Prolog

11.1K 411 14
                                    

"Memulai kisah sendiri bersama luka dan bahagia hanya seorang diri"

_Reyhan Arsenio Ghazanvar_





~Tak Satu Arah~

***



Kala mata hanya mampu menyaksi, tanpa bibir mengisyarat suara meminta di perlakukan sama, sosok anak laki-laki itu hanya membiarkan saja beranggapan itu hal yang wajar.

Namun, lambat laun tidak lagi sama ada rasa berbeda yang mencoba mendominasi, 'iri' rasa itu selalu bermunculan di setiap netra coklat terang itu merekam interaksi menyayat hati.

Sekuat hati ia tersenyum seolah tak apa meski jauh di relung hati ia berteriak ingin menjadi sang kakak.

Suatu hari ia pernah bertanya pada pria yang paling di segani dalam keluarga, kulit yang mengkerut menandakan usia yang tak lagi muda bukan suatu hal yang mampu meruntuhkan bahu tegap dengan gagah berwibawanya.

Kata perintah yang diucap tak ada yang berani menentang, Parvez Garendra Mahardika nama pria yang disebutkannya Kakek.

Ia tegas dan sosok pria yang gila akan kedudukan, nomor satu adalah moto pria itu tidak ada bahasa gagal dalam keluarganya.

Dan sayangnya hal itu dituruni anak laki-lakinya Khaisan Jareth Mahardika, tak jauh beda dari sang ayah ia mendidik anak-anak nya dengan sangat keras.

Ah, lebih tepatnya hanya pada dirinya saja.

"Kakek kenapa aku tidak boleh tidur bersama Papa dan Mama sementara Kak Al boleh?" tanya anak berusia 4 tahun itu.

"Ck, jangan kau tanyakan padaku bocah! aku memiliki banyak pekerjaan yang lebih penting daripada menjawab pertanyaan tidak jelas itu!" itu adalah kata yang akan selalu diberikan sang kakek.

Anak itu bungkam memilih pergi tak ingin lagi mengusik sang kakek, ia tak ingin push up sebanyak seratus kali atau berdiri di bawah terik mentari sebagai hukuman karena terlalu cerewet.

Ia hanya akan berdiri menatap kebahagiaan orang tua dan sang kakak dari kejauhan, ingin mendekat tapi pasti tawa itu akan hilang entah kemana, menanyai beberapa hal tanpa ekspresi lalu pergi.

Lebih baih dirinya menjauh daripada harus merasa sakit secara terang-terangan.

"Kalau kamu mau di sayang seperti Alfian ya berjuang! jangan menangis merengek ini dan itu, saya tidak suka memiliki cucu cengeng!" Sentakan keras kakek ketika menjumpai ia menangis, dan selalu diakhiri dengan tarikan keras pada rambut di samping pelipis, hukuman karena menangis katanya.

Namun pada titik tertentu ia mengucap kata mundur atas usahanya selama bertahun-tahun, bukan karena tekanan melainkan sosok seorang Reyhan Arsenio Ghazanvar sadar segalanya tidak lagi berguna.

Lalu langkah kecilnya menghilang dengan luka yang menganga lebar.

Sebuah kesalahan yang telah membuat dirinya tak mampu berkutik, selain menyadarkan diri untuk pergi.

Ada berbagai pertanyaan yang ingin ia utarakan di waktu yang tepat. Tentang Siapa sebenarnya Reyhan Arsenio Ghazanvar.

Kisah ini akan membawa jejak dalam luka sosok Reyhan.

Tetang cinta juga penghianat yang tak terduga.

Ini tentang Reyhan dengan segala permainan semesta.



***


Hallo Hallo !!!

Saya bawa cerita baru lagi, semoga suka ya.

Tokoh nya masih berinisial 'R'

Tebak di awal, happy or sad end ?

Ada yang ingin di sampaikan??

Jangan lupa tinggalkan gamparan 🔪

Vote serta koment nya kawand 🤩

Maafkan typo ya 💙

gisart, 4 Agustus 2022

Tak Satu Arah [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang