GO!Aku Elizabeth Odelia Queenie, panggil aku Ella. Aku anak tunggal dari keluargaku. Keluargaku ini terkenal sebagai keluarga yang super sibuk, mamaku sibuk dengan usaha skincare-nya, sedangkan ayahku sibuk dengan perusahaan dan sahamnya yang ada di Kalimantan-Jepang-USA.
Dan sudah ke lima kalinya aku pindah rumah dan sekolah. Tapi sekarang untungnya aku sudah lulus dari Sekolah Dasar dan memang harus punya sekolah baru.
Ini juga pertamakalinya aku senang pindah rumah, sekolah, dan teman-teman baruku, karna setiap pindah sekolah dan dapat teman baru selalu saja aku tidak punya mood yang bagus untuk bergaul sama mereka sampai akhirnya aku harus pindah sekolah lagi.
Ini hari Sabtu.
Perjalanan cukup panjang dan lama.
Aku berselonjor di sofa tengah mobilku, sembari mendengarkan musik dengan earphone-ku yang aku sambungkan ke tablet-ku. Hingga tertidur...~" Nak... sayang... ayo sayang bangun... kita sudah sampai ". Kata mama sambil menggoyang-goyangkan tubuhku.
" Ma! Itu truknya udah dateng, kita atur barangnya yuk! ". Ajak papa.
" Oh! Iya paa.. ". Jawab mama langsung bergegas menghampiri papa, meninggalkanku sendiri di dalam mobil.
***
Tak lama aku terbangun dari tidur nyenyak-ku.
" Hoooahh... udah sampe ya? ". Tanyaku sendiri sambil merenggangkan tubuhku.
Perlahan aku membuka pintu mobilku, satu langkah ku pinjakkan ke tanah.
BRUKK
Ya. Aku terjatuh dengan keadaan tengkurap.
" Ssrtt... Auuw! ". Desisku pelan, masih setengah sadar aku melihat rumahku dari bawah ke atas.
Diam beberapa menit, ku lamunkan sebentar dan mengingat sesuatu hal yang tak terduga.
" APA?!!! INI RUMAH GUE? ASTAGAADRAGONN... ". Teriakku yang langsung bangkit dari posisiku yang tadi, dan berlari ke halaman rumahku.
Sampai tidak sadar tali earphone-ku masih bergelantung di telingaku, dan tablet-ku masih berada di aspal yang barusan aku terjatuh.
***
Tanpa berpikir panjang aku lari kesana kemari dan menari-nari layaknya seorang putri kerajaan.
" Ma, anak kamu kenapa? ". Tengok papa ke aku sambil mengangkat sebuah dus berukuran cukup besar diposisi depan tubuhnya.
" Hah? ". Bingung mama yang juga ikut menoleh ke diriku, dan berkata lagi.
" Oh... biarin. Dia lagi berkhayal ". Jawab mama yang mengerti diriku. Yang tahu bahwa aku suka berkhayal, berkhayal dan berkhayal.***
Minggu
Seluruh keluarga besarku menyambut rumah baru kami, dan memberi selamat.
" Ella, kamar kamu dimana? ". Tanya sepupu perempuan yang tua setahun dariku. Zena namanya.
" Oh, iya. Ayo! Ikut aku! Kamar aku di sebelah kanan sini ". Ajakku sambil berlari menuju ke arah tangga sebelah kanan. Diikuti Zena yang berlari di belakangku.
" Wooww... gila banget sii nih. Setahuku, se-elite-elite-nya rumah gak ada yang kayak gini lho! ". Omong Zena di perjalanan menuju kamar. Aku hanya terkekeh dan tersenyum, karna bingung mau jawab apa.
" Dimana? Kok banyak banget ruangan sih! Bingung nii ". Omong Zena lagi." Sabar, bawel! Dikit lagi juga nyampe! ". Kesalku.
" Hehe santuy santuy... ". Cengirnya sambil tersenyum meledek.
" Nah, sebelah sana ". Aku berlari dan menunjuk ruang ketiga dari kanan dan ketiga dari kiri, artinya ada lima ruang ditambah lagi lima ruang dari tangga sebelah kiri, keseluruhan ruang di lantai dua ada sepuluh ruang.
Ketika sampai di depan pintu kamarku, Zena langsung masuk ke kamarku dengan rasa penasarannya.
" HAH!!! ". Teriak Zena yang baru saja masuk ke kamarku. Itu sontak membuatku kaget, dan cepat menghampirinya.
Aku masuk dan melihat Zena terduduk lemas di sofa persegi panjang sambil memegang dadanya, dan wajahnya super pucat.
" Ka Zen kenapa?! ". Panikku serta dengan mata melotot.
Zena menjawab dengan dagunya, sambil terlihat raut wajah yang berubah menjadi kesal dan sebal.
" Bwahahahaha ". Tawaku lepas setelah tahu apa sebabnya Zena teriak, ia melihat sebuah gantungan baju di bagian pojok kamarku dengan bentuk manequin atau boneka manusia bewarna hitam.
" Kenapa? Serem tau! Kirain setan! Item begituu! ". Sewot Zena sambil cemberut.
" Ini kasur lo?? ". Tanya Zena setelah tenang." Iya ". Anggukku.
" Kenapa, aneh ya? ". Tanyaku sambil menyengir." Hm. Banget malahan! Asal lo tau aja ya! dari luar sampai aku masuk ke dalam rumah kamu, aku ngerasa aneh sama bentuk bangunannya, lantai, sama barang-barang sisa disini ". Oceh Zena.
" Terus... ". Tanyaku penasaran sambil duduk di samping Zena.
" Iya. Kamu liat aja kasur kamu La... ini kasur mirip meja penelitian yang di dalamnya banyak mesin, terus lemari kamu itu mirip pintu ke arah ruang rahasia, terus... itu sofa kamu yang panjangnya menjulir anehh... itu, kayak sofa yang sengaja di desain aneh dan menjijikan ". Omong Zena, ucapan terakhir Zena dengan kata 'menjijikan' sedikit di tekan yang seakan-akan dia mengejek sofa baruku ini + kamarku. Tapi... sebenarnya yang dikatakan Zena benar, aku juga merasa aneh dengan rumah baruku ini.
Terakhir ketika semua saudara telah berdatangan. Waktunya mereka pulang.
" Maapin aku tadi ya... kalo aku ngomongnya sembarangan ". Melas Zena langsung memelukku.
" Iya... kakakku. Aku udah biasa kali, namanya juga sodara, jadi asal ceplas ceplos ". Jawabku santai sembari senyuman manisku.
Setelah semuanya pergi, rumah ini terasa sunyi dan hampa, apalagi dengan rumah sebesar ini yang di tampung dengan tiga orang saja.
" Ella ". Panggil mama dari belakangku.
" Iya ma, ada apa? ". Jawabku menoleh ke belakang.
" Ini ". Kata mama sambil tersenyum, dan terlihat ia membawa senampan kue yang ditutupi kain bersih.
Yaps. Aku tahu maksud mama, ini waktunya menyapa para tentangga... . baru.
NEXT!
KAMU SEDANG MEMBACA
PCS
Action• Tayang setiap hari Sabtu atau Minggu • Ella anak orang kaya yang senang akan fantasinya, mendapati berbagai macam cerita suram tentang rumah barunya dan mengalami kejadian-kejadian mistis di dalam sekolah termegahnya. Ella bertemu dengan berbagai...