GO!
Kreing kreiingg. Seperti biasa setiap pagi aku berangkat dengan sahabatku Alex menggunakan sepeda. Sepedaku berhasil aku dapatkan setelah sepulang sekolah kemarin dari pesan yang tertulis di kertas dari Egan 'sakitnya jangan kecepatan, lama aja sampe pelajaran selesai. Sepeda lo udah gue taro di parkiran ya'.Tergeletak sepeda usang, Alex lari menuju kelas dan aku seorang diri berdiri melihat si hoodie hitam sudah berjalan masuk ke dalam gedung. Mati suri? Tiba-tiba aku teringat kejadian kemarin, aku juga menatapi seragam hari rabu ini kemeja berkerah rebah warna sage, celana pendek kotak-kotak sage berdominan brownie white, di lengkapi pin excellent 1 berwarna Gold sekaligus sepatu dan tas baru dengan nama brand yang mahal.
~TRINGGG Zzrrt Selamat belajar, pastikan kalian masuk tepat pada waktunya karena jam pelajaran pertama akan siap di mulai Tep~ Bunyi bel masuk. Namun aku masih mematung ditempat, aku ingin menjadi diriku sendiri, aku tidak mau memakai seragam yang bukan seharusnya milikku, aku ingin bertemu teman-temanku.
" Hei ". Aku menoleh ke sumber suara.
" Telat juga lo! Yok bareng! ". Ceria si *kakel gondrong, siapa lagi kalau bukan si kapten basket bernama Ken yang memang sudah pernah menyelamatkanku dari anak-anak unggulan lainnya.*kakak kelas
Ken berlari ke arahku, lalu merangkulku.
" Ayo, gausah takut. Kita bisa diem-diem masuk tanpa ketauan ". Paksanya.
" Eits, btw. Perasaan lo anak reguler? Tapi kenap- ". Ucapannya terputus.Aku melepaskan rangkulannya. Sejak kapan dia tahu aku anak reguler? Aku berlari ke arah samping gedung utama sekolah.
" HEIII ". Ia mengejarku.
Larian aku percepat, aku terus diikutinya berusaha menjauh darinya tapi buat apa? Aku juga tidak mengerti apa tujuanku? Aku terlalu takut untuk menjadi orang lain.
Brakk. Aku tertangkap olehnya, Ken lebih tinggi jenjang kaki, dan memiliki badan yang proporsional. Kalah pastinya aku.
" Woi, lo kenapa sih?! ". Lantang Ken yang bangkit dari jatuhnya.
" Lo takut dihukum? Gara-gara telat? ". Tanyanya sambil mengangkatku yang jatuh terlentang. Aku duduk lesu, menghela nafas sambil menongakkan kepala ke atas melihat langit.
" Apa karena lo dari anak reguler? ". Tanyanya sekali lagi yang langsung jongkok di serong kananku. Aku menoleh ke arahnya, dahiku mengerut tak mengerti.
" Heh! Woi, aman rahasia lo sama gue ". Cengirnya, menepuk pundakku lalu berdiri dan menyodorkan tangannya.Aku melihat tangannya dan mimik wajahnya. Tenang dan santai.
" Oke, kita bisa bolos. Di parkiran sepeda, ada sepeda lo gak? ". Tangan kanannya masih menetap berharap aku bangkit dan meraih tangannya.
" Pake sepeda, kita bolos pergi dari sini ". Katanya sekali lagi. Aku pun bangkit tidak lupa aku tepis dulu tangannya.
" Okee lumayan sakit juga ". Elusnya ke lengan kanannya yang baru aku tepis tadi.Aku berlari ke parkiran sepeda mengambil sepeda usangku. Di hadang Ken yang mau mengendarai sepedaku, aku tak yakin dengan porsinya yang gagah menaiki sepeda kurus usangku.
" Ayolaaah ". Katanya memohon.
" Emang kalo lo yang bawa, kita bolos lewat mana? ". Tanyanya sambil mengangkat sebelah alisnya.Tanpa berpikir sudah pasti aku menjawab lewat gerbang sekolah karena lewat mana lagi, kecuali jika ada jalan lain untuk keluar dari lingkungan sekolah ini. Namun aku rasa tidak ada jalan keluar di sekolah ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
PCS
Action• Tayang setiap hari Sabtu atau Minggu • Ella anak orang kaya yang senang akan fantasinya, mendapati berbagai macam cerita suram tentang rumah barunya dan mengalami kejadian-kejadian mistis di dalam sekolah termegahnya. Ella bertemu dengan berbagai...