The LX : Bergabung

7 2 1
                                    


GO!

"Aku sengaja meminta *mbak membuatkan bekal, kamu tahu kalau sekarang kita tidak bisa menikmati kantin seperti kemarin-kemarin waktu awal masuk sekolah." Ocehku. Dey hanya menyimakku.

*Mbak panggilan ART : Asisten Rumah Tangga

Di sisi lain--kantin anak-anak reguler yang sudah hancur lebur.

"Lily." Kezia menghampiri Lily dengan pakaian seragam dengan aksesoris glamor, itu memang menjadi khasnya yang selalu berlebihan.
"Ada apa? Nggak biasa-biasanya, kalian memanggilku di tempat seperti ini." Tawa kecil Kezia, tawanya sangat terlihat sedang menutupi rasa ketakutan.

"Kamu tahu, apa yang telah kamu lakukan?" Tanya Medra di belakang Kezia.

"Aku nggak nyangka, selama ini kamu membuat kami kecewa." Shisy menyentuh dadanya sambil menundukkan kepala, sedih.

"Aku mengecewakan kalian? Itu mustahil, aku selalu baik dengan kalian. Apapun yang kalian minta, aku kabulkan. Rahasia-rahasia tentang Ella juga aku ceritakan, lalu apa salahku?"

"Maju." Medra mendorong Kezia ke depan, menghadap ke Lily.

"Rahasia-rahasia Ella?" Lily tertawa licik.
"Sepertinya, kamu yang menceritakan tentang Ella ke kami tanpa kami minta. Kamu yang mendekatkan diri untuk bergabung dan berteman dengan kami. Kamu juga yang meminta kami untuk meminta sesuatu, dan siap melayani kami. Kamu yang mengajukan itu semua demi berteman dengan kami. Lantas, kami juga sempat menerimamu sebagai teman kami, tapi tidak lebih. Aku, Medra, dan Shisy juga menuruti apa yang kamu mau. Tapi, nyatanya kamu melebih-lebihkan cerita tentang Ella, mengeluh di belakang kami, menuduh kami sebagai pesuruh kamu, kamu juga membuat forum untuk menjelekkan nama kami, dan terakhir. Kamu bukan hanya membohongi kami bertiga, melainkan semua orang di sekolah ini.." ucap Lily marah.

Glek. Kini di depan maupun belakang Kezia, ada segerombolan anak-anak excellent dari angkatannya bahkan kakak-kakak kelas. Mengelilingi Kezia.

"Mau apa kalian? Apa coba, bohong apa aku!" Kezia masih belum mengaku. Ia di tengah-tengah seorang diri, dan ditatap benci dengan semua orang yang mengelilinginya.

"Kamu pura-pura kaya, Kezia." Shisy maju satu langkah, dan melempar lembaran kertas foto ke wajah Kezia.

"Kamu menipu kami semua, dan bodohnya, kami semua percaya kalau kamu kaya." Medra juga menumpahkan lembaran-lembaran pas photo ke Kezia, melalui box kecil yang dibawa salah satu anak kelas excellent 1.

"Selama ini, kamu hanya anak pembantu, Kezia." Terakhir Lily melemparkan handphone ke kaki Kezia. Rekaman itu berisi rekaman video yang terlihat sepasang kaki, dan suara. Suara itu dari percakapan majikan, ibunda Kezia, juga Lily beserta kawan-kawannya.

Setelah semua terbukti dan terdengar jelas. Kezia menjatuhkan diri, meringkuk, bersujud di kaki Lily. Lily yang kesal atas perbuatannya, berusaha menyingkirkan Kezia dari kakinya. Begitu pun Medra menarik paksa Kezia yang menangis-nangis memohon, dan Shisy menarik Lily.

"Hei, gembel." Teriak dari arah belakang Kezia. Rupanya, ia salah satu kakak kelas excellent 1 yang menerobos masuk dan berdiri paling depan.
"Kalau miskin, miskin aja! Nggak usah, nyusahin diri, pura-pura kaya, dan menjelek-jelekkan orang lain! Nggak ada gunanya, pada akhirnya toh ketahuan juga, kan!" Oceh kakak kelas berambut pendek. Menjambak rambut Kezia dengan keras.

"Gunting, grilss."

Istirahat dipenuhi kegaduhan luar biasa, hanya Ella dan Dey terlihat santai memakan bekal bersama di dalam kelas. Tanpa menghiraukan luar kelas.

PCSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang