The LXII : Unik & Aneh

10 1 1
                                    


GO!

"Hy, guys." Panggil Rina, menunjuk sesuatu di pojok pintu.

Kain putih yang dibalut, dan diikat seperti pocong.

"Iii what's it that?" Teriak Jo paling kencang.

"Penakut, paling itu boneka santet." Ken yang masih bermain di sofa jelly menjawab santai.

Alex pun berdiri dan mematikan permainan gim-nya.

"Sembarangan, itu remote-nya. Yang kita cari-cari daritadi."

Iiii, Ha? Itu menakutkan dan ya, juga aneh.

"Tekan perutnya, otomatis remote-nya berdiri." Alex maju dan mempraktekkan sesuai ucapannya.

"Iii sejak kapan remote seperti itu bentukkannya?" Merindingku.

"Haha, terserah Alex, dong. Dunia-dunianya, Alex." Jawab Ken lagi.

Ish, menyebalkan kak Ken. Lagi, kenapa juga Alex membuat desain remote seperti pocong kecil, bogel seperti itu?

Pocong, eh bukan, remote (dari dunia Alex) maksudku setelah ditekan perutnya, ia langsung terbangun dengan tegak, ditekan kedua kalinya RemPong (remote pocong-sebutan dariku) melompat sekali.

"Iii seperti pocong sungguhan." Merinding Lily, mengumpat ke belakang badan kak Jo.

"Baik, remote-ku ini otomatis bisa melompat tinggi ke lemari yang ingin aku tuju. Misalnya seperti ini, aku hanya perlu menatap ke salah satu lemari, biasanya remote-ku akan membaca, mana lemari yang lebih banyak aku tatap, maka biasanya remote-ku menuju ke lemari yang aku tatap selama beberapa detik, dan lebih banyak."

WOW, canggih. Kami seperti study tour rasanya, jadi tahu alat-alat aneh milik Alex. Di dunianya.

"Lihat, remote-ku melompat, dan membuka lemari yang tepat. Sesuai lemari yang aku inginkan. Sekarang, kalian lihat."

Kami mengangguk-angguk serius, melihat ke atas sudut ruangan Alex. RemPong melompat sangat tinggi, lemari terbuka otomatis, dan RemPong mendarat ke lemari dengan mulus.

"Yang tadi kalian lihat pocong, ia sekarang merubah dirinya menjadi kain untuk membungkus pakaian di dalam lemari, dan mengikatnya dengan tali-tali di badan remote-ku tadi."

WOOWW... kami speechless dan bertepuk tangan bahagia.

"Keren banget, Lex." Senyum lebar Cadby. Kini, pakaian yang terbungkus melompat ke bawah, terbang, dan medarat ke tangan Alex dengan baik.
"Dan, ini Cadby." Alex menyerahkan bungkus pakaian ke Cadby yang berdiri paling belakang.

"Baiklah, ayo teman-teman. Kita kembali serius, sesuai tujuan awal. Kita akan rapat." Cadby berbicara, berjalan, dan duduk di sofa jelly. Kami mengikutinya, aku duduk bersama kak Jo, Alex duduk bersama si hoodie, sisanya duduk di sofa jelly sendiri-sendiri.
"Kita disini saja, by the way mana mejanya, Lex?" Tanya Cadby kebingungan ingin menaruh pakaian yang terbungkus kain ke atas meja.

Kami baru menyadari, posisi sofa-sofa jelly membentuk melingkar, namun tidak tersedia meja di antara sofa-sofa ini. Aku menebak, kalau lantai ini bisa menjadi meja.

PCSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang