The XVI : Dendam

14 4 0
                                    


GO!

Baru aku ingin berangkat bersama, tapi dia sudah berangkat lebih dulu dariku.

" Ya sudah ya nek, Ella berangkat dulu ". Ciumku ke lengan keriput nenek, dan tersenyumnya nenek Cadby.

Nenek yang terduduk di atas kursi roda masih bisa semangat membuat banyak jamu daya tahan tubuh, tadi sebelumnya aku telah membantu nenek untuk pindah dari kasur ke kursi roda, dan setelah itu aku berpamitan dengan nenek untuk segera berangkat sekolah. Namun langkahan aku terhenti saat nenek menarik pelan di lengan jaketku yang aku kenakan sedari tadi, nenek menghentikanku karena ia ingin memberikan sekantong plastik bening berisi kain batik khas Jogjakarta, kain batik dari nenek ini sebagai tanda terimakasihnya terhadapku yang sudah mau membantunya untuk berpindah ke kursi roda.

Aku berangkat bersama sang supirnya mama, di hari ini aku sedikit terlambat. Semua anak kelas 7 excellent sudah berbaris rapi di samping gedung utama sekolah kami.

Hari kedua perkenalan sekolah dan kami juga sempat tur keseluruhan sekolah ini yang di dampingi dengan beberapa osis. Ternyata sekolahku sangatlah luas, gedung utama adalah gedung paling besar dan megah di halaman sekolah kami. Sekolah ini memiliki 13 gedung selain gedung utama.

*kantor guru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*kantor guru

*kantor kepala sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*kantor kepala sekolah

*kantor kepala sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PCSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang