DS 52

3.9K 641 36
                                    

***

Daewon masih dengan tenang duduk, membiarkan seluruh keluarga Lee yang lain berkoar-koar dengan suara tinggi, meski telinganya sakit, tapi ia tetap harus tenang, kalau ia terpancing malah yang ada hal tidak diingkan terjadi.

"Sudah kukatakan padamu kan, Paman. Anak dari Choi Siwon itu hanya membawa masalah! Lihat sekarang! Dia bahkan berani membunuh pewaris Cho." Lee Do Hwan berujar menuding pada 'Jaemin' yang saat ini tidak ada di tempat.

"Dimana sekarang cucu menantumu itu, Daewon? Apa dia kabur?!" Dojin, kakak dari Daewon, yang merupakan ayah dari Do Hwan, pria yang menjodohkan Daehan dengan Chyou, pria yang menolong keluarga Wei.

"Dia pasti kaburlah, tidak mungkin bocah tidak berguna itu tidak kabur setelah membunuh pewaris Cho." Ujar Lee Na Ri.

"Hey wanita tidak tahu malu, apa kau sudah memastikan semua beritanya dengan benar?" tanya Heeyoung, kesal juga dia mendengar penuturan menantu Dojin.

"Paman, apa benar semua ini ada hubungannya dengan cucu menantu Paman?" tanya Donghae, di sebelahnya ada sang istri Jessica, Eunhyuk, dan Yunyeong.

"Hmm... bagaimana mengatakannya ya? Cucu menantuku tidak ada hubungannya dengan ini." Jawab Daewon.

"Jangan bercanda!" gertak Dojin.

"Paman, yang appa katakan benar, menantuku tidak ada hubungannya dengan ini, saat kejadian saja Jaemin ada di kantor, kalau tidak percaya paman bisa tanyakan pada seluruh pegawai dan anak-anakku, mereka mengirim pesan jika Jaemin ada di kantor di waktu yang sama dengan berita yang muncul. Paman, coba gunakan otak paman sebentar saja, dalam waktu singkat ia bisa masuk ke dalam restoran tidak diketahui siapapun, lalu membunuh dan pergi begitu saja. Dia tidak bergerak secepat itu tanpa diketahui orang lain dimana wajahnya saja sudah dikenal banyak karena menjadi menantuku." Daehan menatap pria di depannya dengan pandangan tajam mengintimidasi, dia tidak senang jika ada anggota keluarganya yang direndahkan bahkan dituduh yang tidak-tidak.

"Bagaimana jika ia menyewa pembunuh bayaran?" tanya Do Hwan, masih tidak mau kalah.

"Hey otak udang! Astaga, aku tidak ingin menghinamu tapi kau minta dihina sekali. Dengarkan aku, apa aku mendengarkan penjelasan dari saksi, huh? Pelayan di dalam sana mengatakan jika pria itu punya tubuh tinggi sekitar seratus delapan puluh centi, setinggi Jisung, sedangkan Jaemin tidak setinggi itu, itu yang pertama, lalu kedua, pembunuh bayaran mana yang bicara lumayan lama dengan Ivy Cho? Pelayan yang menjadi saksi, yang sempat mengantar mereka juga mengatakan jika mereka terlihat cukup dekat dan Ivy Cho tidak menunjukkan sikap takut sama sekali, mereka sempat terlibat pembicaraan yang lumayan lama sebelum pria itu keluar tanpa pelayan itu sadari dan tahu-tahu si pelayan sudah menemukan Ivy Cho tewas. Sekarang katakan padaku, jika memang Jaemin yang melakukannya, sejak kapan mereka dekat? Dan jika Jaemin mengirim pembunuh bayaran, aku tanya sekarang, pembunuh bayaran mana yang bisa berbicara santai dengan targetnya kecuali mereka sudah kenal, eh?" Heeyoung yang sudah kepalang kesal akhirnya mengeluarkan semuanya.

"Heeyoung, kau-!" wanita itu tidak ada takutnya bahkan pada kakak iparnya sendiri, Heeyoung sudah kepalang kesal karena ulah keluarga satu ini.

"Sejak tadi kalian juga menyebut-nyebut Pewaris Cho, memang kalian tahu dia pewaris Cho yang sebenarnya?" tanya Jiali.

"Apa maksudmu?" tanya Na Ri.

"Sebenarnya sejak tadi aku ingin menyela kalian, tapi karena menyela pembicaraan orang lain itu tidak baik, jadi aku diam saja, sekarang aku jelaskan pada kalian, aku ingin membenarkan perkataan kalian mengenai Pewaris Cho. Pewaris Cho yang sebenarnya bukanlah Ivy Cho, dia bukan pewaris keluarga Cho, pewaris utamanya adalah adik dari Ivy Cho, yaitu Ji Eun Cho." Tutur Eunhyuk yang akhirnya bersuara juga setelah terdiam cukup lama.

"N-Ne?!" Lee Daewon geleng kepala sendiri.

"Kan? Makanya kalau mau berkoar-koar tuh cari dulu informasinya yang benar, Ivy Cho memang sering dikenalkan pada publik, tapi dia tidak pernah dikenalkan sebagai pewaris sah, semua orang hanya berspekulasi saja karena seringnya dia muncul di acara-acara amal dan lainnya. Bahkan aku yang tidak peduli pada keluarga Cho saja tahu jika pewaris sahnya adalah Cho Ji Eun, adik dari Ivy Cho." Daewon mencondongkan sedikit badannya dan tersenyum dengan seringai tipis.

"Sudah merasa malu?"

***

Shohei terbangun saat seseorang menepuk bahunya, kala ia membuka mata, ia menemukan Yuta berdiri di depannya.

"Bangun dan cuci mukamu, makanlah bersama sekretaris yanga lain di luar, semua panggilan itu sudah selesai, aku akan bangunkan Nana sendiri." Shohei mengangguk patuh, ia segera bangun dan pergi ke kamar mandi yang ada di dalam ruangan tersebut setelah mendapat izin.

Yuta melangkah mendekati kasur, ia duduk di tepi kasur dan mengguncag pelan tubuh sang kekasih hati.

"Nana, ayo bangun, waktunya makan siang sekarang." Meski sebenarnya juga sudah lewat dari jam makan siang, ini sudah masuk jam dua siang, telpon tidak berhenti dari jam setengah sebelas tadi hingga jam dua, benar-benar menguras tenaga dan emosi.

"Hmmmm..." Yuta mengguncang pelan tubuh Lysander.

"Na, ayo bangun makan dulu, nanti setelah itu mau kau tidur lagi terserah, tapi makan dulu ya?" Yuta masih berusaha membujuk, hingga akhirnya manik itu terbuka, si pemilik tubuh mengumpulkan nyawanya, baru setelah itu menatap Yuta.

"Hyung" Yuta membangun Lysander bangun.

"Ayo bangun dulu, kita makan siang, ne?" Lysander mengangguk kecil, Yuta membantunya bangun, Shohei tentu sudah keluar lebih dulu saat Yuta masih sibuk membangunkan Lysander.

Tidak lama kemudian Lysander dan Yuta bergabung dengan yang lain.

"Tidur nyenyak?" tanya Haechan, dia menata rambut Lysander yang sedikit berantakan. Lysander yang diberi pertanyaan mengangguk.

"Shohei menjagamu dengan baik, huh? Kalian beristirahat dengan tenang tadi di dalam." Ujar Mark yang tadi sempat mengintip ke dalam kamar yang tertutup, dimana ia melihat Shohei tertidur di sofa dan sempat terusik karena mendengar suara pintu terbuka, lalu Mark melihat Lysander yang tertidur di atas kasur begitu nyenyak.

"Maafkan saya" ujar Shohei tidak enak, Yuta dan Mark menggeleng.

"Tidak perlu minta maaf, wajar bagimu merasa lelah, kau baru saja kembali dari Jeonju dan langsung kemari karena masalah ini, tidak sempat istirahat." Ujar Yuta, Shohei memasang senyum kecil dan malu.

"Ayo makan, kalian sudah bekerja keras mengangkat semua telpon dan memberikan penjelasan, meski yang di sana entah mendengar atau tidak." Taeil mengizinkan mereka semua untuk segera mengambil makan, Taeil memulai lebih dulu, karena tahu jika yang atasan tidak mulai duluan, bawahan tidak bisa memulainya.

Semua memakan makan siang mereka yang sebenarnya sudah tidak bisa dikatakan makan siang karena sudah lewat. Ruangan para atasan itu kini penuh dengan para sekretaris dan tuan muda yang sedang makan bersama.

"Tadi Joarder meninggalkan pesan, dia berkata jika Riel sudah tiba di Korea, dan akan menemuimu nanti malam di kediaman Lee." Ujar Jeno menyampaikan pesan dari Joarder.

"Mm, terimakasih informasinya." Balas Lysander.

"Kepalamu masih pusing?" tanya Yangyang.

"Sudah lebih baik dari sebelumnya." Jawab Lysander seadanya.

"Jika Cloud sudah dibereskan, apa yang akan kita lakukan?" tanya Lucas.

"Tentu saja membereskan mantan kalian dan para pengganggu lainnya, belum selesai ya urusannya." Balas Lysander sengit, dia bahkan menusuk telur gulungnya dengan kejam, membuat para suami itu menegakkan badan mereka dan mengangguk.

"Kami mengerti."

_TBC DS 52_

[ALL X JAEMIN] Different SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang