The XXX : The Black

11 5 1
                                    


GO!

Aku masuk kembali ke gedung utama sekolah ini. Berjalan menuju kelas 7 excellent 1 untuk bertemu Cadby yang ternyata anak dari kelas reguler. Sedikit mengejutkan, namun detik ini aku sudah mempercayainya (Egan) karena ia menceritakan semua rahasia padaku. Termasuk Cadby si anak reguler.

" Hi, everyone! Are you fine? ". Aku masuk ke kelas 7 excellent 1.

Tatapan mereka bingung dan khawatir.

" Hai, bro! You fine? ". Ando memukul pundakku.

" Yeahh, i'm fine ". Santaiku.
" Ehem, aku mau question! ".

Semua anak meresponku dengan baik, mereka langsung berdiri dan menghadapkan dirinya ke aku.

Mereka tidak tahu, kalau aku hanya mencari Cadby disini. Aku harus cari cara, bagaimana aku bisa menemukan dirinya dari salah satu mereka.

Waktu yang berjalan, memperingatiku untuk segera cepat menyelesaikan semua masalah ini. Termasuk melindungi orang-orang yang masih hidup dihadapanku. Aku sudah berjanji ingin melindungi mereka.

" Apa kak Jo? ". Tanya perempuan berambut bergelombang dengan list merah muda.

" Kak, liat Ella? ". Seorang lelaki berkulit putih asia dengan rambut sangat hitam dan bernutrisi mengingatkanku pada Ella.

Aku yang belum berbicara apapun, semakin bungkam tak bisa berbicara. Kepalaku menoleh ke arah pintu kelas dan membayangkan keadaan diluar kelas ini. Ella, apa kamu baik-baik saja?

Semua anak kelas saling bertatapan bingung.

" Joo ". Panggil Ratania menghampiriku.
" Tenangkan pikiranmu, semua akan baik-baik saja ".

Mungkin benar ucapan Tania padaku. Aku harus positif thinking, Ella akan baik-baik saja selama ia diam di toilet.

***

Sisa tiga ramuan di tanganku. Botol dengan cairan berwarna hitam, ungu, dan merah.

" Haa, apa aku minum salah satunya? ". Kataku yang sedang mengumpat di balik tembok setelah melihat monster berwarna coklat itu.
" Hitam sepertinya keren ".

Mari kita coba! Hoekk. Aku tidak tahu apa isian dari cairan-cairan di botol-botol ini. Namun di berkas yang aku temukan, semua ini bisa di minum.

" Tapii rasanyaa ga cocok buat diminum hok hok hok ". Batukku.

Perlahan aku bersandar dan menjatuhkan diri karna pusing tak karuan. Aku tau ini efek samping dari ramuan ini.

Aku yang bersandar pada tembok mencoba mengesot ke arah monster lumpur itu karna berkas-berkasnya ada disana, dekat dengan monster-monster jelek itu. Aku yang sengaja menaruh dekat uks karna mengira monster itu tidak akan ke lantai tiga.

Sialnya, mereka malah berkeliling gedung ini. Bentukkan monster itu semakin banyak dan menjijikan.

" Pusinggg ". Tidak! Aku tidak boleh menyerah. Aku terus mengesot ke arah monster-monster jelek itu, semakin dekat aku rupanya.
" Aku benci mereka ". Tanganku berusaha meraih kantong belanjaan yang berisi berkas-berkasku.

Creeppztt. Monster lumpur yang menempel di tembok kiri, kanan, atas bawah menyadari ke beradaanku.
Creeppsszztt. Monster lumpur di atas lantai berjalan ke arahku, menjalar ke lengan kiriku yang sudah hampir menyentuh kantong berkas-berkasnya.

PCSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang