Alkana menatap mobil yang terparkir di halaman rumah dengan kening berkerut. Baru pulang sekolah Alkana sudah di suguhi pemandangan tak biasa, ia merasa seperti firasat buruk. Akhir-akhir ini ia sering kedatangan tamu tak di undang, mulai dari Yani yang datang tiba-tiba setelah libur berbulan bulan, kemudian Rena dan sekarang entah siapa lagi.
Sebuah mobil Daihatsu Terios berwarna putih mengkilap keluaran terbaru itu terlihat begitu gagah dan menawan, belum lagi plat putihnya membuat Alkana yakin itu mobil benar-benar baru, tapi yang membuatnya bingung siapa pemiliknya?
Setelah men-setandar motornya Alkana mengayunkan langkah menuju pintu dengan tatapan tak lepas dari mobil itu.
"Mbak!" begitu memasuki rumah pandangan Alkana menyapu ke seluruh penjuru ruang mencari asisten atau sang pemilik mobil, tapi ia tidak menemukan siapa siapa. Rumahnya sepi.
Alkana melempar ranselnya di sofa lalu berjalan kedapur. Belum sempat langkahnya menjauh matanya menangkap gelas mug di atas meja, berisi minuman dengan asap yang masih mengepul di atasnya.
"Mama?" ingatan Alkana seketika tertuju pada Fany.
Satu-satunya orang yang memiliki kemungkinan itu, lagipula siapa lagi kalau bukan ibunya. Jika benar tamu, setidaknya orang tersebut tengah duduk di sofa sekarang dan saat ini tidak ada. Lagipula seingatnya setiap setahun sekali ibunya memang mengganti mobil, bukan untuk mengoleksi tapi ayah tirinya kerap memberikan hadiah ulang tahun kepada ibunya mobil.
Alkana langsung bergegas menaiki anak tangga dengan langkah gesit, tak jarang ia hampir terjatuh namun itu tak membuatnya jera. Yang ia inginkan hanya segera sampai di kamar dimana Sandra berada sebelum ibunya menemukan bukti lain bahwa sandra pernah menginap di rumahnya.
Mungkin seharusnya Alkana tidak perlu khawatir sebab semua barang-barang Sandra sudah di bawa oleh Rena.
Ya. Sore itu, Rena selain ingin berbicara dengan Alkana ia juga mengambil barang-barang milik adiknya. Sebelumnya Rena tidak berniat mengambilnya karena ia berfikir Sandra akan kembali kerumah itu setelah menikah, tapi mendengar lelaki itu tidak mau tanggung jawab Rena memilih membawa pulang semua barang barangnya. Untungnya sore itu Yani tidak mengetahui, kebiasaan Yani yang sering nonton TV di dapur sampai lupa waktu sangat menguntungkan bagi Alkana.
"Mama?" Alkana terkejut melihat Fany berada di tempat yang tidak semestinya.
Dan benar seperti dugaannya, Fany sudah berada di kamar dimana dulu Sandra berada dan ia tidak sendirian, dia bersama Yani.
"Beneran Bu saya nggak bohong, saya lihat sendiri kemarin ada barang-barang perempuan di sini," Yani berkata seraya menunduk takut sementara Fany menatapnya tajam. Merasa di permainkan.
"Mama," panggil Alkana lagi, dan kali ini Fany menoleh, "Mama datang kok nggak ngabarin Al dulu?" Alkana mendekat seraya melirik Yani dengan tatapan membunuh.
Fany menghela nafas, "Kamu sudah pulang?" katanya lalu menyambut uluran tangan Alkana dan membiarkan putranya mencium tangannya. "Mbak Yani bilang kamu nyimpen barang-barang perempuan di sini, makannya mama mau cek."
Alkana manggut-manggut, "Emang beneran ada ma?" tanyanya dengan nafas masih tersengal.
"Nggak ada, mungkin Yani salah lihat."
"Tapi beneran Bu, saya berani sumpah, saya nggak mungkin salah lihat." Yani menguncupkan kedua tangannya sambil mendongak menatap Fany penuh keyakinan.
"Iya, tapi mana buktinya. Orang kamar ini kosong!" Fany bersidekap, lama-lama jengah meladeni ucapan pembantunya.
Yani kemudian berjalan menuju lemari, dan membuka salah satu pintunya. "Kemarin saya lihat ada beberapa dress di sini, ada almamater sekolah juga sama kayak punya Mas Alkana. Bukan cuma itu Bu saya juga lihat ada tas perempuan dan sepatu kets. Mas Alkana pasti yang udah nyimpen semuanya. Iya, kan Mas?" Yani beralih pada Alkana, "biar Mas nggak ketauan sama ibu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER
Teen FictionSetelah menciumnya secara tidak sopan Alkana juga memaksa Sandra menjalin hubungan denganya. Sebuah kegilaan yang tak mungkin di lakukan oleh gadis itu. Namun siapa sangka waktu dapat mengubah segalanya. Scandal yang menimpa gadis itu membuatnya te...