***
Nomor Lysander baru saja dimasukkan ke dalam sebuah grup yang berisi dirinya dan para tuan muda itu. Lysander membaca pesan yang dikirim oleh Jeno dan Renjun, dia membaca setiap pesan itu dan mengangguk paham.
"Apa yang kau baca?" tanya Ace yang duduk di sebelahnya, mereka saat ini tengah berdua di sebuah café, tidak jauh dari posisi target mereka berada saat ini.
"Ah tidak, hanya para tuan muda yang meminta izin untuk menyelesaikan masalah Ivy Cho." Ace mengangguk kecil, dia menyeruput espresso pesanannya.
"Lysie, apa yang membuatmu jatuh hati pada mereka? Bukankah mereka lebih sering memberikan luka daripada tawa?" tanya Ace.
"Ace, untukku, orang yang memberikan luka adalah orang yang memberikan kita sebuah pengalaman, dari pengalaman itu kita belajar untuk introspeksi dan memperbaiki diri. Selama aku tinggal bersama mereka, aku belajar banyak." Ace menatap tertarik.
"Apa itu?" tanya Ace.
"Mereka adalah tuan muda yang tidak tahu, mana cinta mana obsesi, mana yang harus dipertahankan dan mana yang harus dilepaskan, mereka masih berpikir mana yang bisa membawa untug dan mana yang tidak, hal ketiga ini yang membuat mereka sedikit ragu melepaskan kerjasama dengan para mantan mereka, karena ada beberapa hal baik yang didapat oleh mereka dari kerjasama tersebut, aku baru menyadari itu akhir-akhir ini, dulu aku langsung meledak dan marah, menganggap mereka tidak punya pendirian, yang pada kenyataannya mereka adalah pembisnis, mereka harus mempertimbangkan semuanya, baik resiko dan keuntungannya dalam jangka panjang." Ace terdiam dan mengangguk kecil.
"Lalu?" tanya Ace.
"Saat aku kembali berpikir setelah jauh dari mereka beberapa hari, aku menyadarinya, mereka bukan tidak bisa bertindak tegas, mereka hanya bertindak hati-hati. Aku marah karena aku menempatkan diri sebagai Jaemin tanpa menempatkan diri sebagai mereka. Aku hanya melihat dari luka yang Jaemin terima, tidak melihat dari apa yang mereka alami dan rasakan juga. Melihat Ivy dan Samantha kemarin datang ke rumah, juga seberapa ngototnya Eun Mi aku sadar, kenapa Kun ge mengatakan mereka menyerah untuk melarang, bukan karena mereka tidak tegas, tapi karena para mantan itu memang sangat keras kepala. Mereka akan tetap masuk meski dilarang sekalipun. Sebegitu keras kepalanya para wanita itu, bahkan kekeraskepalaanku saja kalah." Lysander tertawa di akhir, dia menggelengkan kepalanya saat ingat betapa keras kepalanya para wanita itu.
"Kita hanya tinggal menunggu Tuan Tan kembali beraksi, orang-orang ini tidak akan pernah lelah mengejar para tuan muda itu. Mereka akan terus mengejar, sampai para tuan muda itu mengatakan jika kerjasama bisa dilakukan kembali." Ace menghembuskan nafas pelan.
"Sebenarnya, para keluarga mantan kekasih dari semua suami'mu' itu maunya apa? Juga keluarga dari Choi Jaemin?" tanya Ace.
"Itu yang masih tidak aku tahu jawabannya." Ujar Lysander.
"Ah ya, selain alasan-alasan tadi apalagi yang membuatmu belajar dari para suami itu?" tanya Ace yang masih penasaran. Jemari lentik Lysander memutari gelas americanonya.
"Tidak mudah mencintai orang asing." Ace mengangkat sebelah alisnya.
"Menikah karena perjodohan, bahkan dengan orang yang tidak pernah kau temui dan kau kenal, pernikahan macam ini tidak mudah. Terlebih pasangannya tidak hanya satu tapi banyak sekaligus, empat tahun memang terlihat lama, tapi jika selama empat tahun tidak ada progres dari kedua belah pihak ya semuanya percuma. Tidak hanya harus menerima, tapi harus juga bisa bersikap adil dan mengesampingkan semua ego masing-masing. Empat tahun ini terlihat jika hanya Jaemin saja yang berjuang, tetapi sebenarnya, semua suaminya itu juga berjuang, dan itu tidak mudah. Aku sendiri bahkan sampai sekarang masih tidak bisa mengesampingkan egoku, aku bisa bicara dengan melibatkan amarah dan dendam pribadi." Lysander memutar kembali ingatannya pada perkataan Jungwoo, sebenarnya kalau didengar pun Jungwoo tidak ada salahnya, Lysander memang orang asing.
"Lalu apa kau menganggap yang dialami Jaemin itu bukan sesuatu yang besar?" tanya Ace.
"Jangan bercanda, aku tidak pernah menganggap hal seperti yang Jaemin alami itu sebagai candaan. Itu masalah serius, yang sebenarnya bisa selesai kalau mereka mau duduk dan bicara, tapi memang menggabungkan dua puluh tiga pikiran menjadi satu itu bukan hal mudah." Lysander melipat kedua tangannya lalu menatap keluar jendela café.
"Para mantan itu sebenarnya juga tidak ada yang salah, mereka hanya tidak terima pria yang mereka kencani diambil oleh orang lain, wajar bagi seorang wanita yang marah jika lelakinya diambil orang lain, yang orang itu adalah orang asing sebenarnya. Orang yang tidak dikenal. Mau itu adalah anak dari sahabat orang tua para lelaki Lee itu, tetap saja jika tidak bertemu mereka tetaplah orang asing. Jeno bahkan tidak menyangka jika teman sebangkunya itu akan jadi teman hidupnya. Hanya saja yang sangat disayangkan, para wanita itu sejak awal niatnya berkencan dengan para Lee sudah tidak baik, kecuali wanita Ten, wanita itu tulus pada Ten, itu yang aku tahu." Ace menatap Lysander.
"Tindakan mereka yang mengirim pesan ancaman itu, apa kau menganggapnya sebagai candaan?" Lysander menggeleng.
"Tidak, itu hal serius. Aku kan mengatakan, mereka tidak salah juga karena mereka hanya ingin lelaki mereka kembali, tapi karena memang niat mereka sudah buruk sejak awal jadinya aku tidak bisa menerima tindakan itu. Aku akan memaklumi kemarahan mereka karena mereka memang mencintai para tuan muda itu tanpa melirik harta dan kekayaan, sayangnya, mereka semua ternyata hanya dekat karena tergiur uang dan permintaan keluarga yang ingin 'selalu untung'." Lysander menatap Ace.
"Aku ingin mengumpati Jaemin sebenarnya, tapi orangnya sudah tidak ada, dia sudah tenang di sana, jadi tidak usah saja, aku simpan semua umpatan itu untuk diriku sendiri." Ujar Lysander, Ace mengernyit.
"Kenapa ingin mengumpatinya?" tanya Ace keheranan.
"Karena dia lemah. Aku paham kesulitan yang dia miliki, aku mengerti keadaannya, tapi setelah aku berpikir lagi, semua ini tidak akan terjadi jika dia dan keluarganya mau berjuang sedikit lagi, mau bersikap lebih keras lagi pada mereka yang berusaha melukai. Yahh~ tapi sudahlah, toh sudah lalu juga. Tidak perlu dibahas, yang perlu dilakukan sekarang adalah meluruskan semua masalah ini. Hahh~ aku penasaran, apa yang sebenarnya keluarga Choi itu incar dari Jaemin? Padahal mereka sudah mendapatkan posisi yang harusnya milik Jaemin dan sebagian besar harta waris Jaemin." Lysander menatap kosong ke arah americanonya, kepalanya terus mencari jawaban akan pertanyaannya.
"Tapi yang pertama-" Lysander menatap Ace yang berdiri.
"-kita harus melenyapkan Theressa Gial."
***
Hyde melangkah dengan santai menyusuri jalanan di myeondong, dia bersiul dengan kedua tangan masuk ke dalam saku celananya.
Hyde menghentikan langkahnya saat melihat sebuah bar sedikit jauh dari tempat yang lain, dia segera masuk ke dalam, setelah menunjukkan kartu identitasnya Hyde masuk ke dalam bar tersebut. Matanya menatap ke sekelilingnya hingga sosoknya menatap seorang pria yang duduk di sofa yang ada di sudut ruangan, terhindar dari hingar bingar bar. Seringai tipis terukir di bibir Hyde saat melihat sosok tersebut.
"Found ya" gumamnya.
Hyde tidak melangkah menemui pria tersebut, dia justru melangkah mendekati pria yang ada di balik bar, sang bartender.
"Red Sangria satu." Bartender itu terkekeh dan menatap Hyde.
"Tidak ingin alkohol saja?" Hyde menggeleng, "Aku tidak berencana mabuk saat ini, ada urusan." Bartender tadi segera membuatkan pesanan Hyde. Musik yang kencang memenuhi seluruh bar.
"Red Sangriamu, Tuan." Hyde terkekeh dan mengangguk, dia menarik kertas coklat yang ada di bawah gelas tersebut.
'Dia Cloud' Hyde tersenyum.
"Thanks, White Tiger" bisik Hyde, dia segera pergi dari kursi bar dan membawa minumannya mendekati pria yang sudah menjadi incarannya sejak awal. Sedangkan pria yang dipanggil White Tiger itu menggeleng kecil lalu kembali melakukan pekerjaannya.
BUK!
"Haahhh~ tempat yang nyaman." Ujar Hyde di samping pria yang kini menatapnya tidak senang, privasinya terganggu.
"Aku tidak menyangka akhirnya bisa bertemu langsung dengan salah satu assassin terbaik, si peringkat lima, Cloud." Pria itu menatap Hyde dan tersenyum tipis, "Ada yang bisa kubantu?"
Hyde menggeleng, "Mari bicara."
_TBC DS 43_
KAMU SEDANG MEMBACA
[ALL X JAEMIN] Different Soul
Fanfiction⚠️‼️ B X B ‼️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ "Takdir yang membawa mereka bertemu" [NCT X JAEMIN] Start : 12/06/2022 End. : -