The VII : Ruang Excellent

18 4 0
                                    


GO!

Aku masuk dengan percaya diri. Ibu guru sudah ada di dalam kelas, dan menyuruhku untuk berdiri disampingnya sambil mengenalkan diri ke teman-teman sekalian.

" Haii semuaa... ". Ini ucapan pertamaku dan di selesaikan dengan ucapan.
" Senang bertemu kalian, semoga kita bisa menjadi teman yang baik yaa... ".

Dan diiringi dengan tepuk tangan teman-teman dari pengenalan terakhirku didepan. Aku di persilakan duduk di kursi depan, disamping lelaki blaster Eropa itu. Dia Dey namanya.

" Senang berkenalan denganmu ". Senyumku ramah dengan juluran tangan untuknya.

" Haha iyaa aku jugaa ". Jawabnya sambil tersenyum bersinar dan membalas jabatan tangan aku.

Di hari ini kami tidak belajar, kami masih di masa perkenalan. Tanpa butuh waktu yang lama, aku sudah berkenalan dengan teman-teman yang ada dikeliling aku duduk.

Guru kami diambil alih dengan anggota osis di jam kedua, sembari menunggu kedatangan para osis kami sibuk di tempat duduk masing-masing.

" Ella... sepatumu beli dimana? ". Colek Kezia, teman baruku yang ada di belakangku. Aku yang percaya diri menjawab bahwa sepatuku tidak di perjual belikan, melainkan sepatuku sudah di desaign khusus dari kantor papa di USA sana.

" Kalau kamu mau tau harganya berapoy, kamu bisa klik link di zetub aku. Sekalian subcribe yaa... ". Aku ini salah satu content creator di zetub sekaligus zelebrity di insta. Dengan spontan teman-temanku juga baru menyadari kalau aku ini zeleb, kelas menjadi heboh karena teman-temanku dengan bangga membanggakanku, kelas ini kembali diam saat mendengar.

" No Verification aja bangga! ". Semua menengok ke perempuan berambut gelombang yang sedang mengikir kukunya dengan nail file-nya.

Kezia kesal melihat tingkahnya sok artis itu." Emangnya lo siapa ?! Belagu banget sii lo !! ". Sewot Kezia yang berani berhadapan dengan si rambut bergelombang.

BRAAK. Si rambut bergelombang langsung berdiri dan menggebrak meja. " eLoo yang siapa ?!! Berani-beraninya lo nantangin gue! ".

Aku melotot dan berdiri menenangkan keadaan, tapi... keadaan malah semakin memanas.

" Heh! Poni! Jangan sok iye lho! Belom ngartis aja belagu lo, udah bisa pamer sana sini !!! ". Aku menunduk, Dey menarik tanganku ke bawah menandakan untuk kembali duduk tenang. Benar yang baru ia katakan, sepertinya aku terlalu berlebihan.

Dey memelukku erat, menenangkan aku agar tetap sabar. Sedangkan Kezia masih berani menghadapi cewek berbadan pendek dan rambut gelombang itu dengan silangan tangan.

Kezia bilang kalau memang aku pamer, lalu masalahnya apa dengan si rambut gelombang. Kezia percaya kalau si rambut gelombang itu iri denganku, namun si rambut gelombang tidak setuju ia malah mengatakan." Whaha gue iri? Sama si poni? Sorry... poni bukan tandingan gue ". Si rambut gelombang berjalan ke arahku dan mengusir Dey dari tempat duduknya. Dey sempat mengelak tapi cewek jahanam itu tetap memaksa Dey menyingkir dari tempatnya. Melihat Dey yang ragu memberi tempat duduknya." Cepeett, lelettt ". Gereget si gelombang menggengam lengan atasnya Dey dengan keras.

Ssrtt a..awww. Desis Dey kesakitan. Aku tak tega melihatnya, duduklah sang ratu ular disamping ehem maksudku si rambut bergelombang. Ia berbisik ke telinga kananku, bahwa aku tidak bisa menduduki ke populeran teratas nantinya karna ada dia yang jelas lebih zelebritas dan mendunia.

Tak lama setelah ratu jahanam berbisik padaku. Para osis masuk ke kelas kami, ratu jahanam kembali ke nerakanya.

" Dasar iblis! ". Decikku kesal.

PCSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang