"Sudah retak dari dulu sekalian saja dihancurkan sekarang"
_Reyhan Arsenio Ghazanvar_
Happy Reading
***
Riuh suara bel menggema seantero sekolah, pertanda jam pelajaran kedua berakhir. Riang gembira siswa-siswi keluar dari dalam kelas, mewujudkan khayalan tentang betapa lezatnya soto di kantin.
Begitupun yang ingin dilakukan Alara, ia sudah memikirkan makanan apa yang hendak dirinya pesan di kantin hari ini. Denyutan rumus-rumus matematika tadi sepertinya akan hilang dengan jus lemon, lalu di tambah cireng sebagai makanan yang ingin di coba hari ini. Namun langkahnya terpaksa berhenti saat ingin menuruni anak tangga, ia menoleh pada seorang laki-laki yang berlari pelan menghampirinya.
"Ada apa?" tata Alara setelah pemuda itu berdiri di depannya.
Laki-laki berbeda jurusan dengan gadis di hadapannya itu tampak lebih ceria dari biasanya.
"Ikut aku sebentar yuk, penting" ucapnya menggandeng tangan Alara menuju lapangan indoor tanpa meminta persetujuan gadis itu terlebih dahulu.
Menggeleng heran gadis itu tak menolak sama sekali, entah sejak kapan keduanya menjadi dekat. Beberapa kali pergi menghabiskan waktu luang bersama bahkan pergi pulang sekolah sering bersama, Alfian kakak dari sahabatnya itu tidak buruk juga diajak berteman.
"Ngapain ke sini?" tanya Alara mengedarkan pandangannya ke sekeliling lapangan yang sepi.
Kernyitan bingung tergambar di wajahnya nan ayu kala lipatan kertas merah di sodorkan padanya, dengan penasaran ia membuka kertas itu. Air muka Alara nampak pias mendapati susunan 8 huruf di dalam sana, semakin tak bisa berkata-kata menatap Alfian yang mengukir senyum dengan boneka beruang putih kecil ditangannya.
"Aku suka sama kamu Alara, kamu mau jadi pacarku?" ucap cowok itu menjulurkan boneka yang kemarin ia beli.
Alara meremat kertas di tangannya kuat, netra itu berembun menahan sesak. Ia tak suka kembali seperti ini, terlempar pada ingatan di masa lalu yang berusaha dikuburnya dalam.
"S-sorry, gue gak bisa" tolak gadis itu tanpa mau menatap Alfian.
"Tapi kenapa?" lirih Alfian kecewa.
Ini kali pertama ia berani menyatakan perasaan pada seorang perempuan, kali pertama juga ia merasakan yang namanya debaran asmara. Beberapa hari melakukan pendekatan ia pikir sudah cukup, tetapi penolakan yang diterima.
"Gue gak bisa" jawab Alara sekali lagi. Lantas meninggalkan Alfian seorang diri yang menunduk terluka, kala patah hati dari sebuah penolakan.
Alara mengusap pipinya yang basah akan air mata, ia bukannya tak menyukai Alfian hanya saja trauma di masa lalu membuatnya takut kembali terlena pada cinta.
Laki-laki sebaik Alfian mana pantas disandingkan dengan perempuan rusak seperti dirinya.
Masa lalu itu kembali menghantui isi kepala.
"Aku gak akan ninggalin kamu Ra"
"I love you Ara"
"Sekali aja ya"
"Bukti cinta aku Ara"
"Heh, gue cuma penasaran aja sih sama lo"
"Yang gue suka itu Bela sahabat lo"
"Lo kan bekas gue, mana ada yang mau sama lo"
"Siapa suruh mau"
"Gue pacaran sama Bela, awas lo ngadu yang kita lakuin"
![](https://img.wattpad.com/cover/310633345-288-k540152.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Satu Arah [Selesai]
De TodoSeutuhnya permainan Dunia tidak ada yang tahu, 'dia' hadir dalam artian berbeda. Kasih sayang yang setara adalah sebuah angan berharga yang sampai kini belum ia dapatkan. Hukuman, kemarahan, terabaikan bahkan di salahkan menjadi makanan sehari-hari...