02 [Keberanian]

465 85 4
                                    

Cerita ini mangkrak terlalu lamasemoga teman-teman tidak merasa ter-PHPYa emang!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cerita ini mangkrak terlalu lama
semoga teman-teman tidak merasa ter-PHP
Ya emang!

Tenang, we're back...
Sapa yuk Agnibhaya sama Rawina
oh ya, kedepannya akan bersinggungan dengan karakter cerita sebalah, alias Kinanti.

maka dari itu...
Selamat membaca!

(Jangan lupa vote dan komen)



•PARAMITA•

Militer keraton adalah suatu bentuk landasan utama berdirinya sebuah kerajaan. Di tengah gejolak peperangan, saling mengakusisi wilayah dan memperluas kekuasaan kerajaan. Saling berambisi untuk menguasai.

Dalam didikan seorang senopati, para pangeran dan bangsawan haruslah berani berdiri pada garda terdepan peperangan. Ksatria yang sebenar-benarnya. Calon pemimpin dan calon masa depan negaranya.

Tidak satupun dari para pangeran Tumapel mengabaikan tugas mereka. Mendapat didikan sebagai calon ksatria. Sebab dari awal telah digariskan takdir mereka sebagai masa depan Tumapel, sebagai pemimpin negeri yang ada di seluruh tanah Jawa. Sebagai raja atau bahkan sebagai penerus tahta yang sesungguhnya. Sebab ambisi Ken Arok adalah menjadikan kerajaan Tumapel menjadi sebuah kemaharajaan menggantikan agungnya kepemimpinan Kadiri.

Agnibhaya ada di sana, namun ia tidak memegang senjatanya sebagaimana keenam saudaranya. Yang dilakukannya adalah memainkan seekor kelinci dengan menaikkan hewan mungil itu di atas kepalanya. Membawanya kesana kemari, mengabaikan peringatan dari setiap dayang yang melihatnya, terlebih mengabaikan waktu latihannya bersama Mpu Paran-- sang guru.

Dari Anusapati, Mahisa, Panji Tohjaya, Panji Saprang, Panji Sudhatu hingga Wregola, mereka hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan adik mereka. Hatinya terlalu lembut, selembut bulu halus yang membungkus tubuh kelinci peliharaannya. Terlalu rapuh untuk dididik keras sebagai salah satu pangeran yang kelak akan meneruskan tahta kerajaan.

Agnibhaya pernah menjawab sebuah pertanyaan dari Dewi Rambi yang kesal dengan segala tingkah lakunya. "Sampai kapan kau akan jadi bocah penakut, Agnibhaya?"

"Sampai aku bertemu wanita cantik yang cantiknya melebihimu yunda," jawabnya tanpa keseriusan sedikitpun.

Mungkin isi kepalanya hanya tentang wanita-wanita cantik semenjak hari sesat itu.

Kakinya melangkah masih dengan anak kelinci di atas kepalanya. Agnibhaya mendekat dan menyapa Mpu Paran dengan hormat. Anak itu, sikapnya jauh berbeda. Lebih liar dengan pakaian sesederhana orang pasar, tanpa tenun mewah, tanpa selendang sutra, tanpa mahkota berhias zamrud dan hanya kelat yang ia kenakan juga kalung emas sederhana. Benar-benar persis seperti preman yang ada di pasar.

Menjelma sebagai pangeran pasar. Para saudaranya menyebut demikian.

"Darimana saja raden?" pertanyaan Mpu Paran tak di jawab anak itu karena tiba-tiba saja ada yang mengambil kelincinya.

PARAMITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang