28

2K 151 31
                                    

"Tidak mudah mendapat rasa percaya, jadi jangan sekali-kali mengecewakannya"

_Reyhan Arsenio Ghazanvar_







Happy Reading

***









Menghela napas lelah Reyhan duduk bersandar di kursi panjang taman belakang sekolah, kurang lebih satu jam lamanya ia mendengarkan ocehan gadis yang berdiri dihadapannya.

Ia tak membantah atau berusaha membela diri, hanya diam membiarkan kekasihnya itu berbicara seorang diri.

Clarissa gadis itu tipikal orang yang posesif, dia akan cemburu pada hal-hal yang mungkin saja melemahkan posisinya.

Hal itulah yang Reyhan tangkap dari kemarahan Clarissa, merasa Alara berpotensi besar mengancam keberadaannya, ya padahal Alara itu sahabat sekaligus seorang yang Reyhan anggap kakak perempuan.

Selain itu juga ia menyadari satu hal yaitu obsesi dalam diri gadis itu, dari apa yang dikatakannya berulangkali ia yakin Clarissa tidak akan tinggal diam jika merasa ada yang berpotensi menggeser dirinya.

"Udah, marah-marahnya udah? Atau mau lanjut lagi? Silahkan" ucap Reyhan kala Clarissa berhenti berbicara.

Tadi Clarissa dengan cemburu buta menampar Alara dan berakibat perang kekerasan diantara kedua perempuan bar-bar itu, untung saja ia sebagai pencinta damai menengahi keduanya.

Ia membawa Clarissa pergi dari sana begitupun Alara yang di seret pergi oleh Alfian yang kebetulan datang bersama Clarissa. Jika tidak sudah di pastikan warga sekolah akan geger dan yang lebih parah Reyhan yang dipersalahkan oleh keluarganya.

"Kamu denger gak sih aku bicara? ngerti apa yang aku maksud?!" seloroh Clarissa merasa apa yang satu jam lebih ia paparkan sia-sia.

Reyhan tersenyum tipis menarik pergelangan tangan Clarissa agar duduk di sampingnya, menyelipkan helaian rambut ke belakang daun telinga gadis itu, Reyhan menatapnya lembut.

"Kamu gak seharusnya marah seperti itu, apalagi sampai main tangan kayak tadi. Aku gak suka sama cewek kasar" Reyhan menatap tepat pada obsidian hazel pacarnya.

"Terus aku harus ngapain, nontonin kalian yang mau kissing gitu?! Dia tarik itu kerah baju kamu, dia sentuh ujung bibir kamu, jarak kalian yang sedekat itu. Aku harus ngapain Reyhan lihat itu! Pacar aku sedekat itu sama cewek lain aku harus diam kayak orang tolol gitu!" damprat Clarissa.

"Iya itu! Harusnya kamu gak ganggu aku yang mau ciuman, kamu harusnya muncul pas udah selesai aja. Jadi gagal kan silahturahmi bibir" seru Reyhan kecewa.

Gadis itu kembali merasa terbakar, perkataan orang-orang tadi dan sekarang pengakuan Reyhan membuatnya dilingkupi rasa cemas.

Apa Reyhan menyukai gadis bernama Alara itu?

Apa selama ini dirinya bukan satu-satunya?

"Apa Rey?! Kamu bilang apa?! Apa?!" cecar gadis bermanik hazel itu menjambak rambut Reyhan kasar, hingga laki-laki itu menjerit minta dilepaskan.

"Kita aja yang pacaran gak pernah tuh kiss kiss, terus kamu mau kissing sama dia? Perempuan yang bukan siapa-siapa kamu?! Gila kamu!" Clarissa melampiaskan kekesalannya.

"Kamu mau di kiss juga? Bilang aja gak pa-pa kok, bibir kamu boleh juga walau mungkin gak semanis punya Kak Alara" ucap Reyhan dengan nada menggoda.






Tak Satu Arah [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang