The XL : The Monsters

8 2 1
                                    


GO!

Aku keluar dari ruangan ketua osis bersama Ken lagi. Ken merangkulku.

" Lo kenapa bro? ". Tanyanya.

" Apanya kenapa? ". Tanyaku juga.

" Lo kayak mikirin sesuatu gitu? ". Curiga Ken. Ya, sebelum aku keluar dari ruangan osis. Ada beberapa hal yang tak terduga.

" Tapi gue sudi kalau berpacaran sama lo ". Ucap Egan begitu santai.

" HHAAAHHHH!!?? ". Kagetku bersama Jo juga.
" Looo... g*y? ". Ucapku pelan disertai mata melotot. Egan melirikku, lalu melirik Jo, ia diam sejenak.

" Ehem ". Dehem Egan.
" Bercyandaaa bercyandaaa... ". Seketika kami terjungkal malu dan kesal, bisa-bisanya Egan bertingkah konyol seperti itu. Aku sudah syok, dan ingin menjauhinya. Namun tidak jadi, Egan meledekku dan kak Jo yang membuat ruangan ini menjadi mencair begitu saja.
" Biar gak kaku-kaku banget ini ruangan, menting-menting ini ruangan Kettua OSIS! ". Oceh Egan, cool-nya hilang.

" Ck, bisa bercanda juga lo ternyata ". Tonjokku ke pundak Egan.

" Yaa, cukup lama kita temenan ". Sadar Egan.
" Lo mau kan jadi pacar gue? ". Ledek Egan lagi sambil menggerak-gerakkan alis.

" N*jis! Gue coret lo dari *KK pertemanan!!! ". Kesalku.

*Kartu Keluarga

" Emang kalian punya KK pertemanan? ". Tanya Jo, entah kenapa kakak kelas kami begitu polos. Kami berdua tertawa geli melihat wajahnya yang polos itu.

" Iya punya! Kalo Egan h*m*, dan namanya udah ke blacklist di KK ". Kataku sambil tertawa geli. Egan berkali-kali mengangguk setuju. Ternyata Egan sama seperti sahabatku Alex, mereka suka sekali menggodaku. Perasaan wajah Egan lebih cantik daripadaku, kenapa malah aku yang di goda terus dengan dua lelaki aneh ini, Egan dan Alex.

Dari awal yang serius, lalu kami bercanda konyol, dan di akhiri dengan keseriusan lagi. Egan dan Jo benar-benar membuat isi kepalaku ingin pecah.

" Terakhir, jangan beritahu pembicaraan ini pada Ken ". Teges Jo.

Aku mengangguk, sebelum aku pergi bangkit dari kursi, aku kembali bertanya. Bagaimana bisa kalian tiba-tiba akrab seperti ini? Apa kalian sebelumnya saling kenal?

" Eeem tidak jadi ". Aku tidak jadi menanyakan yang sudah pasti suatu saat akan terjawab sendiri. Tinggal tunggu waktunya saja.
" Haa... ". Aku menghela nafas dengan lesu.

" Yauda ke kantin kuy! ". Ajak Ken merangkul diriku. Aku yang memakai seragam regulerku tentu menolak ajakan Ken.

Ini mustahil, aku saja anak reguler mana mungkin bisa masuk ke kantin excellent.

" Bolos gak usah ngajak-ngajak ".

Aku tersenyum lebar melihat Egan keluar dari ruang ketua osis.

" Ck ". Ken dengan kesal melepaskan rangkulannya ke pundakku. Lalu pergi menjauh dari Egan dan aku.

Egan berjalan menghampiriku.

" Ada satu hal lagi yang belum gue bicarakan ". Bisik Egan ke telingaku, apa? Bingungku, mengikutinya yang berjalan lebih dulu.

Egan lagi-lagi membuatku penasaran, apa yang dia ingin bicarakan? Kenapa ia terus berjalan? Mau bicara dimana kita?

Pintu Ruang Reguler. Aku menghela nafas panjang-panjang, melihat pintu besar dihadapan kami berdua (Egan dan aku).

" By, masuk duluan ". Kata Egan menyerahkan buka pintu ke aku, cih! Buka pintu saja pake minta tolong, lebay. Perlahan aku membuka pintu ruang reguler, dan seperti biasa, ruang reguler yang gelap, bau debu, kotor menyambut kami berdua.

PCSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang