The XXXII : Genta adalah Ken. Begitu pun Sebaliknya.

17 2 1
                                    


COME ON!


○ ● ○ ● ~ Dulu Genta tinggal di panti asuhan sejak umurnya 3 tahun.

Sebelumnya, Genta dikenal dengan banyak masyakarat sekitar sebagai anak yang baik dan pintar namun kedua orangtua kandungnya tidak senang dengan kelahiran sang buah hati pertamanya yaitu Abgary, nama sebelum ia tinggal di panti asuhan.
Sang ibu sudah sering mencoba melakukan aborsi dan bunuh diri karena hamil diluar nikah bersama sang kekasih yang mencintainya hanya karena nafsu.

Dari Genta sejak lahir, Genta selalu mendapatkan kekerasan dari ibu kandungnya sekaligus ancaman untuknya. Menginjak umurnya ketiga tahun, Genta ditinggal di dalam rumahnya seorang diri oleh sang ibu yang pergi entah kemana sampai akhirnya Genta didatangi dengan para tentangga yang saat itu sedang membawa tim kepolisian untuk menggeledah rumah besarnya yang ternyata hasil dari permainan perjudian terbesar di indonesia.

Genta juga di temukan dan langsung dibawa ke panti asuhan dengan keadaan memprihatinkan, dan parahnya Genta sudah tidak ada suara tangisan dari sejak itu. Pihak asuhan mengatakan, orangtua bodoh yang menganiaya anak sendiri yang padahal anak ini sangatlah pintar, dan kuat.

Namun, memang kadang anaknya sensitif karena ada beberapa trauma yang ia alami sejak bayi hingga batita.

Syukurnya, kehidupan Genta semakin membaik ketika sepasang suami istri kaya raya mengambil Genta dari panti asuhan saat umurnya ke-5 tahun, di umurnya ke lima tahun kedua orangtua angkatnya memberi banyak kegiatan olahraga, seni, dan pendidikan yang terbaik untuknya.

Orangtua angkatnya juga sangat bangga dengan Genta yang umurnya masih sangat kecil sudah bisa segala hal.

° ° °

Sampai di umurnya ke 10 tahun, Genta menyukai eksperimental yang juga di dukung penuh dengan kedua orangtua barunya. Saat ulang tahunnya ke 11 tahun Genta diberikan berbagai macam alat sains untuk ia melakukan eksperimen-eksperimen sains-nya.

Setelah lulus SD, orangtua Genta membeli tempat yang belum pernah di jadikan apa-apa alias masih lahan kosong di area sekolah menengah pertamanya sampai pihak sekolah pun menyetujuinya. Lahan itu akhirnya dikenal dengan sebutan Laboraturium Genta, Genta juga menyarankan membuat empat ruang di dalam gedungnya untuk bereksperimen dan tempatnya beristirahat bersama teman-teman suatu saat nanti.

Tahun itu Genta lulus sekolah dasar dan bersekolah di liibi academy yang sudah berdiri gedung pribadinya di dalam halaman sekolah. Genta lagi-lagi di dukung penuh dengan kedua orangtua angkatnya untuk memberitahukan kepintaran kepada semua orang, sampai pada akhirnya di akhir tahun pertamanya diadakan acara pertunjukan sains bersama teman-teman lainnya yang juga ingin menampilkan uji sains mereka masing-masing.

Genta bereksperimen di ujung acara, ia berdiri di depan gedung miliknya itu dengan judul 'Bukan Kucing Bukan Anjing'. Di awal acara eksperimennya itu berjalan sangat baik, ia berkali-kali mendapatkan pujian hangat, dan tepuk tangan meriah dari orang-orang yang telah hadir di acara tahunan itu.
Namun, sebuah kesalahan fatal yang menimpa hal buruk tak terlupakan baginya, makhluk yang tadinya baik tiba-tiba ganas hingga memakan beberapa sahabat tim basketnya, teman-temannya, beberapa wali murid, dan adik-adik pantinya yang juga datang menghadiri acara eksperimennya, sedangkan beberapa orang lainnya luka-luka, dan cacat di beberapa bagian tubuh.

Dengan cepat gedung kecil itu langsung ditutup, Genta juga diamankan dari kepolisian, orangtua asuhnya Genta memberikan pernyataan palsu ke pihak sekolah dan kepolisian, menuduh dan juga memutarbalikan fakta kalau semua eksperimen itu bukan Genta yang menciptakannya, melainkan dari anak-anak reguler yang menjadikan Genta sebagai model untuk tampil dihadapan banyak orang.

PCSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang