GO!Demi Medra dan Shisy yang setiap hari membuatku darah tinggi, jadi akan aku jemput Kezia si anak iblis itu.
" Kok sepi ya rumahnya? ". Medra melongo keluar jendela mobilku.
" Jangan-jangan udah berangkat lagi ". Tebak Shisy.
Kami tentu saja tidak mau main tebak-tebakan seperti ini, sebaiknya kami tanyakan ke security di rumahnya itu.
" Kez-kezia? ". Pikir pak satpam.
" Mungkin dia pake nama samaran ". Bisik Shisy kepadaku.
" Gue rasa, gak dipanggil Kezia disini. Lo tau nama lengkapnya, Lyl? ". Tanya Medra. Ya kali aku tahu! Kalau aku tahu mungkin sudah kutanyakan daritadi.
" Sebentar ya nona-nona, saya tanyakan ke ibu dulu ".
Kami menunggu security itu yang masuk ke dalam rumah, security yang tidak muda lagi membuat kami memakluminya.
" Nak, kalian teman-temannya Kezia? ". Tak lama muncul seorang wanita cantik memakai gaun putih dengan motif bunga kecil-kecil membuatnya lebih feminim dan anggun.
Kami di persilakan masuk terlebih dahulu, namun kami was-was padanya.
" Kami duduk di teras saja, bu ". Kataku menunjuk dengan sopan ke kursi terasnya.
" Iya bu, benar. Cukup disini saja ". Setuju Medra padaku.
Ibu yang cantik ini buatku tidak mau salah kaprah, aku memiliki sisi kecurigaan pada dirinya. Bukan karena ia terlihat jahat, melainkan wajahnya tidak ada kemiripan dengan Kezia.
" Kalian kesini mau bertemu dengan Kezia. Buat apa? ". Tahu ribet begini, mending gak usah jemput Kezia deh. Batinku sambil senyum canggung.
" Hanya ingin menjemput untuk pergi ke sekolah bareng, bu ". Jawab Medra.
" Oohh silakan taruh sini bu Ajeng ". Omong wanita bergaun putih ke wanita sebayanya yang datang membawakan minuman untuk kami, wanita baru datang ini memakai seragam biru muda, menandakan ia seorang pembantu di rumah ini.
HA! Aku dan Medra saling bertatapan.
" Kalian bisa bilang ke ibundanya ya, jangan lupa diminum minumannya ". Senyum wanita anggun yang begitu ramah pada kami, lalu pergi meninggalkan kami dengan wanita berseragam ini.
" I-ibuu, ibunya Kezia? ". Wajahku tak terkondisikan sama sekali.
Wanita yang menyiapkan minuman pada kami, mengangguk pelan.
" Ck, Bukanlahhh orang dia pembantu si ibu. Ini kan rumah Kezia! ". Otak kosong menyahut dengan begitu lancar. Sampai kami berdua (aku, Medra) spontan melotot malu karenanya, Shisy.
" Hah! Hahaha, bukan nona-nona cantik. Kami mah dari kampung atuh, rumah kami gak disini ". Kata ibu Kezia sesungguhnya.
" Jadi benar, ibu ini adalah ibu kandungnya Kezia ". Tanya Medra menyakinkannya lagi. Ibu itu mengangguk pelan. Kami menghela nafas panjang, saking tak menyangkanya.
Kezia terlahir di keluarga yang tidak beruntung dalam perekonomiannya, apalagi soal keuangannya. Kezia sangat jauh dari kata keluarga sangat mampu, berkecukupan saja tidak sampai. Namun, keberuntungan datang padanya, ia mampu bersaing di sekolah bahkan di kelas yang tidak setara dengannya. Karena majikkannya yang kesepian tanpa bisa memiliki anak, maka Kezia diberikan kebebasan biaya sekolah dan makan sehari-harinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PCS
Action• Tayang setiap hari Sabtu atau Minggu • Ella anak orang kaya yang senang akan fantasinya, mendapati berbagai macam cerita suram tentang rumah barunya dan mengalami kejadian-kejadian mistis di dalam sekolah termegahnya. Ella bertemu dengan berbagai...