The XLVII : Ejen

11 2 2
                                    


GO!

Cadby dengan cepat menarik diriku.

Arrghh. Kasurku benar-benar terbuka.

" Loo bersinar Laa ". Bengong Ken melihat sinar pink glitter yang menyala tadi.

Padahal tadi itu, aku tidak lagi berkhayal.

" Lo gapapa kan La? ". Tanya Cadby yang mengkhawatirkanku yang masih menggenggam tanganku dengan erat. Ya, aku baik-baik kok By, berkat kamu. Aku tersenyum malu jadinya.
" Lihat ". Cadby menunjuk ke ranjangku.

Sebuah mesin besar dengan banyak tombol berwarna-warni.

" KEREEEN ". Kagumku dan Cadby. Hanya kami yang terkagum-kagum, tidak dengan Ken. Aku menoleh ke Ken yang sepertinya ia mengetahui sesuatu.

" Inii ". Ken melangkahkan kakinya, mendekati mesin besar yang berada di dalam ranjangku.
" Ini meja penelitian ". Usap Ken ke pinggir bawah sebelah kanannya pada mesin itu.

Sett. Cukup tebal debu menutupi sebuah tulisan. Tulisan di mesin itu.

'EJEN'. Merk mesin besar yang sudah terlihat setelah disingkirkan debu yang menutupinya.

" Apa yang kita lakukan? ". Tiba-tiba Cadby menyadari kami, aku dan Ken.

" Entahh... ". Datar Ken yang menatap mesin besar raksasa di depan kami.

Yaa, kita tidak paham menggunakan mesin itu yang penuh akan tombol warna-warni. Aku pun tidak mau mengambil resiko kesekian kalinya.

" Kita ke lemari saja dulu, kita cari Rina ". Ken memundurkan diri dan berbalik, lalu masuk ke dalam lemari.

" Kamu ikut Ella? ". Tanya Cadby yang juga ingin aku ikut masuk ke dalam lemari. Mungkin ini hal yang mustahil, tapi jika memang benar lemariku adalah salah satu kendaraan dunia lain mungkin bisa jadi. Toh, diriku memiliki kekuatan hanya karna meminum cairan parfum dengan campuran glitters itu.

Sebelum aku benar-benar menerima jawaban yang mereka harapankan. Aku berlari mengunci pintu kamarku, dan menutupi hordeng-hordeng di kamarku. Tenang, aku hanya ingin merahasiakan mesin super besar itu, setelah itu aku naik ke dalam lemari jatiku bersama kedua teman laki-lakiku.

" Ohh, ini pengap ". Keluhku, sebelum akhirnya Ken dan Cadby menutup pintu lemari sambil mengatakan sebuah mantra dan memegang pundakku.

" deschide usa harbangan! Ngidini kamoe dahola! ".

AAAA...

Ya, sekarang aku percaya. Tidak ada di dunia ini hal yang mustahil! Aku merasakan lemariku seperti lift yang begitu cepat, namun entah kenapa Ken dan Cadby tidak membuka matanya, mereka tetap memenjamkan mata.

Lihatlah! Di sela-sela lemari ada banyak sinar warna-warni yang menembus pintu lemariku, ini sangat indah! Benar-benar seperti mimpi!

Aku tidak sedang mengkhayal kan?

~ BEESSZZrrttt ~

Arrgghh! Tiba-tiba ada sinar yang menyilaukan mata, dan langsung mematikan sinar lainnya sekaligus menghentikan lemariku yang tadi bergerak seperti lift yang cepat.

PCSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang