"Tidak semua orang mengerti apa yang kita rasakan dan tidak semua orang peduli sakit coba di tutupi. Jadi, ketika kamu berada di fase itu jangan terlalu berharap kepedulian dari orang lain"
_Reyhan Arsenio Ghazanvar_
Kalau ada yang memberi komentar di setiap paragraf, saya UPDATE setiap hari!!! 😂
Mana mungkin ada 😂
Bye Bye part selanjutnya.....
Happy Reading
***
Laki-laki berkulit putih bersurai hitam mengetuk pintu kamar orang tuanya, tak lama terdengar sahutan mengizinkannya masuk.
Alfian mendorong hati-hati daun pintu, agar tidak menimbulkan suara berisik di malam hari, obsidian nya menangkap sosok wanita yang tengah bersandar pada dipan tak lupa dengan majalah kecantikan yang di bacanya.
"Ma" panggil Alfian duduk di samping ibunya.
Sandra meletakkan majalah itu di samping kanannya, beralih fokus pada putra sulungnya.
"Ada apa Al? Kamu seperti sedang banyak pikiran" ucap Sandra lembut.
Bukannya menjawab anak laki-laki itu justru merebahkan kepala di atas pangkuan sang ibu, ada sesuatu yang mengusik dirinya.
Alfian ingin berbicara tetapi ia sedikit ragu, bagaimana jika mama marah atau tersinggung nantinya.
Tangan Sandra terulur mengusap surai putranya keibuan, anaknya itu sering kali melakukan berlaku manja ketika ada sesuatu yang mengganjal hatinya.
"Ada apa Al? Apa kamu sakit?" Alfian menggeleng memejamkan mata menikmati elusan ibunya.
"Ma" panggil remaja itu.
"Iya?"
"Boleh nggak Reyhan lanjutin sekolah nya di sini aja, sekolah di sini kan banyak kenapa harus jauh-jauh ke Jakarta" Alfian berucap sarat akan permohonan.
Sandra menghentikan pergerakannya, ia sedikit tertegun mendengarnya. Memang benar sekolah di kota ini banyak, dan ia juga sudah membicarakan itu pada suaminya tapi apalah daya Khaisan sangat keras kepala.
Pria itu lebih ikhlas berjauhan dari Reyhan daripada mencoba membuat anak itu menerima kenyataan tentang perjodohan Clarissa.
"Kamu tahu betul bagaimana watak papamu itu, sangat sulit membuatnya mau merubah keputusan apalagi menyangkut Reyhan. Jadi, ya sudahlah, ini yang terbaik" ucap Sandra.
Alfian menatap ibunya yang terlihat tidak begitu peduli dengan adiknya itu, apa sebenarnya yang menyebabkan keluarganya ini tak begitu menganggap Reyhan.
Alfian melihat hal yang aneh dalam keluarganya, bagaimana tidak. Terkadang ia melihat tatapan teduh kedua orang tuanya utuk Reyhan dari kejauhan tapi di waktu bersamaan kedua orang tuanya itu berlaku tidak peduli secara terang-terangan.
"Tapi kan kasihan Reyhan nya ma, dia pernah bilang mau masuk SMA yang sama kayak Al, dia pasti merasa kecewa banget" sendu Alfian.
"Memanganya dia bisa sekolah di tempat kamu? Dia tidak sepintar itu Al, yang ada dia akan gagal dan terus gagal. Mama sudah memikirkan itu dan Mama yakin dengan apa yang terbaik untuk Reyhan" sahut Sandra, ia sebenarnya tidak suka dengan jalan yang dipilih suaminya tapi jika di pikir-pikir lagi mungkin dengan begitu semuanya akan berjalan normal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Satu Arah [Selesai]
De TodoSeutuhnya permainan Dunia tidak ada yang tahu, 'dia' hadir dalam artian berbeda. Kasih sayang yang setara adalah sebuah angan berharga yang sampai kini belum ia dapatkan. Hukuman, kemarahan, terabaikan bahkan di salahkan menjadi makanan sehari-hari...