Extra 2 Yang hilang

2.5K 153 8
                                    

"Jaga diri baik-baik, ingat kau tak hanya membawa harga dirimu sendiri. Melainkan ada harga diri dan kepercayaan orang tua yang harus kau pikul."

_Alara_

Happy Reading

***








Berbulan-bulan lalu ia berdiri di atas rooftop cafe ini, lengkap dengan buket bunga dihias pita merah muda yang ada di genggamannya. Kala itu tepat empat hari setelah pesta kelulusan diselenggarakan.

Masih teringat jelas raut terkejut dari seorang perempuan saat sederet kata ia lisankan, intisari kalimatnya masih sama yakni sebuah ajakan.

"Aku suka sama kamu Ra, kamu mau gak jadi pacarku?" ucap cowok itu gugup.

Dari kalimatnya jelas menyiratkan sebuah harapan. Namun, gadis itu hanya diam dengan sorot mata tak tertebak.

Alfian kala itu menunggu jawaban di buat kian gelisah, memberanikan diri meraih jemari perempuan dengan eye cat khasnya.

"Alara" panggil Alfian lembut.

"Maaf, Al. Gue gak bisa" ucap Alara melepas genggaman tangan cowok itu.

"Kenapa? Ini yang ketiga kalinya kamu nolak aku Ra, pasti ada alasannya kan? Apa aku kurang berjuang ya? Apa kamu suka orang lain?" cecar Alfian.

"Enggak gitu Al, tapi gue emang gak bisa jadi pacar lo."

"Tolong kasih tahu aku alasannya, kenapa kamu gak mau pacaran? Aku bisa liat kamu mencoba menahan sesuatu di sini, ada hal yang ngebuat kamu nolak aku, Kan?"

"Gue bilang gue gak bisa jadi pacar lo, Al! Ngerti gak sih!" sentak Alara meninggikan suara.

"Ya tapi kenapa?! Kasih tahu aku alasan yang masuk akal, biar aku ngerti!" balas Alfian tak kalah menyentak.

"Kok Lo kesannya maksa sih!" hardik Alara melangkah pergi.

Tak seharusnya Alfian menaruh hati kepada dirinya, ia merasa tak pantas bersanding dengan laki-laki yang bisa dibilang sempurna dalam beberapa hal.

Terlahir dari keluarga terpandang, pergaulan nya terjaga berbeda dengan ia yang lahir dari keluarga yang berantakan bahkan terjerumus ke pergaulan bebas.

"Aku memang pemaksa Ra. Sebelum kamu menerima aku atau setidaknya menjelaskan alasan penolakan kamu, aku gak akan biarin kamu pergi gitu aja" ujar Alfian menarik pergelangan tangan gadis itu hingga kembali berdiri di hadapannya.

"Lepas!" sentak Alara mencoba melepas cekalan tangan Alfian.

"Lo bisa dapat cewek yang lebih dari gue, Al! Lo baik, lo pintar, lo kaya, lo lebih pantas bersanding dengan seseorang yang setara dengan lo!"

"Gue akui, gue nyaman sama lo! Gue sayang lo, tapi gue lebih sadar diri kalau gue gak pantas untuk lo maupun orang lain" ucap Alara menurunkan nada suaranya.

Alfian tersenyum tipis.

"Kamu salah kalau berpikir seperti itu Ra. Kamu pantas untuk siapapun, jangan mengecap dirimu tidak pantas di cintai seperti itu!" tegas Alfian seraya meletakkan buket bunga di atas meja.

"Tidak ada salahnya memberi kesempatan pada hubungan kita, Ra. Aku yakin kita bisa saling melengkapi. Aku juga bukan orang yang sempurna, aku banyak kurangnya Ra" ucapnya.

Orang lain mungkin melihatnya sebagai orang yang sempurna dengan kehidupan yang bahagia, orang yang baik juga seorang anak yang berbakti kepada orang tua.

Tak Satu Arah [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang