11

2.3K 150 22
                                        

"Ternyata tidak selamanya bahagia bisa di genggam semaunya"

_Reyhan Arsenio Ghazanvar_





Happy Reading


***









"Reyhan!" sapa gadis cantik tersenyum lebar.

Si empunya nama terkekeh membuka lebar pintu kamar mengizinkan gadis itu masuk, tanpa malu gadis bersurai gelombang dengan dress hitam elegan melekat di tubuh semampai nya, duduk di sofa biru di kamar sahabat sekaligus kekasihnya.

Malam ini keluarganya dan keluarga Clarissa mengadakan acara makan malam, katanya untuk mengeratkan tali kekerabatan sekaligus membahas suatu hal yang entah apa.

"Aku ganti pakaian sebentar ya" izin Reyhan menuju walk in clothes.

Clarissa yang tengah memainkan ponsel kekasihnya mengangguk mengiyakan.

"Pakai kemeja hitam yang biar samaan" pinta gadis itu.

Tanpa menjawab laki-laki jangkung itu masuk ke ruang ganti, yang pastinya akan menuruti keinginan pacarnya.

Reyhan keluar dengan kemeja hitam yang dipadukan dengan jeans hitam senada, manik coklat terang nya menangkap Clarissa yang sibuk bermain smartphone milik dirinya.

"Lagi ngapain?" tanya Reyhan menjatuhkan bokong di samping gadisnya. 

Gadis itu menoleh dengan senyum lebar memperlihatkan sebuah foto yang diunggah di salah satu jejaring sosial. Reyhan membaca caption di bawah foto yang menampilkan wajah ceria gadis itu, 'girl' dengan emoticon senyum iblis.

"Harus di publikasikan ya?" tanya Reyhan.

Clarissa mendengus, bukan ingin mengumbar hanya saja ia ingin mengantisipasi munculnya orang ketiga yang bisa saja bersumber dari hal sesederhana ini. Bukan berarti tidak percaya pada pasangan hanya saja tidak ada yang tau apa yang akan terjadi, mengingat bagaimana sulitnya mendapat kepastian rasa dari kekasihnya itu.

"Ya aku hanya mencoba mencegah terjadinya kesalahpahaman di kemudian hari" sahut Clarissa posesif.

"Kamu gak suka ya? Maaf, aku hapus aja lagi, belum ada yang lihat kok" ucap Clarissa menangkap raut berbeda dari laki-laki itu.

Merebut kembali ponsel miliknya dari genggaman Clarissa laki-laki itu menggelengkan kepala seraya terkekeh pelan.

"Enggak usah di hapus, aku gak akan mempermasalahkan hal yang tidak penting, mau se posesif apapun kamu aku tidak akan pernah mempermasalahkannya, sekalipun itu bertentangan dengan keinginanku" ucap Reyhan.

Tanpa tahu ucapan itu berdampak besar di masa depan, tentang cara menyakitkan yang pasti melibatkan banyak pihak.

Lantas Reyhan menggandeng lembut tangan Clarissa keluar menemui kedua belah keluarga yang tengah bercengkrama menunggu makan malam selesai disiapkan.






Asap sop mengepul begitu pula aroma menggugah selera tak tertahankan, di atas meja tersaji berbagai macam lauk-pauk beserta nasi yang tidak pernah ketinggalan.

Denting sendok mengiring perbincangan hangat di tengah dinner keluarga, bahasan yang tak jauh dari bisnis menjadi topik hangat.

"Jadi bagaimana, mumpung semuanya ada di sini kita bisa memulai pembahasan" ucap Khaisan setelah hidangan di piring habis.

Tak Satu Arah [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang