The X : Another Realm

13 4 1
                                    


GO!

Ruangan putih, bau obat-obatan membuatku mual menciumnya. Aku benci bau rumah sakit.

" Ini bukan rumah sakit Ella, ini uks ". Kata Dey memegang pundakku.

Aaa!!! Teriakku kaget, Dey mendengarku?!

" Iya, tentu ". HAAAH! Misterius?

" Pak! Turun sini ". Kataku ke pak supir.

Sepulang sekolah aku melihat si cowok misterius yang menuntun sepedanya. Aku langsung berlari ke arahnya yang hampir masuk kerumahnya. Padahal tadi pagi si cowok misterius ini terlihat ceria, namun sepulang sekolah raut wajahnya sedih dan kecewa. Apa dia abis diputusin cewenya?

Haa... " Kenapa?! ". Tanyanya yang menghela nafas sebal karena aku menghalanginya masuk ke dalam rumahnya sendiri.

Aku menyodorkan tanganku, aku mau tau namanya!

" Apasih?! ". Sinisnya. Aku cemberut, dua kali dan dua cowok menolak sapaan tanganku kak Jo dan anak ini, si sok misterius.

" Minggir!! ". Katanya mengusirku. Aku pun minggir, suaranya sudah terdengar seram.

Saat dia membuka pintu aku pun masuk ke dalam rumahnya. Mulut si cowok misterius menyeringai dan menatapku sinis, sangat sadis tatapannya. Tapi aku tetap memberanikan diri untuk masuk walaupun tadi udah sedikit mundurin kaki kiriku. Hehe.

Rumahnya terlihat asri dan nyaman, ada banyak tanaman hijau didalam rumah yang terlihat kecil diluar.

***

Kamarnya besar, bersih dan wangi... perempuan. Agak norak juga karna ada banyak warna dikamarnya.

" Lo ngapain sih? Ngikutin gue sampe kamar?! ".

Dan aku juga baru menyadari, kalau daritadi aku membuntutinya secara terang-terangan.

" Heemm gapapa siih hehe ". Maluku sendiri yang duduk di kursi belajarnya yang empuk.

" Gue mau ganti baju, merem! ". Katanya yang langsung membuka baju tanpa ada itungan satu dua tiga.

HA! Sekilas, sekilas, hanya sekilas melihatnya.

Aku menutupi mata indahku dengan sepuluh jari. Jari jemari perlahan terbuka sedikit, bukan badan indah seperti ekspetasiku yang terlihat tapi badan yang langsing seperti perempuan. Siapa dia sebenarnya...

" Tante lagi buat masakan enak, mau gak lo? Gue harap lo gak mau sih! ".

" Mau! ". Jawabku spontan. Hehe, sambil tersenyum canggung setelah diperbolehkan membuka mata.

***

Ooh rantai sepedanya rusak. Bagus deh! Aku berdiri didepan pintu utama rumah cowo misterius, melihat sepedanya yang terparkir di tembok rumah berwarna hijau tua membuat mual dan ingin cepat pulang kerumah.

Aku pulang kerumah dengan wajah yang ceria agar orangtuaku tidak banyak tanya. Aku mengganti seragam menjadi baju biasa, atasan kuning, celana setengah paha berwarna pink fanta dan sandal bulu berwarna biru. Setelah semuanya siap, aku berlari kembali kerumah hijau milik nenek si cowo misterius.

PCSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang