Double up yuhuuu....
Mumpung lagi mood buat update tentang mereka berdua☆*:.。..。.:*☆
Tidak semua bunga indah. Tidak semua bunga harum aromanya. Tidak semua bunga bisa mereka tanam di halaman belakang rumah. Tapi bunga Asoka berbeda. Bunga Asoka lebih sederhana untuk bisa mereka tanam dan kemudian petik saat waktunya tiba. Sebab itulah Agnibhaya memilih Asoka.
Wanita tua penjual bunga pernah bertanya. "Mengapa raden tak memilih bunga lain yang lebih indah ini? Mengapa harus bunga Asoka?"
Agnibhaya tersenyum singkat. Bunga yang kelak ia berikan pada orang terkasihnya tidak harus bunga terindah yang ia lihat. Agnibhaya hanya ingin memberikan kesan kepada penerimanya. Agar dirinya selalu diingat hanya dari keberadaan setangkai bunga.
Agnibhaya bersama Rawina kembali dari pelabuhan dengan membawa beberapa bungkus rempah yang akan mereka bawa menuju keraton. Satu hal yang Rawina kali ini syukuri adalah, Agnibhaya tidak melihat jenis rempah apa saja yang Rawina beli dari para pedagang itu."Rawina!" Panggil Agnibhaya menghentikan langkah Rawina yang sibuk dengan isi pikirannya.
Pemuda itu berjalan di antara gang sempit kios membawa langkah mereka mendekat pada seorang pedagang kecil dengan kelinci di pangkuannya. Dalam hati Rawina selalu bertanya, apa sang raden memiliki radar kuat dengan kelinci-kelinci yang ada di seluruh penjuru bumi? Seakan Agnibhaya tidak bisa sehari saja untuk tidak bersentuhan dengan hewan berbulu dan bertelinga panjang itu.
Walau dengan rasa terpaksa dan lelah luar biasa, Rawina tetap berjalan mengekori langkah lebar sang raden.
"Oh, paman!" Anak itu nampak antusias melihat Agnibhaya yang menghampirinya. Dengan cepat ia memasuki gubuk yang dipenuhi berbagai macam bunga beraneka warna serta kelinci yang melompat-lompat mengikuti pemiliknya.
"Seharusnya benar seperti ini susunannya," gumam anak itu dengan bunga-bunga di tangannya yang mungil. Agnibhaya tidak bisa menahan keheranan dalam mimik wajahnya sampai ia mengenali jenis bunga serta susunannya. Bunga asoka dengan bunga padma di tengahnya. Rangkaian bunga yang sempat ia sampaikan pada sang nenek tua.
Agnibhaya pernah berkata, hingga masa itu tiba, kala perpisahan mereka di depan mata, Agnibhaya ingin wanita tua itu memberinya sebuah rangkaian bunga terindah. Lantas wanita itu menyebutkan bahwa Bunga soka dan bunga padma akan menjadi lambang perpisahan mereka.
"Darimana kau tahu susunan bunga ini?" tanya Agnibhaya dengan terbata. Berminggu-minggu Agnibhaya menunggu. Berminggu-minggu pula Agnibhaya tidak melihat senyum teduhnya. Agnibhaya rindu, tapi hari ini ia menerima sebuah kabar.
Perpisahan itu rupanya telah datang.
"Uh? Nenek mengajarkan saya susunan ini untuk diberikan pada seorang pria muda beranting perak. Apa saya salah mengenali orang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PARAMITA
Historical FictionHistorical Fiction #4 By: AlwaysJe (Slow Update) --------------------------------------------- Pāramitā (Sansekerta) berarti- "kesempurnaan". Kesempurnaan itu tak ada pada dirinya, tapi ada pada hatinya. Ia sempurna untuk orang yang mencintainya. ...