DS 22

5.2K 847 41
                                    

***

PLAK!

Semua mata memandang kaget pada Nyonya Besar Choi yang menampar Lysander tanpa banyak kata. Lysander yang ditampar tiba-tiba tentu saja kaget. Xavier yang sadar dari shocknya nyaris melempar wanita itu keluar jendela tapi tertahan oleh Lysander.

"Kau-! Kau memang pembawa sial! Lihat apa yang terjadi pada para mertuamu! Aku tidak pernah membesarkan seorang cucu yang menyedihkan sepertimu!" Lysander mengernyit.

"Memang sejak kapan nenek membesarkanku, eh? Aku dibesarkan oleh Kakek Choi, Kakek dan Nenek Im, juga kedua orang tuaku. Tidak ada unsur campur tangan nenek di dalam proses kehidupanku. Nenek hanya ikut campur untuk menuang tinta hitam dalam hidupku yang 'bersih'. Nenek yang tidak tahu apa-apa, yang hanya peduli pada harta, tiba-tiba datang dan menamparku lalu menyumpahiku? Kemana akalmu, Nyonya Besar Choi yang terhormat?" dipikir Lysander takut karena tamparan? Tidak, dia justru semakin ingin mencakar wanita tua di depannya ini.

"Kau- berani sekali kau-!" Lysander menyeringai.

"Wae? Mencoba membuatku terlihat seperti menantu tidak berguna? Membuatku terlihat seperti menantu yang hanya bisa membawa duka dan luka? Membuatku terlihat sebagai menantu yang tidak bisa apa-apa dan hanya membawa masalah? HEY NYONYA BESAR CHOI! Dibanding aku, kau lebih tidak berguna." Dengan begitu berani Lysander berucap begitu tegas dan keras pada 'nenek'nya.

"Kau- kau! Berani sekali- kau!" tangan Nyonya Choi yang hendak menampar Lysander kembali ditahan cepat oleh Johnny.

"Cukup Nyonya! Anda tidak sadar Anda sedang ada di mana saat ini?! Berani sekali Anda membuat keributan saat para orang tuaku sedang istirahat. Jika Anda datang hanya untuk membuat kekacauan, silakan pergi!" Nyonya Besar Choi yang merasa dipermalukan hanya bisa menggeram dan melangkah pergi.

"Dan jangan pernah kembali atau menemui Jaemin diam-diam!" tambah Taeil.

"Cucu menantu tidak tahu diri." Desis Nyonya Besar Choi.

"Justru Anda yang tidak tahu diri, Nyonya Besar Choi." Daewon, ayah dari Daehan menatap tajam keluarga Choi yang ada di sana.

"Sudah melukai cucu menantuku sekarang mengatai cucu-cucuku. Untuk Anda tahu, Nyonya Besar Choi, keluargaku tidak membutuhkan Anda." Dengan rasa malu luar biasa, keluarga Choi pergi dari sana meski dengan menggerutu dan menyumpahi keluarga Lee.

"Joarder" panggil Lysander.

"Segera selidiki kasus keluarga Choi dan berikan padaku, SIXC memang sudah menyelidikinya, tapi itu sudah minggu lalu, aku butuh yang baru." Joarder mengangguk dan segera pergi.

"Hyde" Hyder mendongak.

"Selidiki keluarga Lee diam-diam." Hyde mengangguk dan segera pergi dari sana.

"Saatnya berperan sebagai cucu menantu manis dan baik." Lysander memasang wajah manis pada kakek dan nenek para Tuan Muda. Sedangkan dia sejak tadi lupa akan keberadaan Johnny yang ada di dekatnya dan mendengar semua perintahnya.

"Kau sudah manis ngomong-ngomong, bedanya manis tapi sadis." Tutur Johnny, Lysander tersentak.

"SEJAK KAPAN?!" semua anggota Sanchez yang ada di sana melongo.

"Dia sejak tadi ada di sampingmu, Nana." Lysander mengerjap, "Benarkah?" Johnny geleng kepala dan membawa Lysander mendekat ke arah keluarganya.

"Lain kali perhatikan sekitarmu." Kepala Lysander mengangguk-angguk lucu.

Di belakang mereka, Xavier menatap Asher, "Sejak kapan adikku begitu lucu dan manis?" Asher terkekeh, "Dia adik yang lucu dan manis sejak dulu."

***

Heeyoung mengusap kepala Lysander dengan lembut dan penuh kasih. Dia tersenyum hangat menatap cucu menantunya.

"Pasti sangat sakit, berani sekali dia melukai pipi cucu menantuku ini. Mau dimintakan kompres dingin?" Lysander menggeleng.

"Tidak perlu halmeoni, pipiku baik-baik saja, hanya sedikit panas." Kekeh Lysander.

"Wanita itu benar-benar! Awas saja nanti!" Lysander menggenggam jemari wanita tua tersebut dan mengusapnya perlahan.

"Halmeoni, sudah jangan marah-marah, nanti makin banyak keriputnya." Heeyoung mencubit gemas pipi Lysander.

"Bercandamu ya-" Lysander mengeluarkan cengiran kecil.

"Ah ne, halmeoni sudah tahu mengenai dirimu." Lysander menunduk.

"Maaf" lirih Lysander.

"Saat Jiali, Hana, Eunkyung, Chyou, Haewon, Kaili, dan Daehan membicarakan ini denganku dan suamiku, kami tentu terkejut, namun lambat laun kami pun mulai menerima semua informasi itu. Kami menyimpan informasi ini dari keluarga Lee yang lain, hanya keluarga inti kita saja yang tahu." Lysander berterimakasih atas itu.

"Aku sudah tahu keluarga Lee yang lain itu 'bermasalah', sudah sejak lama, sejak Daehan menerima semua wanita yang dijodohkan itu, aku sudah tahu ada niat buruk di balik itu semua. Mereka tahu Daehan tidak bisa menolak, sehingga Daehan menikahi semuanya, mereka ingin membuat Daehan jatuh, memiliki banyak istri harus diimbangi dengan finansial yang mumpuni, Daehan hanya kepala cabang, gajinya tidak sebanyak pemilik pusat, tapi nyatanya sampai saat ini Daehan bisa mencukupi semua istrinya dan anak-anaknya. Aku dan suamiku sudah tahu sejak awal memang keluarga Lee yang lain tidak ingin kami lebih kaya daripada mereka, perusahaan cabang yang dipimipin Daehan sangat maju, lebih maju daripada pusat dan perusahaan yang lain, itu kenapa mereka sangat ingin menjatuhkan Daehan, tanpa tahu jika istri-istri Daehan memiliki bisnis lain. Dan mereka semakin gencar ingin menjatuhkan keluarga ini setelah tahu Taeyong, Taeil, dan Johnny menyatukan semua bisnis di bawah NEO, perusahaan cabang milik Daehan berubah menjadi perusahaan utama sekarang, perusahaan yang terpisah dari perusahaan pusat." Jelas Heeyoung panjang, Lysander mengangguk paham.

"Kenapa halmeoni diam saja selama ini?" tanya Lysander.

"Karena mereka bermain rapi, dan halmeoni tidak punya banyak bukti, halmeoni mendiamkannya karena sampai saat ini belum ada kejadian yang berbahaya. Kalau kecelakaan ini kan akibat dari ulah mantan para cucuku. Ah benar, halmeoni ingin meminta maaf dan berdoa untuk Jaeminnie. Halmeoni merasa sangat buruk karena tidak tahu mengenai ini." Lysander mengusap punggung tangan Heeyoung.

"Halmeoni tidak salah, Jaeminnie memang menyimpan semua sendiri. Jika masalah ini semua sudah selesai, aku akan menunjukkan tempat peristirahatan Jaemin. Dia sudah tenang di sana, ah, sepertinya belum, suami-suaminya belum melepaskannya, aku rasa. Tapi apapun itu, Jaeminnie sudah bersama dengan keluarganya. Yang pasti dia sudah tidak sedih lagi dan tidak sendiri lagi." Heeyoung mengangguk kecil.

"Halmeoni, aku ingin berpesan, halmeoni tolong lebih hati-hati pada sekitar halmeoni ya? Kalau bicara dengan harabeoji tolong di kamar atau di luar mansion yang jauh dari pelayan dan lainnya. Karena kita tidak tahu mana orang yang berpihak pada kita dan mana yang bukan." Heeyoung mengangguk.

"Halmeoni akan ingat itu dengan baik." Lysander tersenyum puas.

"Halmeoni tenang saja, aku dan keluargaku akan berusaha untuk melindungi semuanya. Mengembalikan kerhormatan mendiang Tuan Besar Choi, Tuan Choi Siwon, Nyonya Choi Yoona, dan Tuan Muda Choi Jaemin. Aku juga akan melindungi apa yang menjadi hak kalian, dan tidak akan membiarkan para Lee yang lain mengganggu lagi. Aku janji." Heeyoung tersenyum.

"Terimakasih, tapi kau bukan perisai kami, kau keluarga kami, kau cucuku dan Daewon, tidak perlu seperti itu. Kami tidak menganggapmu sebagai perisai, kami menganggapmu sebagai keluarga. Mari melangkah bersama-sama." Untuk sekali ini, Lysander dibuat bungkam, perasaan hangat melingkupinya.

"Ne, mari- mari melangkah bersama."

_TBC DS 22_ 

[ALL X JAEMIN] Different SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang