2

4.3K 221 13
                                    

"Rasa sakitnya semakin kentara dan ketidak pedulian menambah pedihnya"

_Reyhan Arsenio Ghazanvar_



Happy Reading

***



Hasil tidak selamanya sesuai ekspektasi terkadang gagal menjadi akhir, usaha bukan perkara hasil semata. Mungkin effort yang di berikan belum maksimal, gagal itu wajar dalam sebuah usaha.

Orang terhebat sekalipun pasti pernah mengalaminya, mereka berusaha keras bangkit dari keterpurukan belajar dari sebuah kesalahan.

Tapi di sisi lain tetap saja kegagalan adalah bagian dari mimpi buruk yang menakutkan.

Seperti dia, sosok laki-laki yang duduk bersandar pada kursi seorang diri. Dikala semua teman sekelas memiliki pergi ke kantin mengisi perut yang menjerit kelaparan Reyhan memilih berdiam diri.

Pikirannya menerawang jauh bersama 2 lembar kertas di tangannya, tinta merah tercetak jelas pada pojok kanan atas, ia sudah belajar tapi mengapa hasilnya tidak sesuai harapan.

Di kedua mata pelajaran itu ia gagal, sesulit itu ia mengejar nilai sempurna.

Jangankan 100 bahkan kedua kertas itu tidak memberikan setengah dari kesempurnaan itu. Matematika dan IPA adalah hal yang paling tidak bisa ia mengerti, terpaksalah ia harus melakukan ujian ulang di 2 mapel itu.

Yang ia takutkan adalah amukan sang kakek, pria tua itu sangat perfeksionis sedikit saja kekurangan dapat di pastikan satu rumah tidak akan mendapat ketenangan.

"Okey, sabar Rey ini cobaan, yang harus kamu siapkan itu mental sekuat baja" gumamnya mengatur napas menenangkan diri.

Puk

Netra coklat laki-laki berambut pirang itu jatuh pada sebuah pesawat kertas sederhana yang memantul pada pelipis. Tangannya terulur mengambil kertas yang dilipat sedemikian rupa hingga menyerupai segitiga sama kaki, menengok ke arah lain dimana seorang gadis mendekat dengan raut cerianya. 'Cantik' batin Reyhan bersuara.

"Kamu gak ke kantin Rey?" tanyanya setelah mengambil tempat di samping Reyhan.

"Enggak, aku lagi males aja sama yang namanya keramaian" alibi Reyhan.

Mana mungkin ia memberi tahu alasan yang sebenarnya, lagipula ia tak ingin mengumbar masalah keluarga sekalipun keluarga mereka sangat dekat.

"Kamu sendiri gak ke kantin?" gadis itu menggeleng seraya menumpukan sebelah pipi dengan tangan.

Reyhan menoleh pandangan mereka bertemu, rasanya sekarang jantung Reyhan ingin copot, gadis di hadapannya ini terlihat sangat menggemaskan.

Sepertinya lain waktu ia harus membeli obat anti senam jantung.

"Kamu ganteng Rey" celetuk gadis itu tanpa malu.

Reyhan membulatkan mata, pipinya bersemu merah refleks ia mengalihkan perhatiannya ke arah lain.

"Oh shit" desis Reyhan dalam hati.

"She's driving me crazy, I think my heart is beating fast, jadi jangan mengatakan hal itu" jeritnya dalam hati.

"Clarissa-"

"Tapi lebih gantengan kak Alfian sih"

Bunga-bunga berguguran dari atas surga terganti akan lelehan magma api neraka, definisi diajak terbang lalu di hempas terjun bebas tanpa parasut, sangat menyakitkan.

Tak Satu Arah [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang