The XXVI : Satu Kata

26 4 2
                                    


GO!

" Satu kata ". Aku berlari di gandeng oleh kak Jeffry.

" Bocil ". Jawab kak Jeffry.
" Karena lo yang paling mini disini, gue yang akan lindungin lo ".

" Hah! Lindungin dari apa ka? ".

***

" Ohokk hok hok ~flowers mon-ster ~Eellaa~ ".

ZREEZZZSS

Tidak ada yang bisa aku lakukan. Ini kesalahanku yang penasaran dengan apa yang mereka lihat.

Kali ini aku ingin membayarnya. Tangan aku lebarkan, mata terpenjam, dan ikhlas akan kematianku ini.

Sekilas mengingat Cadby yang tersenyum padaku.

" Cadby, i love you ". Ucapku pelan, mempasrahkan diri.

ZKRRAAKKZSS

" AAAAA!!! ". Aku berteriak membuka mataku kembali, berlari ke belakang menuju tangga lantai tiga.

Ternyata aku terlalu takut untuk mati ditelan oleh monster itu. Tadi itu, aku sangat nyaris dilahap dengan flowers monster.

Hiaaaakkh! Srink sring srink sring

Terdengar seperti ada yang melawan monster itu.

Kak Jo, ingatku. Aku menoleh ke belakang, benar monster itu sudah tidak mengejarku lagi, aku yang berhasil naik tangga sangat lega dengan diriku sendiri.

Aku pun kembali turun untuk menegok keadaan di lantai bawah. Siapa orang yang berani melawan monster itu?

ZREEEPZZSss sSZZreezss

Perlahan aku berjalan perlahan sampai dekat titik akhir dari tiga anak tangga, aku menyandarkan badanku ke gagang tangga lantai tiga menuju lantai dua, terlihat monster itu tidak bisa menjangkau lebih dari dua anak tangga, ia tergeletak mati dengan keadaan urat-urat yang ditarik paksa.

" Dia mati bukan karenaku ". Aku menoleh ke bawah.
" Dia terlalu memaksakan diri untuk mengejarmu ".

Sampai di titik akhir tangga ini, aku berhadapan dengan lelaki tinggi, berambut keemasan dan bola mata biru, kak Jo.

" Lalu apa yang aku dengar tadi? ". Tanyaku padanya. Kak Jo membuang benda tumpul di tangannya, lalu berdiri setengah lutut di depanku.

" Ada banyak rahasia di sekolah ini, salah satunya ada yang menciptakan semua makhluk ini ".

Aku sedikit bergemetar. " Maksud kakak? ".

Kak Jo kembali berdiri tegak, ia merangkulku.

" Tidak hanya satu monster saja, tapi banyak. Kita fokus saja untuk menyelamatkan diri, dan teman-teman yang masih bisa diselamatkan ". Kepercayaan dirinya, membuat aku ikut percaya diri.

" Kita mulai darimana? ". Aku menongak, melihat wajah kak Jo yang sangat bersemangat.

***

PCSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang