(❁❁)
Rawina tak begitu berbeda dari Rudipta. Gadis yang selalu tersenyum cerah, tata kramanya indah, elok parasnya bak sebuah anggrek yang mekar di antara lelumutan. Seperti surya yang membawa kehidupan. Berbeda dengan Rudipta. Sebuah sisi gelap yang tak mampu ia jelaskan mengapa nama itu tersemat dalam dirinya.
Pernah suatu waktu, seorang Brahmana yang mengembara datang mengunjungi rumahnya, membeli herbal dan singgah untuk sementara. Sang Brahmana menyapa Rawina.
"Rudipta."
"Nama saya bukan Rudipta, melainkan Rawina."
"Rawina adalah kecantikanmu dan Rudipta adalah api dalam hatimu." Kalimat itu membuat Ki Angger dan istrinya saling menatap. Sedangkan putrinya yang masih belia hanya diam tanpa memahami maksud dari perkataan sang Brahmana.
Setelahnya, Ki Angger memutuskan menyimpan rapat nama itu. Meminta putrinya untuk tetap menjadi Rawina yang dikenal banyak orang. Pintu kamar Rawina tertutup dan membatasi dunia luar dengan putrinya. Namun semakin Rawina beranjak dewasa, tak ada yang bisa mengelaknya. Sejenak Rawina mampu mengendalikannya, sayangnya api yang menyala tidak mampu dipadamkan dan kian membara.
Tak ada yang tahu mengenai Rudipta. Selain seorang gadis yang akan dinikahkan kepada Maharaja Panjalu. Dalam lamunannya ketika Rawina menyapa sebagai dayang sementara selama gadis itu tinggal di keputren, terpesona dengan kecantikan tuannya. Tanpa ia sadari nama itu terucap begitu saja.
"Rudipta? itukah namamu?" tanya sang putri.
Saat itu Rawina memutuskan untuk membohongi tuannya. Hingga suatu saat Kinanti menyadari bahwa ia berdusta. Rawina berbincang dengan Prama yang dulu pernah bekerja bersama saudaranya, tapi justru Kinanti mendengar pembicaraan mereka. Di situasi hanya ada mereka berdua, Kinanti menekan Rawina untuk mengatakan perihal identitasnya.
Anak cucu dan kerabat Ki Angger adalah pengkhianat. Garis keturunannya harus musnah. Orang-orang di sekitarnya harus dihabisi hingga tidak bersisa. Sementara Rawina hidup sendirian dan berkeliaran di keraton dengan memalsukan namanya? Kinanti menekannya untuk berbicara. Rawina merasa terdesak, sampai mengacungkan belati di hadapan Kinanti. Wanita itu tidak melawan, hanya berdiri tanpa merasa sedikitpun gentar. Hanya dari sorot matanya, Rawina kalah.
Gadis itu tertunduk dan bersimbuh di bawah kaki Kinanti. Rawina tidak ingin menceritakannya, tapi Kinanti terlanjur memegang kelemahannya.
Andai saat itu ia tidak berbicara sembarangan dengan Prama. Rawina merutuki kebodohannya. Gadis itu menenggelamkan diri ke dalam kolam, mengabaikan rasa dingin yang mulai perlahan menusuk kulit tubuhnya. Malam tidak menghalanginya untuk berendam di bawah sinar rembulan.
"Ada yang mengatakan tempat ini dihuni oleh sosok raksasa yang sering menjelma sebagai gadis berparas ayu, bersenandung dan membuat banyak orang ketakutan. Rupanya itu kau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PARAMITA
Historical FictionHistorical Fiction #4 By: AlwaysJe (Slow Update) --------------------------------------------- Pāramitā (Sansekerta) berarti- "kesempurnaan". Kesempurnaan itu tak ada pada dirinya, tapi ada pada hatinya. Ia sempurna untuk orang yang mencintainya. ...