lalu turut melirik kearah layar ponsel Alkana.

NEVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang