Selamat membaca!
•PARAMITA•
Kembali pada asal kehidupan sebenarnya. Sang Dewa yang berkuasa dan berkehendak memberikan nyawa pada raga yang bukan apa-apa. Mungkin terkadang ketamakan membawa manusia pada ruas jalan yang mengarahkan mereka pada kesesatan. Hingga mereka lupa bahwa sang Dewa bukan hanya roh diam, tapi mereka ada, kuasanya nyata, perintahnya dan dilaknatlah mereka yang menyekutukannya.
Kertajaya-- Maharaja sang penguasa wilayah Panjalu. Manusia yang berani melaknat siapapun rakyatnya bila enggan menyembah dirinya. Mengungkap diri bahwa ialah sang Dewa yang nyata dan hanya Dewa Syiwa yang mampu menghancurkannya. Seluruh rakyat Kadiri menentang, para Brahmana pun enggan menuruti perintahnya. Karena dasarnya mereka tahu mana sang Dewa agung yang harus mereka sembah. Sedangkan Kertajaya hanyalah satu dari berjuta-juta manusia yang hidup di dunia.
Lantas mengapa mereka sesama manusia harus menyembah manusia lain?
Rumor seperti jamur yang menyebar tanpa terkendali. Kabar bahwa Akuwu Tumapel tewas terbunuh oleh ksatrianya bernama Kebo Ijo menyebar, digantikan oleh Ken Arok.
Kemudian sosok akuwu baru itu melakukan banyak ekspansi ke wilayah-wilayah kecil. Memperluas daerahnya dan mengklaim diri sebagai kerajaan bukan lagi ke-akuwuan. Bayangkan saja seberapa kuat pemimpinnya yang sekarang? Kini muncul kerajaan baru dibawah kekuasaan kerajaan Panjalu.Tak hanya itu. Sang Raja Tumapel-- sebut demikian, seketika digelari Ken oleh para petuah. Dikenallah Ken Arok. Asalnya yang seorang pencuri dari desa bisa berdiri dengan gagah sebagai seorang Raja yang bahkan berani menentang Maharaja Kertajaya.
Mungkin saat ini Kertajaya sedang ketar-ketir di atas singgasana emas miliknya. Memikirkan bagaimana cara agar kerajaan baru itu untuk tidak terus berkembang. Agar kerajaan baru itu tidak menjadi ancaman untuk tahtanya.
Kenyataannya, sang Maharaja justru ketakutan karena seorang penguasa yang bahkan ia tak memiliki setetes pun darah bangsawan dalam tubuhnya. Tertawa penuh ironi, Kertajaya tidak bisa menebak nasibnya.
Ada istilah. Kesempatan dalam kesempitan itu benar-benar nyata. Disaat sang Maharaja ketakutan dan mengerahkan pasukannya untuk mencegah Ken Arok melanjutkan ambisinya, para Brahmana berpendapat berbeda. Jika dalam sekejap, wilayah akuwu menjadi sebuah kerajaan, mengapa tidak untuk berlindung dibawahnya?
Bila beruntung, raja itu akan menggantikan Kertajaya sebagai Maharaja dan memimpin dengan bijaksana. Jika perkiraan mereka salah, setidaknya para Brahmana itu tidak akan menyesali keputusan mereka yang lebih memihak raja Tumapel dibandingkan raja tamak seperti Kertajaya. Mati pun mereka pasti akan kembali pada pencipta jiwa-raga mereka, sang Dewa. Kehancuran bagi mereka adalah atas kehendak sang Mahadewa Syiwa.
Ken Arok menyetujui permintaan tolong para Brahmana. Seketika ambisinya jauh lebih besar dari sekedar menjadikan Tumapel sebagai kerajaan. Tetapi menjatuhkan Panjalu di bawah Tumapel. Perang akan pecah antara Tumapel dan Panjalu. Ken Arok akan melawan Kertajaya. Mempertaruhkan nyawa juga kehormatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARAMITA
Historical FictionHistorical Fiction #4 By: AlwaysJe (Slow Update) --------------------------------------------- Pāramitā (Sansekerta) berarti- "kesempurnaan". Kesempurnaan itu tak ada pada dirinya, tapi ada pada hatinya. Ia sempurna untuk orang yang mencintainya. ...